#Usaha

57 6 0
                                    

Zeyra dan Zahra sedang belajar bersama sebab hari ini tidak ada jadwal mengaji, Zahra dan Zeyra hanya beda 2 tahun namun tidak ada istilah membeda bedakan antara yang tua dan yang muda.

"Kak Zahra." panggil Zeyra

Zahra pun menoleh. "Kenapa? Btw jangan panggil Kak dong, ga nyaman banget Zey." jawabnya jujur.

"Tapi kan Kak Zahra lebih tua dari pada Zeyra."

"Gapapa, cukup Zahra saja." ucapnya sekali lagi.

"Zahra tinggal dulu ya Zey." ujar Zahra lalu dengan cepat di angguki oleh Zeyra.

~~~~~

Byurrr..

"Astaghfirullah." batin Zahra melihat gamisnya penuh dengan kotoran dari selokan.

"Kamu ga tau diri banget ya Zahra." ucap Wanita itu tak lain adalah Ustadzah Fera.

"Maksud Ustadzah apa? Kok nyiram saya gini." ujar Zahra mendengus kesal.

"Saya menyukai Gus Fatih, jadi kamu harus jauhin dia." jelas Ustadzah Fera.

"Ustadzah benar benar gila ya, untuk apa saya dekatin Gus Fatih selagi belum ada Rasa Suka saya terhadapnya." lontar Zahra membuat Ustadzah Fera semakin memanas.

"Kamu yang GILA ZAHRA, SAYA MENYUKAINYA SELAMA BELUM ADA KAMU DI SINI."
Plakkk

Ustadzah Fera menampar keras pipi Zahra sampai Zahra meringis kesakitan, ustadzah Fera benar benar  bukan Ustadzah sesungguhnya.

Ustadzah sesungguhnya bukan yang menampar murid tanpa adanya kesalahan.

"Awsh." gumam Zahra.

"Ingat itu Zahra Zeavana Utami." mata Ustadzah Fera terus saja menatap tajam kearah Zahra, namun Zahra hanya menunduk seraya memegang pipinya.

"KAMU DENGAR TIDAK?" tegas Ustadzah Fera, tak ada jawaban dari Zahra, dengan segera Ustadzah Fera pergi dari tempat itu.

"Saya ga akan segan segan membunuh kamu Zahra." ucap seseorang.

"Ayo berubah Zahra, jangan lemah." ujar jati diri yang ada di tubuh Zahra.

"Saya benci cinta." ucap Zahra tersenyum sinis ke arah tanah.

~~~~~~

"Kamu kenapa Zah?." ujar Lulu panik melihat Zahra berbaring lemah lalu ia memegang jidat Zahra.

"Astaghfirullah kamu demam Zahra, bentar aku ambil kompresan dulu." Hendak Lulu berdiri, namun tangan Zahra mengambil alih tangan Lulu.

"Jangan Lu, aku ga papa kok." tolak Zahra dengan senyum

"Gapapa gimana sih Zah, kamu panas banget gini."

"Cukup peluk aku aja ya." ujar Zahra dan di angguki oleh Lulu alhasil mereka berdua berpelukan

"Jangan tinggalin aku Lu."

"Iya Zahra, sekarang kamu istirahat ya." ucap Lulu lalu melepas pelukannya dan menarik selimut ke arah badan Zahra.

"Makasih."

Lulu pun mengangguk. "Iya sama sama." ia pun pergi ke luar untuk menyiram tanaman tanamannya.

5 menit Lulu pun kembali melihat kondisi Zahra, tapa sengaja ia melihat luka merah di pipi dia. "Astaghfirullah Zahra kamu di tampar siapa si." batin Lulu.

perjalanan tak disengajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang