"Gue takut baper, " gumam Adinda.
"Nggak usah takut, karena gue yang lebih dulu baper sama Lo!" jawab Ben.
"HAH!?'
"Din... Gue suka sama Lo, " ujar Ben.
"Su-suka?" gugup Adinda.
"Lo mau nggak jadi pacar halal gue?" tanya Ben.
"Pacar!"
"Sorry... Setelah sekian lama, gue baru bisa nyadar dan bisa ngomong kalo gue suka sama Lo, " jelas Ben
"......"
Suka? Pacar? Cinta? Ah... Kata-kata itu tak pernah Adinda duga jika suara saat akan keluar dari mulut Ben.
Gue jawab apa? Oyy .. jawab apa oy? Otak gue nge-blank! - batin Adinda bingung.
Gimana nih! Nggak telat kan kalo baru ngomong sekarang? - batin Ben gugup.
"Gimana? Lo mau?" tanya Ben.
"Em... Boleh kasih waktu buat mikirin itu nggak?" tanya Adinda.
"Iya nggak papa, Lo jawab kalo Lo udah siap aja, " jawab Ben.
"Oke, "
Nunggu jawaban bukan berarti di tolak kan? - batin Ben cemas.
Ben dan Adinda kepanitiaan makan dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Namun, mereka saling diam, bahkan sekedar memandang pun ada rasa canggung.
"Udah makan nya? Nggak mau nambah?" tanya Ben menghilangkan kecanggungan hakiki ini.
"Nggak usah..."
"Habis ini mau kemana?" tanya Ben.
"Pulang aja deh, "
"Ya udah, kayaknya udah mulai malem juga, " jawab Ben.
Adinda berjalan mendahului Ben, bahkan ia juga masuk mobil lebih dulu. Di dalam mobil pun mereka saling diam. Mobil itu benar-benar hening, hanya ada suara musik yang terdengar.
(◕ᴥ◕)
Di rumah keluarga Cameron.
Adinda turun mendahului Ben, lalu langsung masuk kamar tanpa menghiraukan apapun. Sesampainya di kamar, Adinda langsung masuk ke dalam kamar mandi, membasuh wajah dengan air dan memandangi pantulan dirinya di cermin.
"Pacaran? Gue nggak pernah pacaran selama ini, dan semua cowok yang temenan sama gue itu nggak lebih dari temen, " gumam Adinda.
Jawab apa coba kalo udah gini? Terima? Terus setelah itu gimana? - batin Adinda.
Adinda kembali membasuh wajahnya lalu keluar, ia melihat Ben sedang duduk di sofa memegangi ponselnya. Adinda mengalihkan pandangan seolah tidak melihat Ben
Ngindar? Kenapa ngindar? - batin Ben saat melihat Adinda menghindari nya.
Adinda mengambil ponselnya, memakai earphone dan memainkan game online untuk mengalihkan perhatian nyanl.
Anjir! Udah main game juga, kok malah nggak bisa fokus sih! - batin Adinda.
Adinda mencoba untuk streaming film, namun tetap sama. Ia malah semakin tidak padam dengan alur filmnya.
Aelah.... Napa gini banget hidup gue! - batin Adinda kesal.
(◕ᴥ◕)
Pukul 02.00
Jam sudah menunjuk pukul 2 malam, namun mata Adinda masih bekum terpejam. Otaknya masih aktif dan enggan beristirahat. Padahal, Ben sudah tidur pulas tanpa beban di samping Adinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...