Agh

3 0 0
                                    

Suara berisik itu sungguh membuat Kala jengah. Ia sudah berusaha mengabaikannya sejak sejam lalu tapi suara itu tidak kunjung berhenti.. malah semakin terdengar dan membuatnya muak.

Dengan langkah gontai ia menuruni tangga untuk melihat dan mungkin sedikit protes pada seseorang yang sudah Kala pastikan dari dia lah suara itu berasal.

"Lagi ngapain sih kak?" Itu Nala. Kakaknya. Berkutat dengan penggorengan panas dan dua goreng telur gosong memenuhi penglihatan Kala.

"Eh Kal. Sorry, kebangun? Kemarin pagi kan Kala yang bikin sarapan. Sekarang ceritanya kakak mau gantian bikin saparan. Apalagi ini hari pertama Kala di kelas 3 kan? Jadi kakak aja yang bikin sarapan." Ucap Nala bersemangat.

"Tapi itu gosong kak." Kala menunjuk dua telur mata sapi yang teronggok dipenggorengan.

"Kala gak mau makan makanan gosong. Lagian kakak gak bisa masak. Kala udah bilang gausah repot-repot bikin Kala tambah repot. Kelas tiga itu luar biasa bikin kesel karna baru mau masuk Kala udah ada hal yang harus di kerjakan dan hari pertama masuk kelas Kala malah harus makan makanan gosong?" Protes Kala kesal.

Keputusan Nala yang ingin membuatkannya saparan terdengar sangat konyol. Nala tidak pernah menyentuh dapur. Ia anak pertama yang beruntung lahir dan besar saat orang tua mereka masih sangat berkecukupan. Nala bahkan mempunyai banyak baju bagus, mainan yang lucu dan tentu saja kasih sayang yang tidak bisa Kala dapatkan.

Disaat orang tua mereka kehilangan semua kekayaannya harapan mereka cuma Nala, Nala, dan Nala. Orang tua mereka tidak pernah lihat Kala di posisi yang mampu lebih baik dari Nala.

Orang tua mereka selalu mendahulukan Nala sebagai seseorang yang harus mereka perjuangkan pertama kali. Sementara Kala hanya kebagian sisa nya saja. Semenjak keluarga mereka kekurangan Kala tidak pernah kebagian barang baru dan hanya mendapatkan apa yang sudah tidak dibutuhkan Nala.

Maka dari itu Kala tumbuh lebih mandiri dibanding Nala. Semua hal yang orang tuanya berikan kepada Nala. Kala lakukan untuk dirinya sendiri.

Dan sedikit banyak nya juga Kala jadi merasa iri terhadap apa yang dulu Nala punya. Maka dari itu setelah orang tua mereka pergi. Kala mungkin sudah tidak perlu memakai topeng nya lagi.

Ia tidak perlu terlalu menghormati Nala sebagai kakak. Atau menuruti apa yang Nala minta sesuai dengan perintah mamanya.

Lagian Kala bisa hidup sendiri. Dan ia ingin lihat, apakah kakaknya akan mampu bertahan sepandai dirinya. Tanpa orang tua mereka.



Sepanjang yang Kala tau, dunia benar-benar mengerikan
*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tutup MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang