"Na, besok anak anak mau tahun baru'an bareng kamu ikut?"
"Gak tertarik"
Nasa, jawabannya akan selalu sama ketika sahabatnya mengajak ketempat ramai. Nasafa Azkana, gadis penyuka seni. Kalian pasti bisa menilai bukan anaknya ga ramah, bintang satu huhu
Nasa begitu senang jika mengunjungi museum, toko buku lalu makan escream didekat toko buku lalu berjalan mencari es kopi vanila latte kesukaannya dan pulang melewati tempat-tempat favoritnya.
"Besok jadwal kamu mau kemana?"tanya sahabatnya
"Biasa, toko buku"ucapnya sembari memakan sandwich yang baru dibelikan sahabatnya
"Aku ga ditawarin ikut?"
Nasa menggeleng
"Ga mau aku temenin juga?"
"Kalim! Aku bukan anak kecil tahu. Masa apa-apa harus ada kamu sih"kesal Nasa
"Kenapa na, kamu ga suka aku ada?"
"Enggak gitu, Kalim!"
Laki-laki itu pergi meninggalkan Nasa, meninggalkan kekesalanya pada sahabatnya itu. Kalim Putra Kharisma, laki-laki pertama yang menegur Nasa saat penerimaan Maba di Universitas mereka.
"Ih, tumben sensi banget tuh anak. Lagi dateng bulan apa gimana?"tanya Nasa pada diri sendiri.
Nazafa dan Kalim adalah sahabat sejak 2 tahun yang lalu, pertemuan pertama mereka sebelum di kampus adalah disebuah museum yang dimana menyelenggara nya adalah kawan Kalim.
Berteman dengan gadis keras kepala bukanlah hal yang mudah untuk Kalim, terlebih lagi gadis itu memang tak mudah membuka diri atau bahkan menceritakan bertapa lelahnya hari ini.
Nasafa dan dunianya, gadis itu suka sekali sendirian. Berpergian di malam hari dengan membuat Ante mira, tantenya akan selalu khawatir mencarinya.
"Nasafa! Kamu ini ga capek apa bikin Ante mu ini jantungan mulu! Ini udah jam berapa nak. Kalo sampe kamu kenapa-kenapa gimana?!"teriaknya pada Naza
"Nasa gapapa, ante"balasnya seperti tak ada rasa bersalah
"Iya tahu! Ante yang apa-apa sayang, untung ada si Kalim kamu nii"
Meskipun begitu, anak itu tidak akan pernah kapok untuk membuat hal yang hampir setiap malam merepotkan Amira dan Kalim.
Nasa masih diam ditempat sesekali memainkan jari jemarinya, sementara Amira masih menatap kesal pada ponak'an nya itu. Menghadapi bertapa bebal dan keras kepalanya seorang Nasafa.
"Na, Kalo mau keluar kamu bisa kabarin aku, sesusah itu emang ngasih tau ke aku?"ucap Kalim
"Aku kan ga bawa handphone, kal"
"Iyakan sebelum itu bisa ngabarin"
Nasa diam sejenak, "lagian kan aku bisa pergi sendiri"
Kalim menarik napas sembari menoleh pada sahabatnya itu, "Nasa sayang, kamu tahu diluar bahaya apalagi ini malem. Kalo hal yang emang kamu butuhin banget itu penting, kan bisa minta tolong mang amir atau mbak wati"
"Tapi aku mau cari sendiri, kalim"sahut Nasa
"Memangnya apa yang kamu cari, Na?"
"Jati diri aku"ucapnya lirih
Kalim terdiam sesaat, laki-laki itu kebingungan menanggapi jawaban yang ia tanyakan sendiri. Kalim tahu bertapa kerasnya hidup Nasa, hidupnya terlalu hambar seperti tidak ada lagi warna.
Tapi percaya atau enggak, kalim akan selalu ada untuknya memberi warna baru disetiap harinya. Karena Nasa, harus bahagia.
• • •
Halo halo halo kawandd, ini cerita baru puyuu.
Semoga kalian sukaaa yaaah ʕ•ε•ʔMaaf bangett kaloo rada gimana gimana, tapi aku bakal memberikan yang baik meskipun bukan terbaik, tapi aku usaha kok xixi
lopeyouu all,
Happy reading! ('∀`)♡• • •
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasafa Kalim
Fanfiction"seengaknya na, kalo kamu gabisa baik sama orang lain, cukup sama diri kamu sendiri" Aku berusaha menyakinkan semesta untuk memberi mu bahagia yang tiada tara, jika caranya adalah menjauhkan mu dari aku. Maka, lakukan lah wahai semesta. lakukan lah...