DS 37

4.5K 750 59
                                    

***

"Aku dengar kau... sudah menikah?" Gabriel menatap Lysander yang tengah meminum kopi pahit yang rasanya seperti ban karet itu. Jika boleh jujur, Gabriel memilih meminum jus jeruk kelebihan gula daripada kopi mematikan Lysander.

"Secara tubuh, iya, aku sudah menikah, tapi secara jiwa aku belum menikah." Gabriel mengangguk paham.

"Tetap saja" Lysander tersenyum kecil.

"Ah benar, mengenai Kim Eun Mi, Lee Do Hwan, dan Lee Na Ri, boleh aku ikut membantu?" tanya Gabriel. Lysander menatap pria tersebut.

"Kau yakin?" tanya Lysander, Gabriel meletakkan lattenya tanpa suara pada tatakan.

"Aku yakin, kau pikir aku pernah bercanda mengenai masalah seperti 'ini'?" tanya Gabriel balik.

"Kalau memang kau yakin dan tidak keberatan, aku tidak masalah, bantulah Jimmy." Gabriel mengangguk.

"Oke, bukan sebuah masalah besar dan tidak membebani sama sekali." Ujar Gabriel dengan tenang. Lysander menyukai segala ketenangan yang ada pada diri Gabriel.

"Ah benar, kau bilang ingin menceritakan sesuatu tadi saat kita jalan, apa itu?" tanya Lysander.

"Aku dan Jimmy pernah sekolah di Jepang, kami teman satu kelas Yuta, kami begitu dekat dengannya, kami bahkan masih bertukar pesan tapi baik aku dan Jimmy tidak pernah memberitahu pekerjaan kami padanya. Selain itu saat liburan musim panas, kami datang ke Korea untuk liburan dan menyelamatkan si bungsu Lee yang sedang berkelahi dan hampir menjadi korban penculikan." Lysander mengerjap.

"Woah~ kalian lebih dulu bertemu dengan para tuan muda itu dibanding denganku." Tutur Lysander.

"Itu sudah lama, hanya aku tidak tahu kalau mereka bisa melakukan hal seperti itu pada mendiang istri mereka." Ujar Gabriel.

"Kau tahu kan orang jatuh cinta itu bisa jadi bodoh?" Gabriel mengangguk, karena biasanya dia juga mendadak jadi orang bodoh ketika dulu ditinggal berdua saja dengan Lysander. Termasuk hari ini, sebenarnya sejak tadi dia berusaha untuk tidak bersikap bodoh dan terlihat baik-baik saja di depan Lysander, untuk terlihat tidak 'terlalu' bahagia.

"Tapi, karena kau mendadak membicarakan mereka yang bodoh dan menyangkut Jaemin, aku jadi ingat, bagaimana ya kabar para mantan itu saat ini?"

***

"Beruntung sekali aku bertemu kalian, mari kita duduk dan bicara!" Reyn (Ryujin), perempuan itu nampak sangat berani dan tangguh, tidak terlihat takut sama sekali dengan para orang di depannya yang semuanya adalah tuan muda.

"Tidak bisa! Kami harus bertemu Nana! Sekarang!" Renjun menolak untuk duduk bersama, Reyn menyeringai, dia kesal saat seseorang tidak mau mendengarkan perkataannya. Jangan salahkan Reyn yang seperti ini, dia dididik dan dibesarkan di lingkungan yang keras dan penuh keegoisan, juga menjunjung tinggi harga diri, temannya saja Lysander.

"Aku bilang duduk!" Hyde yang paling senang melihat para tuan muda itu tidak berkutik.

"K-Kami duduk!" Jisung yang paling dulu duduk, baru diikuti Yangyang, Shotaro, Sungchan, Chenle, Jungwoo, baru yang lain. Reyn bangun dari posisinya dan melipat kedua tangannya.

"Jadi begini rupa dari orang-orang yang sudah melukai sebuah permata meski tanpa sengaja sekalipun? Tidak hanya satu, tapi dua permata sekaligus kalian hancurkan, eh?" entah mengapa para tuan muda itu merasa déjà vu akan ini.

"Ryu~ di sini banyak orang, mau menginterogasi mereka di ruangan yang lain saja. Pikirkan juga harga diri Nana kalau terseret ini." Ingat Caster (Bomin). Reyn mendengus kesal.

[ALL X JAEMIN] Different SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang