Heeseung, kakak semata wayang Jungwon yang kini sibuk akan kehidupan kuliahnya, menjadi aktivis serta ketua BEM UBH membuat Jungwon merasa kurang akibat afeksi dari kakaknya, tapi apa boleh buat? Heeseung memiliki tanggung jawab yang besar, bahkan sejak dulu.
Ia bertanggung jawab akan adiknya dari perbuatan orang tuanya, keduanya cerai saat Heeseung berumur 10 Tahun dan Jungwon 7 Tahun. Ia selalu membantu Jungwon, menafkahinya bahkan menghabiskan waktu untuk Jungwon. Jungwon merasa egois jika dirinya menggangu Heeseung, karena dirinya juga tidak bisa membalas se–peser–pun budi dari kakaknya.
Kini waktu menunjukan pukul 12 malam, tak seperti biasanya Jungwon masih terjaga, akibat LPJ kegiatan OSIS-nya. Mendengar suara terbuka Jungwon berdiri dan membukakan pintu, ternyata itu kakaknya beserta salah satu teman yang Jungwon kenal bernama Jake.
"Eh, J—Jungwon belum tidur?" Kata Jake
"Belum kak, eh kak Heeseung kenapa?" Melihat Jake menggendongkan tubuh Heeseung Jungwon panik dan menyuruh Jake untuk membaringkan Heeseung di sofa lalu mengambilkan minum untuk Jake.
"K—kak Heeseung kenapa kak Jake?" Jungwon bertanya sambil mengeluskan tangannya ke arah dahi Heeseung,
"Kamu ga nyium alkohol? Kakak-mu minum untuk yang pertama kali, maaf Won tadi kakakmu batu banget, udah kita larang padahal"
"HAH MINUM?"
"Santai Won, santai. Jadi gini kronologisnya..."
"–Heeseung sama pacarnya putus, sama proposal disuruh rombak ulang, kayaknya sih lagi banyak pikiran Won menurut aku"
"Bukan kayaknya kak, tapi emang."
"Maaf ya Won, gabisa jagain kakak kamu lebih baik"
"Gapapa kak, emang dianya yang batu. Udah pulang kak, udah mau jam 2"
Jake merapihkan barangnya kemudian berpamitan, kini Jungwon tetap terjaga sambil menatap mata sayu milik sang kaka. Kakaknya sudah diambang hidup dan mati, terlalu banyak tekanan yang dunia kasih. Kenapa kakaknya se-batu ini? Tidak mau kah ia berbagi sedikit pieces of his soul for Jungwon, rasanya sakit sekali melihat sang kakak menderita tersakiti.
Keesokan pagi, Heeseung membuka matanya dengan keadaan Jungwon berada dibawah sofa dan tidur terlelap, melihat jam yang menunjukan pukul 8 membuatnya terkejut dan memaksakan badannya untuk bangkit, tapi karena badanya belum mendapatkan energi cukup, jadi hanya goyangan dan lirihan kecil untuk membangunkan Jungwon.
"Jungwon... bangun... gak sekolah?"
Untungnya Jungwon tipe orang sedikit goyanganpun akan terbangun.
"Eh kak, sudah bangun. Aku ga sekolah, mau jagain kak Heeseung!" Serunya sambil mengucek-ngucek mata. Ia mencuci mukanya sedangkan Heeseung masib tiduran dikasur, menatapi langit-langit dan masih mencerna apa saja yang barusan terjadi.
Jungwon masuk kekamarnya sambil membawakan telur dadar sederhana dengan siraman kecap manis dan tambahan sensasi dari nasi hangat. Ia menyuapi kakaknya, "kak, ayo makan" Heeseung menurut dan mengunyahnya, rasanya ia seperti mendapatkan afeksi yang belum pernah sama sekali ia dapatkan, rasanya nyaman. Penat pikirannya hilang, dan hanya dirinya dengan zona nyamannya.
"Maaf ya kak, Jungwon cuman bisa masak telor dadar, bisa sih tapi kan belum tau jadi apa engga, jadi nyari yang aman."
"Gapapa, kakak seneng. Adek masak buat diri sendiri aja kakak seneng, apalagi adek masakin buat kakak, enak juga lagi. Makasih ya dek"
Mungkin, terlalu lama ia menghabiskan waktu untuk dunianya sendiri sampai tidam sadar bahwa di melewatkan masa remajanya adiknya, Jungwonnya sudah dewasa, bahkan terlalu dewasa untuk seusianya.
-
"Kak, boleh nanya ga?"
"Kenapa?"
"Kak... kenapa... minum?"
Sialan ia baru mengingat semuanya, mengingat bahwa ia datang ke salah satu bar untuk minum.
"Dek," ia tak kuat melanjutkan kata-kata selanjutnya, ia segera memeluk sang adik dan menangis pada rangkulan dadanya.Jungwon membalas itu dan membiarkan kakaknya untum menangis, ia terlalu lemah untuk tidak menangis.
"Gapapa, nangis aja. Cerita kalau udah siap aja... kak..."
Keeseokan harinya, Jungwon terbangun oleh suara lagu yang disetel Heeseung. Ia melihat playlist yang tampak pada hp Heeseung, ah... chase atlantic - consume
"Pagi dek""Pagi kak"
"Hari ini les vocal ga?"
"Les kak, kenapa?"
"Gua anterin ya?"
"Eh kalo kak Heeseung sibuk gausah, aku bisa naik gojek nanti, gampang. Yang ada ngerepotin kakak gak si"
"Yaelah, santai Won. Yokk"
Sesampainya di tempat les Heeseung memanggil salah satu guru untuk menjelaskan proses perkembangan vocal Jungwon, ternyata sangat bagus. Sempat Jungwon meraih tingkat pertama, sayangnya Heeseung tidak bisa datang pada saat itu karena sibuk.
"Besok Jungwon tampil kak, buat penilaian akhir. Kalau bisa tolong datang ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
hope ur okay [heewon]
FanfictionEND [Based On hope ur okay - Olivia Rodrigo] Written by Heeiswon'22 ≡ brothership ≡ 【Short Story = 2 chap ; <1000 words】 I hope you know how proud I am you were created. With the courage to unlearn all of their hatred. God, I hope that you're hap...