18 - Mencari Kebenaran

159 25 24
                                    

"Perempuan? Lagi?"

So Yoon tak menjawab. Raut wajah kecewa bercampur kesal dari sang suami sudah cukup membuatnya gentar.

"Gugurkan saja."

"Kau gila? Ini anak kita! Mana mungkin aku menggugurkannya!?"

"Untuk apa mempertahankannya? Kita sudah punya dua anak perempuan, sudah cukup. Aku ingin punya anak laki-laki."

"Siapa yang bisa mengatur jenis kelamin anak huh? Aku sudah melakukan semua yang kau sarankan dan hasilnya begini. Apa salahnya memiliki anak perempuan lagi?"

"Kalau kita tidak punya anak laki-laki, siapa yang akan mewarisi Julyu Group?"

"Apa salahnya mewariskan bisnis keluarga pada anak perempuan? Selama kita mendidik mereka dengan benar, mereka pasti bisa menjalankan bisnis keluarga dengan baik."

"Tidak, tidak akan bisa. Sekeras apapun kau mendidiknya, perempuan tetaplah perempuan yang lemah dan hanya bisa bergantung pada pria. Dunia bisnis ini kejam. Kalau Julyu di masa depan dipimpin oleh perempuan, yang ada Julyu akan bangkrut dalam waktu cepat."

"Perkataanmu benar-benar menghinaku sebagai seorang perempuan."

"Memang benar kan? Kau sendiri juga tak bisa hidup kalau tidak bergantung padaku," Woo Young tidak mau kalah. "Gugurkan saja sebelum semakin besar dan sebelum kau semakin merasa bersalah untuk melakukannya."

"Tidak, aku tidak akan melakukannya. Aku yakin anak-anakku kelak bisa menjadi penerus Julyu dan tidak selemah yang kau pikirkan!"

"Kalau begitu, silakan urus mereka sendiri. Didik mereka dengan benar agar mereka bisa menjadi penerus Julyu seperti yang kau katakan. Tunjukkan padaku kalau anak-anak perempuan ini memang bisa menjadi pemimpin tangguh," ucap Woo Young. "Setelah kelahiran yang ketiga ini, kau harus mempersiapkan dirimu untuk hamil lagi. Aku tetap harus mendapatkan anak laki-laki. Mengerti?"

So Yoon tak menjawab. Ia menatap sang suami yang kembali fokus pada komputer di depannya dengan nanar. Hatinya terluka, oleh perkataan Woo Young, juga oleh perlakuan pria itu kepadanya. Ia merasa diperlakukan seperti mesin pencetak anak yang harus terus menghasilkan sampai keinginannya terpenuhi.

Sejak mereka masih berkencan, Woo Young memang selalu begitu. Setiap kali membicarakan soal pernikahan, Woo Young tak pernah luput membicarakan keinginannya memiliki anak laki-laki. Sampai saat ini, So Yoon masih ingat betapa suaminya sangat kesal saat tahu bahwa anak pertama mereka perempuan. Saat hamil anak kedua pun So Yoon harus melihat suaminya membanting barang di rumah mereka begitu ia mengabari bahwa ia kembali mengandung anak perempuan. Kali ini, Woo Young memang tidak menunjukkan kemarahan yang berapi-api, tetapi, permintaannya untuk menggugurkan janin dalam kandungannya justru jauh lebih menyakitkan.

So Yoon memilih meninggalkan ruang kerja sang suami tanpa mengatakan apapun. Kedua manik matanya mulai berkaca-kaca, meratapi nasib yang begitu perih. Kehidupan pernikahan tidak seindah bayangannya saat masih berkencan dulu. Setelah mengikat janji sehidup semati dengan Woo Young, barulah satu persatu keburukannya terlihat, termasuk ia yang terus memaksakan egonya untuk memiliki anak laki-laki. So Yoon berpikir bahwa semakin bertambah usia, Woo Young akan semakin berpikir dewasa dan menerima apa yang mereka miliki. Ternyata, perkiraannya salah.

Tangan So Yoon mengusap perutnya yang mulai membuncit setelah menutup pintu ruang kerja sang suami. Ia menunduk dengan seulas senyum di wajah sekalipun perih mendera hatinya.

"Eomma percaya kau akan menjadi perempuan tangguh dan hebat. Kita buktikan pada ayahmu ya?"

Begitulah kalimat yang selalu dirapalkan So Yoon selama kehamilan ke tiganya. Selain menguatkan janin di kandungannya, ia juga menguatkan dirinya sendiri karena Woo Young tidak menunjukkan perhatiannya sama sekali. Menjelang persalinannya pun Woo Young malah meminta aasisten rumah tangga dan sopir yang bersiaga, seolah menunjukkan bahwa ia memang tidak menginginkan anak yang tengah dikandung oleh So Yoon.

LATIBULE (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang