Gina menatap kesal Sella yang tidak tahu malunya menghabiskan semua isi kulkas Gina. Dan sekarang Sella tertidur dengan tampang menyedihkan di atas ranjang serta laptop menyala dihadapannya. Sudah dua hari Sella menginap dirumah Gina karena orang tua Gina yang pergi keluar kota selama seminggu, alhasil Gina meminta Sella menemaninya tidur dirumahnya selama seminggu ini. Tapi sekarang Gina merasa menyesal, dia lupa kalau punya teman tidak tahu diri seperti Sella.
"WOI! SELLA BANGUN DONG! GUE MAU TIDUR DIMANA INI!"
Gina berkacak pinggang berdiri disebelah Sella menatap jengkel Sella yang malah merubah posisi tidurnya, makanan berserakan diatas ranjang, bagaimana Gina bisa tidur? Sedangkan hari sudah larut malam. Dari sepulang sekolah, kerja Sella hanya menonton Drakor. Rasanya kepala Gina hampir pecah menghadapi perlakuan Sella.
Gina mengguncang tubuh Sella kasar, membuat sang empu bergerak tidak nyaman, dan malah menendang tangan Gina dengan kesal. Hanya pelan tidak membuat tangan Gina kesakitan, namun tentunya Gina tidak terima, rumah punya dia, enak saja Sella berkuasa.
"Gak tau diri banget nih anak!"kesal Gina dan dengan kasar menarik kaki Sella hingga terjatuh mengenaskan diatas karpet.
"ADUH! Siapa sih yang ganggu mimpi indah gue? Gue tu lagi nikah sama Cha Eunwo tau!"racau Sella sambil duduk dan mengucek matanya.
Gina menarik telinga Sella dengan kesal."Sadar Sella! Jangan kebanyakan halu, dia tau lo hidup aja kaga!"
"Sakit! Gin, jangan patahin semangat gue buat ngejar Nunu gue dong."ujar Sella kesal dan berdiri dari duduknya sambil mengusap telinganya. Sella mengambil laptop nya dan meletakkannya diatas meja.
Gina menghela nafas kasar dan pergi keluar kamar untuk meminta bantuan pembantunya membersihkan tempat tidur, sedangkan Sella berjalan menuju kamar mandi.
Saat Sella keluar dari kamar mandi dia melihat semua kekacauan yang dia perbuat sudah bersih, dengan tenang dia kembali berbaring disebelah Gina yang sudah berbaring disana sambil memainkan ponselnya.
"Sayang deh gue sama lo gin."Gina memutar bola matanya malas.
"Gue masih normal, makasih."ujar Gina jutek.
"Lo pikir gue belok?"
"Mana tau kan?"ujar Gina acuh.
"Kurang ajar lo."kesal Sella dan berbaring menatap langit-langit kamar. Sella menghela nafas panjang, Gina walaupun terlihat cuek tapi perhatian, walaupun sering jutek tapi Sella nyaman. Antara Gina dan Sindi, Sella lebih nyaman dan aman apabila didekat Gina, dia sendiri tidak tahu kenapa.
"Gin."panggil Sella, namun Gina hanya menjawab dengan dehemam. "Menurut lo kenapa ya Arika waktu itu tiba-tiba nyerang gue? Terus kenapa dia bisa tau tentang keluarga gue?"
Gina memalingkan wajahnya menatap Sella."gue juga bingung Sell, dia tau darimana ya?"
"Gak tau. Gue udah berusaha nutupin semuanya, cuma orang terdekat yang tau siapa gue. Tapi Arika? dia tau semuanya."
"Pasti dia punya mata-mata Sell."Sella mengangguk memberikan.
"Selama ini gue gak pernah cari masalah sama dia, kenapa ya sekarang dia bisa terang-terangan benci gue?"
"Mungkin karena Aldebaran udah mulai ngelirik lo."tebak Gina yang di angguki Sella.
"Bisa jadi sih."
Mereka berdua terdiam beberapa saat hingga Gina kembali bersuara.
"Sell."
"Kenapa?"Gina menatap Sella dengan senyum canggung.
"Menurut lo, Kevin itu orangnya gimana sih?"Sella mengerutkan alisnya mendengar ucapan Gina. Namun setelah itu dia kembali memalingkan wajahnya menatap langit-langit kamar.
"Dia orangnya baik kok. Emang agak tengil sih, tapi hatinya lembut, dia suka jahil tapi gak jahat. Perhatian nya luar biasa. Dia kalau sudah sayang sama seseorang, dia gak akan biarin orang itu lecet sedikit pun. Bahkan mungkin dia mau mengorbankan dirinya sendiri demi orang itu."ujar Sella.
Gina yang mendengar itu terdiam, dia selalu kesal bila bertemu Kevin. Tapi hatinya selalu menghangat kalau sudah melihat wajahnya saja.
"Lo suka sama dia?"ucap Sella tiba-tiba yang membuat Gina gelagapan. Dia menggeleng cepat.
"Gak! apaan sih! Yakali gue suka dia, orang hampir tiap hari dia bikin gue kesel terus."
"Lo gak pinter bohong, Gin."ujar Sella tersenyum mengejek.
"Iya, yang pinter bohong itu lo."ujar Gina membuat Sella terdiam.
★★★
"Aldebaran sebenarnya siapa?"Sella menghela nafas panjang. Sepertinya sudah saatnya dia menceritakan kepada Kevin semuanya. Sella butuh bantuan Kevin dia tidak bisa terlalu lama penutupi semuanya sendiri.
Mereka berdua sekarang tengah berada di rumah Kevin. Mereka duduk di gazebo sambil memandangi kolam ikan dibawahnya.
"Sebenarnya gue udah lama kenal Aldebaran. Sejak gue masih kecil."
Kevin menatap Sella terkejut.
"Lo serius?"
Sella mengangguk kecil.
"Jadi maksud lo sebelum kejadian itu lo udah kenal Al?"
Sella kembali mengangguk."Jelasin! Maksudnya gimana?"
"Gue sebenernya cuma jadiin dia pelampiasan karena Aldebaran saat itu pergi keluar negeri."Sella menghela nafas sejenak." Tapi ternyata setelah lama pacaran sama dia gue jadi suka dan berniat ngelupain Aldebaran. Gak taunya gue dikhianati duluan."Kevin mengusap punggung Sella memberikan ketenangan.
"Sampai sekarang gue benci dia, gue juga benci perempuan itu, gue benci para pengkhianat itu, karena dia gue kehilangan orang yang sangat berharga setelah mama gue."Kevin memeluk Sella.
Kevin menatap wajah Sella yang sama sekali tidak mengeluarkan air mata, entah kenapa Sella sangat pintar menyembunyikan air matanya. Kevin akui topeng Sella memang sangat kuat.
"Tapi kalau lo udah kenal lama sama Aldebaran, kenapa dia gak kenal sama lo?"Sella menyandarkan punggungnya kepembatas gazebo. Kevin ikut bersandar tanpa melepas tangannya yang memeluk Sella.
"Dia hilang ingatan."
"Hah? Seriusan lo?"Kevin menatap Sella bertanya.
"Dulu, dia kecelakaan karena nolongin gue. Dia sempat dirawat dirumah sakit, tapi karena rumah sakit tidak memiliki fasilitas cukup, akhirnya kedua orang tua Aldebaran membawa dia berobat keluar negeri"Sella terdiam sejenak.
"Selama gue kenal Aldebaran, dia sama sekali gak pernah kasar sama gue, gak pernah bersikap dingin. Selalu natap gue dengan kasih sayang, gue hancur saat tau dia gak ingat gue lagi."
Kevin baru tau fakta ini. Ternyata Sella bagian dari masalalu Aldebaran. Bertahun-tahun kenal Aldebaran kenapa dia tidak tahu kalau Aldebaran kehilangan ingatannya? Apa karena Kevin tidak tahu betul siapa Aldebaran? Ternyata pertemanan tidak bisa sedekat itu.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEBARAN
Fantasy"Cukup! Lo itu murahan Sella!" Ucap Aldebaran dingin. "Ini gue Sella, Al! Kenapa lo lupain gue? Gue kangen Aldebaran yang dulu." Sella berkata lirih. Cerita gabut kebelet ending. pasti END!