Extra 4

2.9K 110 51
                                    

Hah, happy 1.1k readers! Sumpah, pas aku mampir ke detail cerita dan lihat kalau view novel ini udah 1k, aku terharu banget! 😭 Pokoknya makasih banyak untuk para pembacaku yang aku sayangi ❤️ Sebagai hari peringatan, aku update Extra 4, ya! Selamat membaca ❤️❤️❤️ jangan lupa vote dan komentar biar penulis semangat update Extra 5! ❤️

***

Auste and Alden Go to Salon

***

Auste menghela napasnya setelah kereta kuda megah dengan lambang kerajaan Teratia meninggalkan Istana Romeo.

Dia kini sedikit merindukan Allan, meski dia dan Allan baru saja berpisah tidak kurang dari lima menit yang lalu.

Akan tetapi, perasaan menggebu di balik rongga dadanya tidak bisa membohongi Auste.

Auste rindu.

Pada pria itu.

Auste cinta.

Pada pria yang kini menjadi suaminya.

Auste tidak bisa menahan debaran di dadanya setiap kali memikirkan rambut abu keperakan itu, mata biru safir yang ketika Auste melihat ke dalamnya, terdapat langit biru seluas angkasa, tubuh tinggi itu yang selalu sukses membuat Auste terpana, atau ketika setiap sentuhan lembut dan kehati-hatian dari pria itu, seolah untuk menjaga Auste tetap utuh dan nyaman.

"Ibu!"

Auste menatap putranya dengan sorot yang lembut. Tangannya mengusap rambut abu keperakan yang identik dengan Allan itu secara bertahap, lembut, menenangkan, sentuhan kasih sayang seorang ibu.

"Ada apa, Alden?"

"Bisa tidak Ibu tidak melakukan itu lagi?" ujar Alden sambil merajuk.

Auste mengangkat sebelah alis. "Melakukan apa?"

"Itu!" sambung Alden kesal. "Bermesraan dengan Ayah di depan Bibi!"

Auste kini mengerjap polos. "Memangnya kenapa? Bukankah Nona Helia baik-baik saja dengan itu?"

Alden menghela napasnya dengan kesal.

Bagaimana mungkin ibunya merupakan seseorang yang tidak peka? Alden beruntung karena dia mewarisi kepekaan Allan, sehingga dia bisa tahu dengan jelas mengenai perasaan sebenarnya Helia terhadap Allan.

Alden bisa tahu, meski usianya baru yang ketiga, dia tahu apa yang Helia rasakan.

Terlebih ketika Alden tanpa sengaja melihat Helia menangis sambil menggumamkan nama Allan beberapa kali. Tidak butuh waktu yang lama bagi Alden untuk menyadari bahwa terdapat perasaan pelik di dalam diri bibinya terhadap ayahnya.

"Itu terlihat benar di mata Ibu," balas Alden.

Alden bukannya mendukung Helia bersama Allan, sementara ibu kandung Alden sendiri lah yang menikahi Allan.

Alden hanya tidak ingin melihat Helia lebih terluka daripada sebelumnya.

"Terlihat benar?" Auste memiringkan kepalanya polos.

END | Look at Me, Your Majesty! [E-book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang