BAB 19 [END]

1.8K 112 65
                                    

Reihan menghirup udara segar sambil berjalan ke arah sel Jovino. Hari ini ia bebas dan ingin menemui Jovino terlebih dahulu. Namun saat sampai disana suasana sangat ricuh karena penemuan mayat pagi ini.

"Siapa yang meninggal pak?"- tanya Reihan pada petugas kebersihan disana. Sang petugas hanya diam. Merasa dirinya tidak akan mendapat jawaban, Reihan segera mendekati kerumunan itu.

Matanya terbelalak dengan tangan menutup mulut tanda terkejut. Disanalah Jovino terkapar tak berdaya dengan bersimbah darah. Cutter disampingnya menjadi saksi bisu atas insiden bunuh diri lelaki itu.

Reihan benar-benar shock. Ia hanya bisa menangis tanpa berkata apapun hingga Naufal dan Jevano datang. Mereka pun sama terkejutnya dengan Reihan. Bahkan Jevano menangis lebih kencang dari Reihan. Satu-satunya saudara yang ia miliki kini sudah tiada. Ia sudah tidak punya keluarga lagi sekarang.

Hari itu pun menjadi hari berkabung atas kematian Jovino, saudara kembar Jevano. Lelaki itu tidak habis pikir kenapa Jovino melakukan hal itu.

Jevano membuka buku harian yang ditemukan didalam sel tahanan milik Jovino. Polisi memberikannya tadi setelah pemakaman selesai.

.

Gue gatau kenapa Jevano masih baik ke gue setelah semua yang gue lakuin.

Jevano bener² kakak yang sempurna buat gue.

Gue pengen dapet hukuman mati itu, tapi Vano malah ganti jadi penjara seumur hidup.

Gue udah ngerencanain sesuatu dan gue bakal jalanin rencana itu. Entah kapan.

Naufal, maafin gue karena dulu gue udah nipu lo. Sorry ya bro🙂

Rei... Jangan lupain gue ya? Gue sayang sama lo, sorry karena gue harus ninggalin lo. I love you more, Rei❤

Jevano, jaga diri baik² ya.. Gue sayang sama kembaran gue ini hahaha. Kalo naufal gak jagain lo dengan baik, nanti gue gentayangin wkwk. Jangan nangis! Baca tulisan doang air mata lo jatuh, dasar cengeng.

Besok Reihan bebas. Tapi malam ini gue bakal jalanin rencana yang udah gue susun dari lama.

1 jam lagi rencana bundir gue berjalan. Gue ngelakuin ini karena ngerasa udah bosen idup. Rasa bersalah itu terus ngehantuin gue.

Bye world.

.

Jevano terus menangis setelah membaca beberapa halaman dari buku harian kembarannya. Rasanya ia ingin menyusul kembarannya itu.

"Vin hiks lo benar-benar jahat hiks kenapa lo tinggalin gue, Vin hiks"


End

End

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANAK RANTAU | JAEMJEN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang