01. SMA Ganesha

143 17 17
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🐣✧

Seorang gadis yang kini baru saja menapakkan kakinya turun dari mobil terlihat mengagumi bangunan didepannya. Walaupun penampilannya seperti orang gila, dikarenakan hari pertama masuk ke SMA.

"Sayang, Daddy berangkat dulu yaa, nanti kalau udah pulang Sea kabarin mang Tarno," ucap pria yang berada dibalik kemudi.

Setelah mendapat anggukan dari Sea, yakni gadis tersebut, pria itu langsung melajukan mobilnya kembali.

Mata indah itu menatap sekelilingnya dengan senang. Kakinya ia bawa menuju kedalam SMA. Dari sekian banyaknya orang, tak ada satupun yang Sea kenal.

Sea menatap denah yang sudah dibagikan oleh wali kelasnya di ponsel. Gadis tersebut menelusuri gedung yang akan menjadi kelasnya nanti.

Sebenarnya kedua sahabatnya juga satu kelas dengannya, namun mereka tidak berangkat bersamanya karena sedang menginap di rumah sang Opa.

Sea celingukan kala para siswa berdatangan dan berlomba-lomba menuju kelapangan. Sea langsung berlari ke kelas yang sudah dapat ia lihat.

Tangannya langsung melambai kala melihat sahabatnya sudah duduk di dekat tembok. Sea langsung menghampiri sahabatnya, lalu memeluk tubuh sahabatnya.

"Daluna kok udah sampai aja, gak ngabarin aku?" tanya Sea membuat gadis didepannya menyengir lebar.

"Gue aja baru duduk, gue kira malah lo udah dikelas, ternyata baru sampai juga," ucap Daluna membuat Sea mengangguk saja.

"Dilan kok gak ada dikelas, bukannya kita satu kelas ya?" tanya Sea membuat Daluna tersenyum paksa sembari menunjukkan ponselnya yang berisi roomchatnya dengan Dilan, kembaran Daluna.

"Emang Dilan belum sarapan, kok udah ke kantin aja," tanya Sea lagi, karena setahunya kedua orang tua sahabatnya itu sangat perhatian kepada anaknya. Jadi, mana mungkin Dilan belum sarapan.

"Udah, tapi biarin ajalah dia mau ngapain," jawab Daluna dengan kembali fokus dengan ponselnya.

Setelah bel tanda persiapan upacara berbunyi, seluruh siswa/siswi berbondong-bondong keluar dari kelas. Mereka lalu baris di lapangan, dengan sesuai ketentuan kelas.

Dilan juga sudah kembali ke kelas tadi, dan sekarang tengah baris di belakang dengan kedua sahabatnya sedari SMP.

Ada upacara untuk penyambutan murid baru, setelah upacara selesai, para murid langsung dibubarkan kecuali kelas sepuluh.

Para murid dalam masa orientasi itu dibiarkan duduk di lapangan utama, mendengarkan pembina osis serta ketua OSIS memberikan sambutan.

Setelah acara sambutan dua puluh menit lamanya, mereka dibiarkan bubar untuk mengambil alat-alat semacam tas dari karung dan sebagainya untuk dibawa menuju lapangan basket yang ada dibelakang, dekat dengan laboratorium.

"Dalam hitungan sepuluh kalau tidak baris saya hukum!" Teriakan kakak kelas yang membuat mereka baris dengan cepat walau hasilnya ada yang tidak rapi, asalkan sudah berada ditempatnya masing-masing.

"Sembilan..."

"Sepuluh. SIAP GRAK!"

"Sudah saya kasih waktu sepuluh menit, kenapa lebih!" bentak kakak kelas tersebut yang membuat semua siswa ketar-ketir.

Karena sedari tadi, kakak kelas tersebut yang terus marah-marah, bahkan tadi sebelum kesini mereka melihat kakak kelas tersebut yang memarahi temannya, karena kurang teliti dalam suatu hal, mungkin saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAUT DAN SAMUDRANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang