Minggu kedua di semester pertama kelas XI. Pertama kalinya, Clau ke rooftop setelah sekian abad lamanya. Mungkin terakhir ke tempat ini saat dirinya kelas X. Iya, satu tahun yang lalu. Sebelum ada kejadian yang membuatnya menjadi, argh susah untuk dijelaskan. Hanya Clau dan Tuhan yang tau.Ini adalah istirahat kedua yang mana waktu istirahat lebih lama daripada istirahat pertama karena beberapa diantaranya menggunakannya untuk menunaikan sholat. Termasuk Clau.
Setelah melaksanakan sholat bersama kedua sahabatnya ia berpamitan kepada mereka untuk keluar kelas mencari angin. Awalnya Difa ragu, tetapi Cia meyakinkannya dan mengatakan bahwa, mungkin Clau sedang ingin sendiri.
Angin menerpa wajah Clau yang putih bersih membuat helaian rambutnya berterbangan. Dan itu membuat dirinya bertambah kecantikannya. Kini dirinya sudah duduk di bangku yang ada disitu sembari mendengarkan musik lewat earphone-nya dengan mata tertutup.
Dirinya membuka mata saat melihat ada pergerakan di sampingnya, menoleh, dan menaikan alis. Kemudian kembali lagi untuk memejamkan matanya sembari menikmati alunan musik milik The Weeknd.
***
Alfa memandang heran seorang perempuan yang sedang duduk di bangku tempat biasanya ia duduki jika di rooftop seperti ini. Iya, Alfa memang selalu kesini jika ada waktu luang ataupun bosan. Sekedar menikmati angin ataupun terkadang membaca novel fantasi favoritnya.
Dari belakang punggung seperti terlihatnyata tidak asing. Tetapi Alfa hanya menduga saja. Toh, tidak penting.
Dirinya mendekat ke gadis itu dan duduk di sebelahnya. Damn, ternyata benar gadis itu. Gadis penyuka green tea dan novel kini duduk di sebelahnya sambil menutup mata, mendengarkan musik dari earphonenya.
Alfa sempat melihat gadis itu menatapnya. Mungkin kaget karena ada yang datang. Tetapi hanya beberapa detik saja karena setelah itu Clau kembali memejamkan matanya. Terlihat tak terlalu peduli.
15 menit berlalu dan mereka berdua masih dengan posisi yang sama. Alfa yang diam, mata tajamnya melihat ke depan menerawang semua yang ada di pikirannya, dan Clau yang semakin larut dalam alunan musiknya. Mungkin, sudah tidur?
Alfa melirik Clau sejenak dan membuka suara untuk memulai percakapan. Belum sempat satu kata keluar dari mulutnya, handphonenya bergetar menandakan ada notifikasi masuk.
Revan : Al, sekarang jamkos cuma ditinggalin tugas. Gue ga nyusul ya mau nugas aje wkwkw
Alfa langsung mengetik balasan untuk Revan. Huh, lumayan jamkos sampai pulang. Alfa juga sekarang masih belum mood untuk pelajaran.
Alfareza : Oke
Setelah memberikan balasan untuk Revan, Alfa kembali menyimpan benda pipih tersebut di sakunya.
"Clau," panggil Alfa dengan suara pelannya. Nyaris tidak terdengar.
Tetapi, Clau mendengarnya karena jarak mereka berdua bisa dibilang cukup dekat.
Clau pun membuka matanya dan membetulkan posisi duduknya dan menyimpan benda yang sedari tadi menempel di telinganya. Merasa bersalah karena telah mendiamkan manusia di sampingnya. Tapi kalau ngga diem Clau harus ngapain? kayang?
"Apa." jawabnya dengan pelan lalu matanya melirik jam tangannya.
Clau pun terkejut dan segera bangun dari duduknya dengan terburu-buru karena bel masuk sudah bunyi hampir setengah jam yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLAUDIe
Teen FictionKeinginan Clau sederhana. Dia hanya ingin hidup didampingi oleh orang-orang baik terutama Difa, Cia dan Arya kakaknya. Mereka adalah sayap pelindungnya. Mungkin akan ada lagi sosok yang hadir di hidup Clau dan masuk ke dalam jajaran yang dia anggap...