ACDD 10# MUSIBAH

27.8K 1.7K 36
                                    

ACDD 10# MUSIBAH

"Allah tidak akan mengambil sesuatu darimu kecuali Allah akan memberimu sesuatu yang lebih baik, yang sebelumnya tidak pernah kamu duga."

~Aisfa (Cinta dalam Doa)~

🕊🕊🕊

Aisfa menatap gerbang rumahnya dengan tatapan terkejut setengah mati. Bagaimana tidak? Di sana terdapat tulisan. 'RUMAH INI TELAH DISITA'

Lalu kemana ayah dan ibunya? Kenapa mereka tidak memberi tahu dirinya perihal ini? Ada apa sebenarnya? Kenapa bisa sampai rumahnya disita? Pertanyaan itu bermunculan satu persatu memenuhi batok kepala Aisfa. Netra Aisfa berkaca-kaca. Gadis itu menatap Gus Alfatih yang juga tengah menatapnya dengan tatapan yang tak terdefinisi.

"Sebaiknya Gus kembali ke pesantren. Aku mau sendirian."

"Kamu ingin ke mana?"

"Apa peduli Gus Alfatih? Aku bukan siapa-siapa Gus." Perkataan itu sukses membuat lidah Gus Alfatih kelu.

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik."

Sebelum benar-benar pergi, Gus Alfatih memperhatikan Aisfa dari mobilnya cukup lama. Ada perasaan tak tega meninggalkannya sendiri dengan kenyataan yang baru saja didapatinya. Pasti Aisfa sedang terpukul saat ini.

"Aisfa ya? MasyaAllah, cantik banget kalau berpakaian tertutup," seru seorang ibu paruh baya—tetangga Aisfa. Aisfa tersenyum sungkan menanggapinya.

"Ibu Asma, tahu nggak kenapa rumah Aisfa disita?" tanya Aisfa membunuh rasa penasarannya.

Terkejut sebagai refleksi ibu Asma. "Loh, kamu belum tahu kalau rumahmu di sita?"

Aisfa menggeleng lemah. Terakhir kali ia mendengar kabar ayahnya ketika dia menitipkan uang kepada Gus Alfatih sekitar satu bulan yang lalu.

"Ayahmu terlilit hutang. Ibu denger sih ayah kamu ditipu sama rekan bisnisnya."

"Terus Ayah sama Ibu sekarang di mana, Bu?"

"Setelah rumah kalian disita, ibu sudah tidak melihat mereka lagi. Ibu pikir kamu sudah tahu semuanya Nak Aisfa dan mereka pergi bersama kamu juga," ujar Bu Asma jujur sekaligus merasa sedih atas musibah yang menimpa Aisfa.

Aisfa termenung di tempat. Mana mungkin dirinya tahu, sedang ia berada di pesantren. Dan orang tuanya tidak memberitahunya. Apa mungkin dirinya memang sudah tidak penting lagi bagi mereka?

"Yaudah, Bu. Makasih ya. Aisfa permisi dulu mau cari Ayah."

Bohong! Tentu saja setelah di perlakukan seperti ini oleh mereka, Aisfa tidak akan mencari mereka.

"Iya, Nak. Hati-hati ya."

🕊🕊🕊

Tujuan Aisfa sekarang adalah rumah Ita. Apa boleh buat, ia tidak punya tempat tinggal lagi sekarang. Ia jatuh miskin dan mau tak mau harus menumpang sementara di rumah Ita sekaligus ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada perusahaan ayahnya kepada Andri

Aisfa mengetuk pintu dengan gamang. Sejujurnya ia merasa malu kepada Ita dan Andri setelah apa yang diperbuatnya pada Ita, tapi dirinya masih berani meminta pertolongan mereka.

Aisfa (Cinta dalam Doa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang