20

216 16 0
                                    

Donghyuck hanya bisa menghela nafasnya setelah melihat Jaemin menghalangi jalannya ketika keluar dari tempat kerjanya.

Bekas luka diwajahnya masih belum hilang, mungkinkah Jaemin akan menambah luka baru di anggota tubuhnya yang lain? Entahlah, Donghyuck tidak tahu.

Dia hanya bisa mengikuti kemana Jaemin akan membawanya. Setelah temannya itu mengatakan,

"Ada yang ingin aku bicarakan, dan setelah ini aku tidak akan mengganggu mu"

Maka disinilah mereka sekarang, diatap salah satu pusat perbelanjaan ternama di tengah kota. Jaemin berdiri di dekat pagar pembatas dengan tatapan mata yang menjelajah suasana malam kota Seoul.

Donghyuck mengambil posisi di samping sosok temannya. Matanya pun juga menatap jauh ke depan kehidupan malam Seoul.

"Ada apa? Masih ingin menghajar ku?" tanya Donghyuck agak sarkas.

Mendengar itu Jaemin berdecak kesal tanpa repot mengalihkan pandangannya untuk menatap Donghyuck.

"Ck!! Jangan memancing emosi bisa?" ujar Jaemin tak kalah sarkasnya.

"Kau saja yang sumbu pendek" sahut Donghyuck enteng.

Dapat Donghyuck lihat jika Jaemin menghela nafasnya kasar, dan tak berapa lama kemudian melihat ke arahnya dengan masih bersandar pada dinding pembatas atap.

"Karena kau apinya, Hyuck. Dan sayang sekali, sangat susah untuk dipadamkan" Jaemin membalas kesal.

Donghyuck terkekeh mendengarnya "Bukankah seharusnya kita cocok, api dan sumbu pendek di satukan .. "

"Kau ingin kita berkelahi terus?" potong Jaemin tidak habis pikir.

"Bukankah itu yang terjadi pada kita sekarang?" Donghyuck menjawab dengan pertanyaan juga.

Jaemin menghela nafasnya, lalu perhatiannya kembali tertuju pada lampu-lampu yang menerangi pemandangan kotanya.

"Kau ... " Jaemin menjeda sejenak perkataannya, suaranya seakan berat untuk bertanya.

Donghyuck menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar temannya seakan ragu untuk berkata. Tidak seperti biasanya yang suka bicara dengan sesuka hati.

"Kau menyukai nya, menyukai lelaki itu?" tanyanya dengan berat hati.

"Lelaki yang kau maksud punya nama, namanya Minhyung. Dan bukankah sudah jelas jika aku menyukainya" jawab Donghyuck tegas.

"Apa yang kau lihat selama ini belum cukup, jika aku menyukai Minhyung?" Donghyuck bertanya seakan-akan sedang mempertegas perasaannya.

Jaemin memejamkan mata, menghela nafasnya pelan setelah mendengar perkataan sang teman. Sangat terlihat jelas sampai-sampai Jaemin sendiri tidak percaya salah satu temannya memiliki hubungan semacam itu.

"Atau kau ingin semakin melumpuhkan ku, agar tidak bisa bertemu dengan Minhyung?" tanya Donghyuck sarkas.

"Jika bisa, aku lebih memilih untuk melumpuhkan ingatan mu agar kau tidak pernah mengingat seseorang bernama Minhyung" sahut Jaemin.

Donghyuck terkekeh mendengarnya "Jika bisa aku juga ingin merasakannya, agar aku tidak melawan kalian dan dunia"

Donghyuck menundukkan pandangannya "Sayang sekali aku sudah terlalu jatuh padanya"

Rasa Hati || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang