Eps 22

6.6K 488 33
                                    

"Aku tahu aku handsome

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tahu aku handsome."
-Bams-

*****

"Terlanjur nyaman sama masker

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terlanjur nyaman sama masker."
-Hans-

********

Bel jam masuk sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, sekarang di depan ruang bimbingan konseling (BK) terdapat dua siswa yang dihukum berdiri dengan satu kaki seraya memegang telinga, karena terlambat.

"Gara-gara Supra bapak Lo nih Bams, jadi telat kan kita," Sebal Hans kepada Bams, sewaktu berangkat ke sekolah, mereka berdua berangkat bersama dengan menaiki sepeda motor milik Bams, mungkin lebih tepatnya punya bapaknya.

"Lo udah gua kasih tumpangan gratis, gak tahu terimakasih," Balas Bams ngegas.

Mungkin bagi kalian pernah merasa, kalau nama Hans dan Bams itu hampir sama bukan, apa mereka adalah saudara? oh tentu tidak, Hans dan Bams hanyalah teman, beda bapak, beda ibu juga tentunya.

"Mending Supra bapak gua baru kali ini mogok, dari pada motor Lo, body doang mulus tapi bolak-balik masuk bengkel. Harga mahal, mesin kok murahan," Pungkas Bams menyindir pedas.

"Iyah deh iyah, gua minta maaf," Ucap Hans malas beradu mulut dengan Bams.

"HANSS BAAMMSS," Terdengar suara teriakan dari seorang wanita, berasal dari dalam ruangan BK, Hans dan Bams yang mendengarnya pun seketika langsung masuk ke dalam ruangan tersebut.

Hans dan Bams berdiri di ambang pintu, mereka berdua melihat, guru BK mereka Bu Ina tengah duduk di kursi sambil menggendong bayi.

Bayi itu menangis begitu keras, sampai suaranya memenuhi seisi ruangan, tangisannya perlahan mulai mereda saat Bu Ina menimang bayi tersebut, hingga kembali tenang.

"Itu bayi ibu?" Tanya Hans.

"Iyah, ini anak saya, di rumah lagi gak ada orang jadi saya bingung mau nitipinnya ke siapa, jadi saya terpaksa bawa dia ke sekolah," Jawab Bu Ina.

"Owh," Balas Hans dan Bams bersamaan.

"Hans, Bams, saya minta tolong bawa bayi saya sebentar yah, saya mau pergi ke ruang kepala sekolah karena ada urusan, kalau dia nangis tinggal kasih botol susunya aja."

"Ta-tapi bu, kita gak jago jagain bayi bu, memangnya ibu mau kalau nanti anak ibu sawan habis dititipin sama kita?" Jawab Bams. "Apalagi wajahnya Hans Bu, mirip om-om," Sambung Bams langsung mendapat tatapan sinis dari Hans.

"Udah enggak apa-apa, tolong jagain yah, ibu harus cepet-cepet nih," Bu Ina berdiri dari tempat duduknya, dan memberikan anaknya kepada Bams, dengan rasa pasrah Bams harus terpaksa menggendong bayi itu.

Selepas kepergian Bu Ina, sekarang hanya tersisa mereka berdua dan juga seorang bayi yang sedang tertidur pulas. Hans yang merasa gemas, dia mulai memegang pipi bayi tersebut dan membelai kepalanya dengan lembut.

"Lucu yah Bams," Ujar Hans sambil masih melihat ke arah bayi tersebut.

"Iyah, mirip banget waktu gua kecil dulu," Jawab Bams, Hans yang mendengarnya pun terlihat ingin muntah. "Huek."

Bams perlahan mendekatkan wajahnya pada kepala bayi itu, dia berniat untuk mencium kening putihnya. Akan tetapi, tiba-tiba saja, bayi tersebut terbangun dan menangis begitu keras.

"Ooeekkk ooeekkk," Tangisnya.

"Eh eh kok bangun sih Hans," Panik Bams.

"Napas Lo bau kali Bams," Balas Hans masih sempat-sempatnya bercanda.

"Yang bener aja Lo, gua barusan sikat gigi," Bams berusaha untuk menenangkan bayi tersebut agar tidak menangis, tapi sayang sekali usahanya tidak berhasil.

"Hans, susu!" Pinta Bams sambil menunjuk ke arah lelaki itu.

"Apa?" Tanya Hans sedikit meninggikan nada suaranya.

"Susu!"

Hans mengerenyitkan dahinya, "Apaan sih Bams?"

"Gua minta susu!" Balas Bams mulai emosi, sambil terus menunjuk ke arah lelaki itu.

"Susu?" Batin Hans semakin merasa aneh dengan perkataan yang Bams lontarkan.

"SUSU HANS, GUA MINTA BOTOL SUSU YANG ADA DI BELAKANG LO!" Bentak Bams yang sudah tidak kuat.

"LO BILANG SUSU NUNJUKNYA KE DADA GUA BAMBANG!" Jawab Hans ikut berteriak.

"Bilang kek, Hans tolong ambilin botol susu yang ada di belakang Lo, cuman nunjuk-nunjuk, pikiran gua kan jadi traveling," Ujar Hans mengambilkan botol susu tersebut yang berada di atas meja.

"Otak Lo yang kotor, perlu di vakum," Cetus Bams menerima botol susu itu, dan meminumkannya kepada bayi tersebut.

********

"Ini anak dua kemana sih? gua tungguin belum dateng-dateng daritadi," Batin Antariksa yang sudah masuk ke dalam kelas, pelajaran sudah dimulai beberapa menit yang lalu.

"Apa mereka gak masuk yah? masa iyah gak kabarin gua."

-Kenzi-

Kenzi:
"Sa!"

Antariksa:
"Iyah ada apa?"

Kenzi:
"Lo sibuk gak?"

Antariksa:
"Enggak, emangnya kenapa? masih ada kelas nih."

Kenzi:
"Gua dapat laporan kalau ada anak yang kabur dari kelas, sama ada yang lihat siswa ngerokok di rooftop. Lo urusin yah, terus laporan ke guru BK."

Antariksa:
"Lah kok gua sih? kenapa gak guru BK nya aja sekalian yang urus, kenapa harus manggil anak OSIS segala?"

Kenzi:
"Katanya guru BK lagi rapat sama kepala sekolah, jadi gak bisa. Terus gua pikir Lo ketuanya, jadi tugas ini buat Lo aja."

Antariksa:
"Lo kan wakil, urusin lah."

Kenzi:
"Dimana-mana yang namanya ketua itu maju duluan Sa, kalau butuh bantuan baru wakilnya ikut maju, okey!"

Antariksa:
"Hm."

Kenzi:
"Semangat Antariksa, gua bantu lewat doa!"

"Ck, jaman sekarang masih aja ada anak yang melanggar aturan, Lo semua niat sekolah apa enggak sih?" Batin Antariksa, gara-gara ulah mereka dia semakin terbebani tugas.

°•••Brother konflik•••°

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang