12. Transmigrasi Elyana-After Married

162 16 58
                                    

"Terkadang akibat gengsi kita dihancurkan oleh kenyataan bahwa perasaannya untuk kita hari demi hari kini telah berkurang"- ThothorNiel

***

(AUTHOR POV)

Pagi ini, Alya terbangun akibat bunyi alaram dari handphone miliknya.

"Selamat pagi dunia yang penuh tipu daya." Kata Alya sambil mengambil handphone miliknya

"Bentar? Hari ini tanggal berapa ya?!" Tanya Alya sambil gencar mencari kalender di handphonenya.

"5 September? Ini tanggal aku ketemu Deo ga sih?! Eh iya!! Aku inget." Kata Alya sambil tersenyum mengingat awal pertemuan mereka.

Namun senyuman itu luntur kala mengingat Deo yang sekarang sudah berubah 360 derajat.

"Aku kangen kamu Deo. Kangen pelukan dan candaan kamu. Apa kamu ga kangen aku? Huftt." Hembusan lelah dari bibir tipis Alya hanya terdengar olehnya

"Gapapa Alya, sebentar lagi ga bakal lama. Deo pasti berubah kan dia cinta sama kamu, Alya. Mending sekarang bikin cake untuk Deo, pasti dia suka!!" Kata Alya lagi lalu beranjak bersih-bersih setelah itu memilih untuk membuat cake untuk menyambut hari dimana dirinya dan sang suami pertama kali ketemu.

Sementara di kantor milik Deo kini didatangi oleh kedua abang kandung milik Alya, Gibran dan Gio

"Mau ngapain kalian?" Tanya Deo sambil tersenyum tanpa beban melihat kedua sahabatnya itu, lebih tepat kedua abang iparnya itu

"Gue ga mau basa-basi sama lo, kalau emang lo ga cinta adek gue lagi, maka lepasin dia." Kata Gibran pada Deo yang kini memudarkan senyumannya

"Lo cuma orang luar jadi jangan masuk campur urusan rumah tangga gue. Alya milik gue." Kata Deo dengan mengeraskan rahangnya

"Untuk apa lagi lo pertahankan semua ini? Bahkan lo cuma mendengar ucapan orang lain tentang istri lo alias adek kandung gue. Gue ga mau mental adek gue terganggu akibat punya suami ringan tangan kayak lo." Kata Gio lagi menatap wajah Deo

"Udah selesai? Kalau begitu, pintu keluar ada disana." Kata Deo tanpa melihat wajah kedua sahabatnya itu

"Bro, kalau lo masih menginginkan adek gue buat dia bahagia jangan sampai sebuah kenyataan menghantam hidup lo. Maka disaat itu, lo ga bakal ketemu adek gue lagi. Inget ucapan gue, lo boleh hancurkan pandangan kedua orang tua gue ke adek gue. Iya gue merasa wow melihat lo dengan mudahnya membuat orang tua gue benci adek gue, Tapi lo lupa, dia masih punya abang yang bisa ambil dia kapan pun dari lo. Ingat itu. Ubah sikap lo, lo udah salah jalan. Lo yang menghancurkan rumah tangga lo sendiri bukan adek gue." Kata Gibran

"Gue bukan pengen belain adek gue, dan memojokkan lo, tapi perlakuan lo itu cukup menghancurkan hati gue sebagai abangnya. Kalau gue tau lo kayak gini, ga bakal gue restuin lo buat nikah sama adek gue satu-satunya.

"Hati seorang abang? Terus gimana sama gue? Hati suami mana ga sakit liat istri nya tidur bareng cowok lain? Gue cinta, gue sayang, gue lindungi dia tapi apa yang gue dapat? Dia selingkuh? Adek lo selingkuh. Gue ringan tangan? Menurut gue itu pantas didapatkan sama cewe murah-" ucapan Deo terpotong dengan ucapan salah seorang yang baru saja masuk ke ruangan tersebut.

"Murahan? Ingat bro gue ngalah karna pengen dia bahagia tapi jangan lupa gue bakal ambil milik gue kembali jika melihat setetes air matanya jatuh." Kata seorang lelaki yang baru saja masuk ke ruangan Deo

"Lo bahkan ngehukum istri lo sampai segitu nya bro? Gue ga habis fikir sama lo, dimana otak lo? Dia cewe bro. Cewe kalau udah tawar hati, melihat wajah lo juga dia ga bakal mau. Hati-hati bro gue ingetin sebelum lo hancur. Musuh ga mandang lawannya sahabat, teman atau keluarga, kalau namanya iri why not kan. Jangan sampai lo menyesal pada akhirnya." Tambah lelaki itu lagi sambil duduk di sofa yang masih kosong.

(END) Transmigrasi Elyana -After Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang