20. Transmigrasi Elyana-After Married

417 28 129
                                    

Reminder:- Vote n comment jangan baca ja!

***

"Cinta, tidak akan selamanya kekal seperti apa yang kita impikan. Seperti sebuah pepatah dimana ada cinta disitulah juga ada rasa sakitnya. Cinta, bukan sebuah hal yang harus dipuja tetapi harus difahami. Bukan semua akan bahagia tentang sebuah cinta, buktinya diriku yang dihancurkan oleh cinta."-Alya

"Disini tiada yang salah dan tiada yang benar. Berbagai candaan dan kesedihan didalam sebuah hubungan, namun janganlah dilupakan sebuah pepatah bahwa dimana ada cinta disitulah juga disertai rasa sakitnya. Cinta kita tidak salah namun takdir kita bukanlah hidup bersama sehingga menjelang tua. Berbagai asbab yang membuatkan kita harus berpisah dan itu lebih baik daripada menyakiti antara dua pihak" -pecintapausbiru

***

Waktu berputar dengan cepat, kini Alya sembuh dari sakitnya kemaren. Ini juga berkat dari keluarganya, kedua abangnya, juga teman-temannya yang selalu memberikan dorongan untuk Alya kembali semangat menjalani hidupnya ke depan. Terlebih lagi Tirta, lelaki itu banyak membantu Alya sehingga saat ini.

Sebulan bukanlah sebentar untuk Alya sembuh. Selama sebulan itu, Alya habiskan dengan menangis, meraung, memanggil-manggil anaknya bak seperti orang gila. Ya, hampir saja Alya gila karna kehilangan buah hatinya, anaknya yang sempat diberikan nama Muhammad Firaz Iskandar.

Saat ini, Gavrillo dan Erla sedang berada di ruang kerja milik dokter yang menangani putri mereka itu

"Bagaimana Dok? Apa putri saya sudah bisa dipulangkan ke rumah?" Tanya Erla dengan wajah seriusnya

"Alhamdulillah, setelah beberapa hari di rawat kondisi putri anda, bisa dibilang semakin sembuh dan bisa dibawa pulang esok hari. Namun, saya sarankan untuk tidak meninggalkannya sendiri. Kesendirian itulah yang bakal membuatkan traumanya kembali menyerang akal fikirannya." Jelas dokter itu dengan sangat terperinci

"Terus, kalau anda tahu kondisi putri saya seperti itu, atas dasar apa anda meminta anak saya dipulangkan ke rumah dan berkata dia sudah sembuh?" Tanya Gavrillo dengan tatapan tajamnya seperti tidak suka.

"T-tidak bukan seperti itu Tuan, namun kondisi nona Alya bisa dikatakan membaik. Untuk dari segi traumanya terhadap sekitar hanya dirinya yang harus mengimbaginya semua. Karena itu, kebersamaan antara keluarga itu harus, bukan saya mengatur namun, cobalah untuk sering menemaninya agar tidak mengingat hal buruk yang berlaku sebelum ini." Kata Dokter itu mengharap Gavrillo mengerti penjelasan darinya.

"Hmm, baiklah. Tetapi jika kondisi putriku semakin memburu, ingatlah nyawamu ada digenggaman ku." Bisik Gavrillo, sementara Erla hanya terdiam sambil memikirkan apa saja yang harus dia lakukan agar putri kecilnya itu bisa ceria lagi.

***

Keesokan harinya,
10:00 Pagi; Mansion Milik Keluarga Nerwin.

Waktu berputar dengan cepat, kini Alya sembuh dari sakitnya kemaren. Ini juga berkat dari keluarganya, kedua abangnya, juga teman-temannya yang selalu memberikan dorongan untuk Alya kembali semangat menjalani hidupnya ke depan. Terlebih lagi Tirta, lelaki itu banyak membantu Alya sehingga saat ini.

Sebulan bukanlah sebentar untuk Alya sembuh. Selama sebulan itu, Alya habiskan dengan menangis, meraung, memanggil-manggil anaknya bak seperti orang gila. Ya, hampir saja Alya gila karna kehilangan buah hatinya, anaknya yang sempat diberikan nama Muhammad Firaz Iskandar

Saat ini, Alya sedang duduk di kasur di kamar kepunyaannya dari dulu dan ditemani oleh ketiga sahabatnya serta salah seorang abangnya, Gio.

"Adik-nya abang kok cemberut, hmm?" Tanya Gio mendekati adiknya itu

(END) Transmigrasi Elyana -After Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang