MATURE CONTENT
Jemari yang bertautan disertai lenguhan panjang juga geraman desahan yang tertahan, semuanya telah menggambarkan dengan jelas betapa luar biasanya kegiatan pagi mereka di tengah derasnya hujan di luar sana yang sibuk memuntahkan hasil uapan laut yang tak mampu lagi terbendung lama di atas awan hingga menghasilkan hujan yang tak kunjung berhenti di sepanjang hari sejak tadi malam.
Jinhae kembali memejamkan matanya semakin rapat dengan kening yang juga ikut mengernyit samar namun sesekali tampak jelas di setiap Baekhyun terus menghentaknya kuat.
Keringat yang telah membanjiri kedua tubuh mereka yang sepenuhnya bersatu justru tak membuat keduanya menghentikan pergumulan panas mereka meski untuk sekedar menarik nafas mencari oksigen. Mereka sangat tau bagaimana cara mendapatkan pasokan udara meski di tengah deru nafasnya yang memburu tak karuan.
Jangan di hitung sudah berapa lama mereka melakukannya karena yang pasti ini takkan pernah selesai jika bukan mereka sendiri yang menghentikannya karena lelah.
Decitan ranjang dan juga suara penyatuan tubuh mereka menjadikan Jinhae semakin terangsang dibuatnya. Suaminya ini sungguh pria yang luar biasa jika sudah berurusan dengan permainan ranjang. Bahkan waktu yang telah menunjukkan pukul 10 pagi saja Baekhyun masih menggempurnya tanpa jeda.
Butuh beberapa menit untuk kembali mendapatkan pelepasannya bersama yang setelahnya mereka pun menghentikannya kemudian.
"Maaf untuk yang semalam." Ucap Jinhae membuka suara di tengah keheningannya yang sempat tercipta.
"Jangan mengabaikan teleponku lagi. Demi Tuhan kau membuatku khawatir." Jawab Baekhyun sambil mengusap-usap rambut istrinya itu lembut di akhiri kecupan.
Jinhae sendiri pun memilih hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan memeluk tubuh Baekhyun erat.
"Apa terjadi sesuatu? Kau menangis sepanjang malam di tengah tidurmu."
"Aku menemui Chanyeol tadi malam setelah aku mengetahui apa yang sudah dia rencanakan untuk kita berdua. Aku marah dan menamparnya tapi yang membuatku ketakutan adalah dia mengincar Sehun oppa juga. Aku sungguh ketakutan dan juga merasa bersalah. Maafkan aku Baekhyun, sungguh maafkan aku." Tangisnya kembali terisak yang langsung membuat Baekhyun pun dengan sigap memeluknya menenangkan istrinya itu kemudian.
Kemarahannya pada apa yang kawannya itu lakukan sukses membuat Baekhyun menggila selama ini dan sekarang Jinhae pun harus mendengarnya sendiri pada akhirnya.
"Aku juga minta maaf karena aku belum sempat mengatakannya padamu sejak awal. Aku pikir ini hanya akan menjadi masalahku dan juga Chanyeol setelah insiden pembunuhan Yerim malam itu."
Jinhae mendongakkan kepalanya kemudian menatap lekat pada sosok Baekhyun yang juga kini menatap ke arahnya dengan sendu.
"Baekhyun, apa yang sebenarnya terjadi antara kau, Sehun oppa dan juga Yerim? Aku ingin meyakinkan sesuatu." Tanya dengan nada yang cukup meragu.
Sedangkan Baekhyun ada jeda sebentar untuknya sebelum pada akhirnya pria itu mengatakan semuanya pada Jinhae saat ini juga.
"Sehun adalah mantan kekasih Yerim saat di kampus dulu. Kami berteman baik sebagai senior dan juga junior awalnya, tapi setelah mereka berkencan kebersamaan kami tak lagi sama seperti sebelumnya. Aku mengerti dan juga paham, jadi aku perlahan menjauh dan mulai sibuk sendiri tanpa mau tahu tentang mereka. Sampai suatu ketika Yerim datang padaku dengan luka lebam di sekujur tubuhnya menangis di hadapanku. Aku tidak pernah berpikir jika Sehun akan melakukan kekerasan padanya sampai separah itu."