DS 41

4.3K 671 32
                                    

***

Setelah kira-kira menempuh waktu satu jam, rombongan Lysander itu sampai juga di Jeju, dia segera mengenakan topi dan maskernya. Petugas bandara yang merupakan anak buah Lysander yang menyamar menyadari kehadiran Xavier dan Asher, mereka memberi anggukan kecil dan membiarkan rombongan itu keluar dari bandara.

"Mereka di sana, jemputan kita." Lysander melangkah dengan tenang di belakang sang kakak, dia berjalan diapit Gabriel dan Jimmy, terlihat sangat mungil jika disandingkan keduanya yang memang sangat tinggi. Mungkin keduanya setinggi Feng (Chanyeol).

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Jimmy.

"Aku hanya merasa tidak nyaman, seperti ada sesuatu yang buruk, yang sudah menanti." Jawab Lysander.

"Tenanglah, apapun itu, kami bersamamu." Ujar Gabriel, Lysander mengangguk, dia tahu jika dia akan aman bersama dengan mereka, tapi perasaan tak tenang ini terus menghantuinya sejak ia turun dari pesawat. Entah kemana perasaan ini mengarah, para suaminya, para mertuanya, kakek-nenek Lee, atau malah dirinya sendiri? Dia tidak tahu, yang bisa ia lakukan adalah berdoa untuk keselamatan para Lee, dirinya, dan yang lain saat ini.

Tas mereka sudah masuk ke dalam bagasi mobil dan setelahnya mobil-mobil itu membawa mereka pergi ke hotel dimana Theressa Gial berada.

"Lysie? Ada sesuatu? Kau sejak tadi diam terus." Lysander menatap Asher dan menggeleng, tapi mendadak ia mengerjap lalu menatap Xavier.

"Ponselku mati, hubungi Joarder dan lainnya untuk pergi berjaga di kediaman utama saat ini, perintahkan SIXC untuk mengawasi keluarga Lee Do Hwan dan Kim Eun Mi." Xavier mengangguk dan segera menghubungi Joarder, sedangkan Asher segera menghubungi Seungyoun.

Gabriel dan Jimmy yang ada di kursi belakang menatap sosok Lysander, mereka tahu, ada hal tidak beres yang sedang terjadi, karena insting Lysander tidak pernah meleset.

***

Saat tiba di hotel mereka diantar oleh anak buah Lysander yang menyamar ke kamar yang satu lantai dengan Theressa Gial.

Di dalam kamar mereka, Gabriel dan Jimmy sama-sama mengeluarkan ponsel mereka. Mencari kontak tangan kanan mereka, orang yang kemampuannya nyaris setara dengan mereka.

Gabriel menghubungi adiknya sendiri, Gilbert David Clarette, adik sekaligus wakilnya. Sedangkan Jimmy menghubungi kembarannya, Ace Harry Fogell.

"Gilbert, apa aktivitas terakhir Terran Gial?" tanya Gabriel langsung pada sang adik, yang jarak usianya hanya beda satu tahun darinnya.

"Terran Gial tidak melakukan aktivitas mencurigakan, ada apa? Apa Lysie dalam bahaya lagi?" Gabriel terkekeh, benar, dia menceritakan apa yang terjadi pada adiknya, yang memang merupakan teman Lysander dulu berlatih. Tentu saja itu semua atas izin si pemilik cerita.

"Dia cemas akan sesuatu, hari ini Theressa Gial akan menghadapi eksekusi, yang aku takutkan adalah Terran Gial ikut andil dalam hal ini." Ujar Gabriel.

"Terran ada di Spanyol saat ini, jadi di Jeju jelas hanya Theressa Gial, rencana lautan darah itu akan berjalan lancar jika memang Theressa hanya membawa orang biasa, tapi jika yang ia bawa adalah anak buah dari tunangannya, sekaligus tunangannya itu sendiri, kalian dalam masalah, mau sekuat apapun dirimu kau tahu sendiri Leonard Oscar Gill bukan lawan yang mudah, dia licik." Ujar Gilbert.

"Mau datang membantu? Kau ada di hotel yang lain kan di Jeju ini?" suara tawa terdengar.

"Benar sekali, aku dan Ace ada di Jeju di hotel yang berbeda sedang 'liburan'. Katakan dimana hotelmu dan kami akan segera menyusulmu." Gabriel pun mengatakan alamatnya, setelah itu sambungan berakhir.

Di sisi lain, Jimmy juga baru saja mengakhiri panggilannya dengan Ace. Organisasi Clarette dan Fogell sama-sama menyebar anggota mereka, menerima berbagai macam misi, mengumpulkan informasi, dan berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain.

"Apa ada nama Leonard di sini?" tanya Gabriel pada Jimmy.

"Entah, kita pergi cek saja sekarang, lagipula wajah kita tidak ada yang tahu." Gabriel mengangguk, keduanya pun lantas keluar kamar dan menuju resepsionis.

"Permisi, apa ada tamu bernama Leonard Gill?" tanya Gabriel.

"A-ah sebentar" resespsionis yang terpana akan ketampanan Gabriel dan Jimmy mendadak gugup, dia segera mencari di komputer miliknya.

"Tidak ada nama Leonard Gill di tempat ini." Ujar sang resepsionis.

"Kalau begitu, apa ada nama Oscar Gileo?" tanya Jimmy. Resepsionis tadi segera mengeceknya dan memekik pelan.

"Oh ada, satu kamar dengan Nona Theressa Gial." Jawab sang resepsionis.

"Terimakasih" keduanya pun segera kembali untuk ke kamar Lysander berada, dimana Lysander satu kamar dengan Asher dan Xavier.

***

Lysander, Xavier, dan Asher kini duduk di kamar ketiganya bersama Gabriel, Jimmy dan dua tamu yang lain, yang tidak lain dan bukan adalah Ace dan Gilbert.

"Woahh~ lama tidak melihatmu, setelah mati ternyata kau jauh lebih manis sekarang, benar Lysie? Atau aku panggil Neve?" Lysander mendengus dan menatap kesal pada Gilbert.

"Diamlah, Gilbert. Ace saja tidak banyak komentar sepertimu." Ujar Lysander, Gilbert tertawa kecil dan mengusap kepala Lysander sayang.

"Senang melihatmu kembali, meski tidak ditubuh aslimu, tapi ini 'sama' denganmu." Lysander mendongak, dia menyentuh tangan besar Gilbert dan tersenyum manis.

"Mm, senang melihatmu kembali." Gilbert terkekeh, disisi lain Ace memberikan sesuatu pada Lysander.

"Bunga kesukaanmu." Lysander menerima bunga mawar merah gelap yang diberikan oleh Ace, dia tersenyum kecil, Ace tidak pernah lupa akan bunga kesukaannya.

"Aku tidak bisa membawakanmu higanbana, jadi aku bawakan mawar merah gelap itu untukmu. Senang melihatmu kembali." Lysander mengangguk.

"Sekarang, mari kita bicarakan tentang Theressa Gial." Ujar Asher, memfokuskan mereka kembali.

"Terran Gial ada di Spanyol saat ini, sedangkan Theressa datang bersama tunangannya yang merepotkan, Leonard Oscar Gill. Anak buah mereka tidak merepotkan, hanya jumlah mereka yang lebih banyak yang membuat repot." Ujar Gilbert.

"Saat aku dan Gilbert masuk, kami sempat mengecek ke buku tamu, anak buahmu beruntung si Kepala Keamanan Sanchez yang mengenaliku, jadi aku bisa masuk dan melihat daftar tamu dan bertanya pada beberapa pekerja. Mereka melihat Theressa Gial masuk dengan membawa sekitar dua puluh pria dan lima wanita bersamanya." Jelas Ace.

"Kalau kami berempat ditambah dengan Tuan Muda Xavier juga Tuan Muda Asher, mereka mungkin bisa dilumpuhkan, masalahnya satu, Lysie apa kau bisa menggunakan tubuh itu untuk melakukan pergerakan kasar?" tanya Gilbert pada Lysander yang sejak tadi menyimak.

"Kalau hanya menghancurkan Theressa aku bisa, tapi aku tidak tahu jika Leonard akan bersama wanita itu. Tubuh ini berbeda dengan tubuh lamaku yang tahan banting, meski aku sudah berlatih pun, tubuh ini masih sangatlah lemah, gerakanku sedikit terbatas." Jawab Lysander.

"Kalau untuk menembak, berapa akurasinmu?" tanya Ace.

"Masih sama seperti sebelumnya." Jawab Lysander.

"Tenagamu mampu mengalahkan berapa lawan?" tanya Asher.

"Tidak banyak, jika lawan itu hanya anggota biasa aku bisa mengalahkan lima, tapi jika berhadapan dengan Leonard menggunakan tubuh ini seorang diri, aku tidak bisa. Dia akan membuatku kelelahan dengan segala serangan liciknya. Salah gerak sedikit, nyawaku melayang, dan aku tidak berencana mati dua kali." Yang lain menatap mata tajam Lysander, mungkin benar tubuhnya tidak sekuat dulu, namun tetap saja sosok Lysander tidak bisa dianggap remeh.

"Jika adiknya tewas di sini, apa yang akan kau katakan pada Terran? Bendera perang akan dikibarkan oleh mereka, meski Terran terlihat acuh, dia sangat memperhatikan adiknya." Gabriel bertanya pada tiga Sanchez di depannya.

"Menurutmu, apa yang akan kami katakan?" Gabriel, Jimmy, Gilbert, dan Ace merasakan tengkuk mereka dingin, tatapan mengerikan diberikan tiga Sanchez di depan mereka.

_TBC DS 41_

[ALL X JAEMIN] Different SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang