Di luar rumah sedang gerimis sejak siang sampai sore belum reda membuat cuaca dingin berbeda dengan di kamar. Savia sedang asik melihat layar HPnya yang sedang memutarkan adegan seorang pria kekar yang menyodokkan batang kejantanannya dengan cepat dan intens yang membuat wanita dalam video itu mendesah dan menggelengkan kepalanya ke kakan ke kiri berulang terkadang sesekali perempuan itu melengkungkan badannya seolah kenikmatan yang tida habisnya merasuk keseluruhan tubuhnya tanpa terkecuali. Tanpa sadar Savia sudah mengeluarkan buah dadanya yang mulus nan indah sambil meremasnya berulang kali.
Ahhhhhh shhhhhh aaahhhhh
Suara itu keluar dari mulut Savia tanpa sadar. Makin lama makin keras
Aaaaaahhhhh ssssshhhh aaahhhhh
dadanya serasa sesak seolah sedang kehabisan oksigen. Sedangkan di depan pintu yang terbuka Albert dengan santainya menikmati pemandangan indah dihadapannya. Sambil memainkan kejantanan didalam celananya yang sudah sangat mengeras dan segera ingin dipuaskan.
Sedangkan di depan mata Albert, Savia mulai membuka kedua kakinya menaikan rok mini yang dipakai sekaligus memelorotkan cela dalamnya dan dengan segera memainkan jari-jari lentiknya di vaginanya
Aaaaaaahhhhh ssssshhhh aaaaaahhhh sssshhhh sshhhh ah ah ah ah aah aaaa aaaaaaahhhhh
Suara itu keluar dari mulut Savia makin keras dan makin keras. Setelah beberapa lama akhirnya
Acccrrhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Diikuti dengan badan Savia yang mengejang beberapa saat sebagai tanda dia sudah mencapai puncaknya. Nafasnya terengah-engah makin lama makin teratur. Setelahnya Savia merasa ada yang sedang mengamatinya, ia kemudian memiringkan badannya kesamping tanpa merapikan pakaiannya
Jeng jeng jatungnya seolah berhenti. Albert dengan santainya melihat Savia dengan tampang tak berdosa sembari tetap memainkan kejantanannya di celana.
"Astaga gw lupa jika aku sekarang tidak di rumah sendirian" Sambil merapikan rok mini dan kaos ketatnya dengan muka merah malu.
"Body lo bagus juga" Kata Albert dengan santainya sambil berjalan menuju kursi didepan meja rias yang ada di kamar Savia.BEBERAPA MINGGU SEBELUMNYA
Savia gadis muda nan cantik dengan paras imut dan body yang menggoda iman. Orang-orang akan betah memandang paras ayu dengan kulit putih mulus dipadukan dengan postur tubuh yang amat sempurna sangat ideal untuk seorang perempuan. Ditambah dengan buah dada yang lebih besar dibandingkan dengan gadis sebayanya yang membuat para lelaki yang melihatnya pasti membayangkan hal yang jorok.
Namun nasib tak seindah paras dan bodynya. Orang tuanya berpisah sudah sangat lama. Hal itu yang membuat Savia terkadang merasa sedih dan murung. Sore itu ia sedang melamun membayangkan nasib dari keluarganya... Tiba-tiba lamunannya terusik saat papanya menyapa "Savia sedang memikirkan apa?"
"Tidak memikirkan apa-apa pa" Jawab Savia dengan senyuman dari bibir indahnya."Nak segera pakai bajumu dan ikut papa ke depan"
Tumben sekali papa menyuruhnya memakai pakaian batin Savia. Tidak seperti biasanya. Bahkan ayahnya cuek saja kalau Savia memakai pakaian yang terbuka. Tapi ia tetap menuruti kata ayahnya. Ia membuka tanktop ungunya dan segera tampaklah didepan kaca buah dada yang indah milik Savia. "Indah dan besar ya asetku ini" batin Savia "warisan dari mama yang sangat berharga dan membuatku merasa sempurna, terima kasihhhhh ya maaa beruntung sekali gw" senyuman tersungging di bibir manisnya. Ia memakai segera bra berenda yang seolah-olah akan tumpah membungkus buah dada indahnya. Kemudian ia memakai kaos ketat putih yang menampakan gundukan yang sempurna dipandang. Kaos putih ketat dipadukan dengan celana gemas yang memamerkan paha mulus Savia. Semakin sempurna mahluk ciptaan Tuhan itu.Savia berjalan menuju ruang tamu. Matanya tertuju pada papanya yang sedang berbincang dengan antusias dengan wanita cantik dengan dress biru navy. Di sebelahnya duduk seorang pemuda dengan gaya casual wajahnya tampan dan dapat terlihat jelas memiliki postur tubuh yang hampir bisa dibilang ideal. Savia bisa menebak jika pria itu membuka bajunya pasti sixpack.
Percakapan papa Savia terhenti sembari menengok kebelakang setelah mendengar sura langkah kaki. Setelah Savia duduk ayahnya berkata "Perkenalkan ini Savia anakku yang amat ku sayang"
"Savia ini Chaterine calon mamamu nak"
Savia sedikit kaget dengan ucapan ayahnya namun segera mengubah mimik wajahnya yang semula kaget menjadi bisa saja. Kemudian Savia mengulurkan tangannya "Savia tante" Ucapnya sambil tersenyum memperkenalkan dirinya.
"Chaterine dan ini Albert anak tante" ucap wanita itu singkat dengan senyuman yang tulus.Singkat cerita seminggu setelahnya papa Savia menikah dengan tante Chaterine. Awalnya ia agak tidak setuju tetapi ia sadar selama ini papanya sudah sendiri begitu lama. Meskipun wajah ayahnya selalu terlihat gembira Savia bisa merasakan papanya kesepian. Akhirnya dengan ikhlas ia menerim Chaterine sebagai mamanya dan Albert sebagai kakaknya demi kebahagiaan papanya.
Akhirnya mama baru dan kakaknya baru tinggal serumah dengannya untuk beberapa minggu. Tidak seperti yang ia bayangkan sebelumnya ternyata mama barunya sangat baik dengannya apalagi dengan ayahnya hahaha ya jelas lah emang demennya ama ayahnya. Albert juga asik diajak ngobrol karena umurnya memang tidak terpaut jauh.
Dua minggu tinggal di rumah ayah Savia harus kembali berlayar. Sekedar info ayah Savia adalah nahkoda kapal pesiar yang sangat terkenal. Meskipun begitu ia sangat setia tidak seperti yang lain. Chaterine juga harus kembali mengurus bisnisnya diluar negeri yang saat ini sedang berkembang pesat.
Albert diminta tinggal di rumah bersama Savia sekaligus menemani dan menjaganya. Awalnya Savia keberatan tetapi karena papanya yang meminta dan chaterine sebagai mama barunya turut menyarankan Savia akhirnya menurut saja. Hari pertama setelah kepergian orang tuanya dilalui dengan kejadian yang luar biasa.
To be continue....