"Lo mau ngapain ngumpulin kita begini? "
"Rencana besar yang kalau gagal kita bakalan habis tak bersisa"
"Maksud lo apaan Jefan? "
Jefan kali ini sedang berkumpul di markas grupnya. Disana berdiri 5 orang termasuk Jefan. Sepertinya Jefan sedang membuat sesuatu.
"Gue mau kita culik Kaivan Ganendra" Ucap Jefan sambil melipat tangannya lalu menyender pada sofa single di markas sana.
"Hah? Apa-apaan?! " Seru salah satu teman Jefan yang biasa dikenal Brian atau lebih mudahnya biasa dipanggil Ian.
"Gue mau kita culik Kaivan Ganendra! Kurang jelas?! "
"Tapi Jef! Kaivan Ganendra itu anak bungsu sekaligus cucu bungsu bratadikara yang paling dijaga sepenuh hati kaya kedelai malika!! Lo mau bikin kita mati muda?! " Ujar orang di sebelah Brian yang biasa dipanggil Cakra.
"Gue mau lo mikir mikir lagi Jef. Lagian buat apaan sih lo nyulik tuh anak? Balas dendam ke Bagas? " Timpal Harraz, seseorang didepan Brian.
"Supaya gue bisa dapetin Stella Magdalena " Jawab Jefan.
"Uhuk! Hah? Jadi lo libatin kita dalam hal kaya gini supaya lo bisa dapetin si pengharum ruangan itu? " Ucap Aziel, salah satu teman Jefan hingga terbatuk-batuk.
"Stella, bangsat! " Decak Jefan sambil melempar gumpalan kertas ke Aziel.
"Iya si Stella Stella itu. Tapi apa hubungannya sama si Kaivan? Anak se gemes itu mau lo apain anjir? Gue denger-denger dia pernah jatuh gara-gara kesandung pohon, pohonnya langsung ditebang. Apalagi kita nyulik?! Bisa bisa kepala kita yang ditebang goblok! " Kata Aziel.
"Tapi cuma dengan cara itu gue bisa milikin Stella. Dan gue gak mau tau pokoknya kalian harus bantu gue! " Ucap Jefan kekeuh.
"Gue rasa lo udah gila Jef. Lo mau ngambil langkah kek gini demi itu cewek satu yang dari dulu banding bandingin lo sama Bagas. Kalo gue jadi lo mending cari cewek lain. Toh di dunia segede ini cewek bukan cuma Stella" Sahut Harraz yang dibenarkan Cakra.
"Tapi gue maunya Stella. Gue gak peduli pokoknya kalian harus bantu gue! Dan lo Raz, kalo lo gak bantu gue. Gue gak akan segan-segan lakuin apapun ke Ayah lo! "
"Bangsat lo ngapa jadi bawa-bawa bokap gue?! Lo bener bener udah gila! Lo cuma terobsesi sama seseorang yang juga terobsesi sama orang lain! Itu sama aja lo bantu Stella buat muasin obsesi dia sama Bagas Ganendra! Mikir lo! " Sungut Harraz pada Jefan hingga urat-urat di lehernya terlihat.
Aziel yang merasa udara semakin mencekam langsung berdiri dan menepuk bahu Harraz lalu mendorongnya duduk. "Cukup broo.. Kita nih sama-sama temen. Jangan ancem anceman gitu. Kita cari jalan bener dulu. Gak semua harus pake kekerasan, apalagi kriminal kaya nyulik nyulik gitu. Kita pikirin lagi. Sekarang pada duduk dulu, lemesin tuh urat-urat"
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]
FanfictionTentang perjalanan Kaivan. Anak berumur 12 tahun yang diusir oleh Papanya sendiri, yang ternyata adalah orang jahat yang telah menculiknya saat berusia 2 tahun. Perjalanan itu membuat Kaivan bertemu dengan keluarga kandungnya yang sudah terpisah sel...