papa 16

1.3K 150 10
                                    

Bright terbangun dari pingsan nya, setelah mendengar dari sang papa Win merupakan adik tirinya dulu Bright langsung pingsan dan sekarang di rawat di rumah sakit bersama sang adik.

Mew berusaha menenangkan Gulf yang menangis di pelukannya. Mew dan Gulf terpaksa menitipkan anak-anak mereka kepada Tay dan New.

"Bagaimana keadaan Tania dad?" Bright bertanya kepada Daddy nya setelah melihat Tania terbaring di ranjang di sebelah ranjangnya. Gulf yang mendengar suara sang anak sulungnya langsung menghampiri Bright dan memeluknya.

Kalian pasti bertanya-tanya kenapa Bright tidak mengingat Win sama sekali, alasan satu-satunya adalah karna Bright yang menghancurkan jam sang kakek yang mengakibatkan Bright lupa tentang perjalanannya ke masa lalu untuk menyelamatkan papahnya yang berarti Bright tidak ingat daddy nya pernah menikah dengan Art dan memiliki saudara tiri bernama Win.

Tapi karna kejadian Tania trauma lah yang membuat Bright ingat tiga tahunnya dan Tania yang bagai hidup di neraka ketika itu.

"Tania sedang tertidur, dia baik-baik saja" Mew menghampiri anak sulungnya itu. Gulf menangis menatap mata Bright, mata Bright di penuhi oleh kebencian.

"Bright, jangan menyimpan dendam seperti itu nak" Gulf  kembali memeluk putra sulungnya itu.

"Dimana laki-laki brengsek itu pa" Bright menggeram. Hati nya terluka ketika berkata seperti itu tapi rasa benci menutupinya.

"Papa sudah menyuruhnya pulang" Gulf membelai rambut anaknya itu.
.
.
.

"Phi Win ayo kita makan" Tine berusaha membujuk kakaknya untuk makan, sudah dua hari lamanya kakaknya menangis dan mengurung diri di kamar.

"Win ayo makan, tidak baik untuk bayimu jika kau tidak makan" Fai juga ikut membujuk Win.

Didalam kamar Win hanya menangis memikirkan semuanya. Masa depan bahagia yang ingin di tempuhnya dengan Bright sudah hancur berantakan. Win tau seharusnya dia menjauh dari kehidupan sang Daddy dan keluarganya tetapi yang terjadi malah dia tetap mencintai Bright sama seperti sepuluh tahun yang lalu.

Win tau tuhan sengaja menghukumnya dengan hanya bisa mencintai satu laki-laki yaitu Bright yang sangat membencinya. Inilah hukuman yang di jatuhkan tuhan untuk kesalahan keluarga nya.

Win membuka pintu kamarnya dan tersenyum tipis pada Tine dan Fai yang menunggu di depan kamar, wajah Win sangat pucat. Tine menatap khawatir kepada sang kakak.

"Aku baik-baik saja" Win berusaha tersenyum tapi Tine dan Fai tau, Win tidak baik-baik saja.
.
.
.
.

Seminggu telah berlalu, Win sekarang duduk di cafe di sebelah kampus mereka, lebih tepatnya kafe Gun. Bright ingin menemui Win Disini.

Win menatap Bright yang datang dari pintu masuk cafe, tidak adalagi senyuman khasnya, tidak adalagi mata yang menatap Win penuh cinta. Tidak ada lagi Bright yang mencintainya.

"Kau pasti tau alasan ku ingin bertemu dengan mu" Bright langsung berkata lantang ketika sudah duduk di depan Win. Win hanya diam.

"Gugurkan bayi itu" ucapan Bright membuat Win terkejut tapi kemudian tersenyum miris, dulu Bright lah yang ingin Win hamil agar bisa segera menikahinya.

"Aku sudah mendaftarkan namamu di rumah sakit MMY, Dan menjauhlah dari keluarga ku, kami tidak ingin melihat wajah kalian lagi" Bright beranjak dari sana tanpa menunggu sepatah katapun dari Win.

Setelah Bright pergi Win langsung menangis sambil memeluk perutnya, Gun dengan segera menghampiri Win dan memeluknya.

Bright memukul stir mobilnya ketika sudah masuk kedalam mobilnya.  Setetes air mata mengalir di sudut matanya tapi Bright dengan segera menghapus air mata itu.
.
.
.

Please Come Back, Papa ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang