💙Selamat Membaca💙
Sangaji melangkah gontai memasuki area sekolah yang kelak akan menjadi tempatnya mengajar. Melihat sekeliling Aji sudah bisa sedikit memprediksikan suasana di sini.
Halaman parkir yang luas, lapangan di tengah-tengah gedung sekolah dan taman mini yang ada di pinggirnya seperti pada sekolah pada umumnya. Tidak seperti tempat dia mengajar sebelumnya yang bertingkat, bangunan sekolah di sini hanya satu lantai saja.Bagi Sangaji walau berada di daerah pedesaan tetapi sekolah ini tergolong cukup mewah dan bagus.
"Selamat pagi, Pak." Sebuah sapaan menghentikan langkah Aji.
Lelaki itu menoleh ke arah sumber suara kemudian tersenyum kepada orang yang menyapanya barusan.
"Selamat pagi juga, Pak," balas Aji.
"Ada yang bisa saya bantu?" Lelaki berseragam Satpam itu kembali bertanya.
"Oh, saya mau bertemu dengan Pak Fariz, kalau boleh tahu di mana ruangannya, ya?"
"Oh, Bapak tamunya Pak Fariz? Mari saya antar, Pak!" Joko lelaki yang menjadi petugas keamanan di sekolah itu dengan sigap membimbing Aji ke ruang kepala sekolah.
"Wah, jadi merepotkan, Pak." Aji sungkan.
"Ah, tidak! Itu sudah menjadi salah tugas saya, Pak." Joko menjawab sambil tersenyum. Aji pun membalas senyuman itu lalu berjalan mengikuti langkah lelaki berseragam tadi.
Tidak banyak yang Aji bicarakan dengan Joko karena memang sifat Aji yang tidak bisa terlalu banyak basa-basi kepada orang yang baru saja dia kenal.
Sampai di ruangan Kepala Sekolah, Pak Joko terlebih dahulu masuk untuk memberi tahu pemilik ruangan jika ada tamu. Beberapa saat kemudian lelaki itu keluar dan mempersilakan Aji untuk masuk.
Aji memperkenalkan diri walaupun sebelumnya tentu Aryo sudah menjelaskan kepada Fariz tentang dirinya, tetapi tetap saja saat bertemu langsung dia harus memperkenalkan diri lagi.
Sambutan dari Fariz cukup hangat walau jika dilihat dari raut wajahnya kepala sekolah itu terlihat kurang ramah. Mungkin karena belum terlalu mengenal jadi tadi Aji sempat berpikir jika lelaki yang duduk di depannya akan bersikap dingin.
Setelah perkenalan singkat dan sedikit interview dengan kepala sekolah kini Aji mengikuti langkah Fariz ke ruang tata usaha dan ruang guru untuk sekilas pengenalan lingkungan sekolah dan rekan kerja barunya nanti.
Mungkin karena pengaruh koneksi dari Aryo dengan pemilik yayasan juga kepala sekolah jadi tidak banyak persyaratan yang di minta oleh pihak sekolah maupun yayasan. Pertanyaan yang di ajukan pun hanya berkisar tentang pengalaman Aji mengajar sebelumnya dan latar belakang pendidikan lelaki tersebut.
Saat ini Aji sudah kembali ke ruang kepala sekolah setelah tadi berkeliling dan berkenalan. Memakan waktu cukup lama karena Pak Fariz benar-benar membawa Aji berkeliling sekolah dan memperkenalkan kepada jajaran pengurus sekolah dan tenaga pengajar yang ada.
"Bagaimana Pak Aji kesan pertama datang ke sekolah ini?" tanya Fariz.
Aji tersenyum, "Sepertinya nyaman di sini, Pak," jawab lelaki itu singkat.
Fariz pun ikut tersenyum puas, "Semoga betah, Pak. Mungkin nanti akan sedikit berbeda suasananya, tidak seperti sekolah sebelumnya."
"Tidak masalah, Pak. Mudah-mudahan saya bisa cepat beradaptasi."
"Kalau nanti ada kendala, jangan sungkan untuk membicarakan langsung dengan saya, Pak."
"Baik, Pak."
"Untuk hari ini saya kira sudah cukup, saya memberi waktu satu minggu untuk mempersiapkan semuanya. Dari pengalaman yang Pak Aji punya saya yakin kedepannya tidak akan banyak menemui kesulitan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Pertama
RomanceSangaji Prasetya seoarang lelaki yang baru saja menghadapi badai rumah tangga mencoba mencari ketenangan dengan pindah ke luar kota dan mengajar di tempat terpencil. Namun sayang, niatnya menyembuhkah luka malah membuka cerita yang sama sekali tidak...