Bab 27 - Percikan masalah

553 153 38
                                    

Ciee.. pada kesenengan krn dante update lagi di wattpad walau komennya cuma 27...


------------------------------------------


Sekalipun hanya menjadi bagian masa lalumu, namun tetap aku akan berdoa yang terbaik untuk masa depanmu.

Pak Gusti

Bisa saya telepon, Pak?

Pesan singkat itu langsung Natta kirimkan setelah panggilan teleponnya dengan Fla berakhir. Sekalipun Natta kurang memahami mengapa Fla malah mengarahkannya kepada Dani untuk masalah ini, namun disaat genting seperti sekarang, dia tidak banyak mengajukan pertanyaan. Natta yakin Fla mengetahui alasan dibalik semua ini. Namun belum sempat saja kekasihnya itu ceritakan kepadanya.

Berulang kali mengecek balasan dari Dani, pesan tersebut belum juga dibaca oleh laki-laki itu. Terbesit dalam pikirannya untuk menghubungi Dani langsung agar bisa dengan mudah menceritakan semua kejadian yang sedang terjadi. Akan tetapi masalahnya, Natta tidak tahu apa jadwal Dani pagi ini. Jangan sampai panggilan teleponnya malah mengganggu bos besarnya itu. Apalagi Fla mengatakan bila tadi malam Dani tidak pulang ke kamar kostnya, yang itu berarti laki-laki itu sedang ada urusan.

Termenung sejenak memikirkan hal-hal yang sedang terjadi, tiba-tiba saja terdengar notifikasi pesan masuk dari ponselnya. Buru-buru Natta mengeceknya. Dan ternyata nihil, bukan pesan dari Dani yang masuk, namun Dante lah yang mengirimkan pesan.

Pak Dante

Siang ini tidak perlu ke apartemen. Saya ada pertemuan dengan investor. Setelah selesai akan saya kabari.

Menekan tanda reply, ingin sekali Natta mengatakan apa yang dia pikirkan saat ini kepada Dante. Apalagi dari yang Natta ketahui, sejak saham mayoritas Go'Kil masuk ke bursa saham, hubungan d'Express dan Go'Kil semakin tidak baik. Ada pihak-pihak yang memang sengaja menggesekkan kedua perusahaan itu hingga muncul percikan percikan api di antara keduanya.

Padahal sebelumnya d'Express dan Go'Kil selalu bersaing secara sehat. Jikalaupun ada ketentuan-ketentuan yang dibuat, hampir tidak ada yang bentrok atau sama di antara keduanya. Tapi saat ada case internal pada perusahaan Go'Kil, hingga saham mayoritas diobral pada bursa saham, semuanya lantas berubah.

Keputusan Dante untuk tidak membeli saham itulah yang bisa dibilang memicu percikan api di antara keduanya.

Karena hal itulah, Dani, sebagai salah satu owner d'Express dibuat pusing atas masalah ini. Beberapa kali dia harus melakukan pertemuan internal dengan owner Go'Kil agar meminimalisir kesalah pahaman di antara dua perusahaan besar ini.

Namun faktanya sekarang, seorang perempuan yang terlibat cinta segitiga antara pemilik d'Express, tiba-tiba saja melamar di perusahaan Go'Kil hingga kemungkinan besar akan memicu masalah sebelumnya menjadi lebih besar lagi.

"Enggak bisa, enggak bisa. Pasti ada alasan lain kenapa Fla enggak izinin buat kasih tahu Dante," gumam Natta sembari menghapus balasan pesannya yang akan ia kirimkan pada Dante.

Dengan keputusan tepat, Natta tidak mengirimkan balasan apapun pada Dante. Saat ini dia hanya bisa diam. Menunggu respon Dani atas pesannya yang kemungkinan besar akan terlambat.

"Semoga yang gue pikirkan salah," ucapnya kembali bermonolog.

***

Baru saja membuka matanya pada pukul hampir jam 11 siang, Dani tidak langsung mengecek ponsel yang tergeletak di atas meja kerjanya. Tubuhnya bergerak bangun dari ranjang. Dengan langkah perlahan, Dani bergerak keluar dari kamar, mengecek ke ruang tamu sampai area dapur, mencari sosok yang mengantarkannya semalam dari club.

SPOSAMI! DANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang