Sarang sudah bersiap dari langit yang masih gelap hingga perlahan matahari muncul, ini yang ia tunggu-tunggu, karna semua orang masih tidur di hari libur, Sarang sudah rapi dengan baju olah raga nya sedikit riasan dan tak lupa membawa tas.
"Hari ini jadi kan?" senyum terukir diujung bibir sarang mendengar suara Vasco di balik telfon nya. "Tentu saja jadi, aku masih menunggu bus." Ujar Sarang, "mwo? matahari belum terbit, kau sudah menunggu bus? aku baru bangun."
Crot darah mengalir dari hidung Sarang, bagaimana tidak suara serak khas bangun tidur Vasco membuatnya hilang akal, "Sarang? kau disana?" panggil Vasco.
"Ya, ak-aku tak sabar berlatih jadi... tak apa, kau lanjut saja tidur aku bisa menunggu nanti, jangan pedulikan aku, oh bus nya sudah datang sampai jumpa lagi Vasco." Tak menunggu jawaban dia menyimpan kembali ponselnya, tak lupa menyumpal hidungnya dengan tisu.
Sebenarnya ia hanya jaga-jaga jika mimisan nanti, ternyata benar saja, biasanya di hari minggu ia akan tidur hingga siang hari namun berbeda kini matanya tak kunjung ngantuk.
"Hanya beberapa menit lagi, sebenarnya aku bisa lari ke sana tapi aku pasti berkeringat sangat tak baik muncul dihadapan calon jodoh dengan penuh keringat, apa ahjussi tak bisa ngebut?" Ia menghirup udara segar di pagi hari.
"Ini hari terbaikku!" batin Sarang tersenyum lebar.
...
Sarang POV
Setibanya di halte mata ku membulat melihat Vasco dari kejauhan yang duduk disana sembari memainkan ponselnya entah melihat apa, aku terburu-buru turun dari bus dan dihadapan ku Vasco tersenyum, "sudah datang." Ujarnya tersenyum kecil, "k-kenapa kau disini? bukannya tadi baru bangun?" tanya ku menahan gugup.
"Mana mungkin, kau semangat begini tapi aku malah santai-santai, kau bawa tas?" tanya Vasco melihat tas ransel hitam ku. "Oh iya, ini hanya jaga-jaga aku bawa beberapa barang penting." Ujar ku menjelaskan dan Vasco mengangguk mengerti.
"Masih jam segini ayo cari sarapan dulu, kau pasti belum makan, kan?" sebenarnya aku biasa berolah raga sebelum sarapan bukannya sesudah, tapi vasco yang mengajak, kenapa tidak? "iya baiklah." Kami pun meninggalkan halte.
~~~
"Ini makan lah." Vasco memberi gyeran mari diatas nasi ku, dan kulahap dengan baik, "kau sering makan disini? sepertinya kau akrab dengan bibi disini?" tanya ku disela-sela makan. "Benar, ini tempat langganan ku dengan teman-teman ku, kau juga datang lah sering-sering ke sini jika mau, burn knuckles sering makan bersama disini,oh ya rumah mu jauh ya?" Tanya Vasco menatap
"Tidak juga, sekali naik bus saja sampai, hanya beberapa menit." Ujar ku, aku mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ku dan meletakkan nya di meja untuk Vasco ia menatap ku bingung, "oh, ini ku beli tadi, dulu kau juga memberi susu coklat ini kan?" tanya ku.
"Aku suka susu coklat, dulu aku tak tau kau suka apa jadi kubelikan saja susu coklat, apa kau suka?" Vasco meminum susu pemberian ku, "suka! aku juga suka susu coklat, siapa coba yang tak menyukai coklat?"
Kami kembali membicarakan hal-hal random yang mengalir begitu saja hingga selesai makan, "kau tak terburu-buru kan? tak mungkin kita langsung olah raga setelah makan, teman ku juga mau ikut dia sedang menurunkan berat badan, maaf lupa memberitahu mu." Ah mana mungkin aku bisa marah walaupun kecewa kukira hanya akan kami berdua.
"Tak apa, banyak yang ikut lebih bagus kan? dimana rumah teman mu?" kami pun menuju rumah teman Vasco entah siapa.
Keheningan menyelimuti sepanjang jalan, mataku curi-curi pandang melihat Vasco, dia sangat tinggi, mungkin aku hanya sebahu nya? tato nya memang mengerikan tapi dia tak seperti yang terlihat, kumis nya boleh juga, hidungnya mancung kulitnya lebih putih dari ku dan benar-benar mulus wah aku kalah dengannya, ototnya woww, urat-urat di tangannya terlihat jelas.
"Sarang.. kau mimisan apa kau sakit?" ah otak ku ini memang kurang ajar, "bukan, aku memang sering mimisan tiba-tiba." Ucap ku berbohong, ku ambil tisu yang di tas tadi untuk menyumpal darah nya. Vasco menatapku khawatir, "aku baik-baik saja jangan khawatir," ucap ku meyakininya dan kami pun melanjutkan perjalanan.
"Oh Hyungseok! kau sudah lama disini?" oh ini ternyata temannya, "kau dengan siapa?" tanya orang bernama Hyunseok itu melirik ku, "ini teman ku, Sarang dia juga mau ikut olah raga bersama, tak apa kan?" kami saling berkenalan, "tak apa, begini lebih baik kan, apa langsung mulai saja?" Vasco menatap ku, "kau kuat lari kan?" tanya nya, "tentu saja..." ku pikir hanya lari sebentar, ternyata.
"Biasanya lari kami lebih cepat, untung ada kau jadi aku tak harus menyamai dengan kecepatan Vasco" ujar Hyungseok pada ku, "benarkah? kalau begitu aku ingin coba lari seperti kecepatan biasa kalian, aku juga bisa."
Hyungseok menatap ku yang tak bisa ku artikan, "benarkah? kalau begitu ayo Hyungseok kita berlari seperti dulu!" Hyungseok tertunduk sesaat, barulah mulai.
Ku akui, aku menyesal benar saja ini terlalu cepat, bisa ku lihat Hyungseok yang kewalahan, sementara Vasco terlihat sudah biasa, kaki ku rasanya ngilu. "Ayo Hyungseok kau pasti bisa!" Vasco memberi temannya itu semangat, dia terlihat mau pingsan.
"Aw-" sial kaki ku terkilir Vasco dan Hyungseok yang menyadari aku tertinggal menghampiri ku, "kau kenapa? apa yang sakit?" tanya Vasco, "kaki ku.."
Hyungseok mencoba membantu namun, "aw! itu sakit!" aku tanpa sadar memukul nya, karna ini benar-benar sakit, "maaf!" dia ikut panik.
"Ayo sini ku bantu." Vasco hendak menggendong ku, "jangan.. aku berat." Vasco tak menghiraukan ku, ini terlalu dekat! aku mohon jangan mimisan lagi aku takut mati jika terlalu banyak darah yang keluar jika begini.
"Maaf, boleh ku lepas sepatu mu?" dan ku izinkan, apa dia mengerti hal seperti ini? aku takut, dan tak lama kaki ku perlahan membaik, "wah Vasco memang bisa di andalkan, aku tadi harusnya tak perlu sok tau.." ujar Hyungseok membuat ku tak tega, "hey maaf memukul mu tadi, kau juga pasti spontan menolong ku, tak apa, dan terimakasih Hyungseok." Ujar ku tersenyum. "Vasco terimakasih."
"Sepertinya cukup sampai disini dulu Seok," ujar Vasco pada Hyungseok, dan ia pun berpamitan meninggalkan kami disini.
"Apa kau mau pulang saja? rumah mu dimana ayo ku temani." Tidak bukan ini rencana ku! "tidak, kaki ku sudah sembuh lihat!" aku mencoba berdiri ternyata belum terlalu pulih Vasco berhasil menahan tubuhku yang hampir jatuh itu.
"Kaki mu belum pulih, jangan langsung berdiri dan istirahatlah dulu disini, aku beli air dulu tunggu ya." Vasco berlari meninggalkan ku, padahal dia bisa santai saja.
...
"Ini minumlah." Dia membukakan minuman itu untuk ku ah aku kan bisa tambah suka jika begini, "terimakasih." Kami diam untuk beberapa menit, "setelah ini kau akan kemana?" tanya nya.
Aku pun tak tau, apa bisa aku menghabiskan seharian ini dengannya, "bukan kah kau mau mengajariku bela diri yang kau bisa? muay thai kan?" Vasco terlihat berfikir sesaat, "lain hari saja, kaki mu belum pulih kan."
Aku mendengus pelan, ini mengecewakan apa lagi yang bisa ku gunakan sebagai alasan untuk berdua dengannya?
"A-ah aku lapar.." entah kenapa sekian banyak kata-kata yang kupikirkan malah keluar kata itu, "kau lapar? mau makan jajangmyun di rumah ku? ah rumah ku..."
"Mau! ah... maksudku ak-aku mau jajangmyun, sepertinya enak setelah olah raga makan itu.." Vasco menatapku lama, ah apa aku terlalu bersemangat? ini memalukan, "baiklah jika kau mau, ayo ku bantu." Aku menolaknya, itu lebih baik untuk kesehatan jantung ku. Kami pun jalan perlahan, tas ku di bawakan oleh suami- maksudku Vasco.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARANG IN PTJ UNIVERSE
FantasiaHanya imajinasi, saya yang bisa masuk dunia ptj universe. 🔞 Hajoon x Sarang ( Sarang as yourself ) Start writing: (22 Juli 2022 - 02 Agustus 2022) karakter campuran. ~how to fight ~lookism ~questism vote kalian sgtt berharga✨🫶🏻 SPOILER WARNING. ...