LIMERENCE 45

8.2K 803 21
                                    

Update! Jangan lupa vote dan komentarnya wahai pembacaku tersayang❤️ aku gak balas komen kalian tapi aku baca semuanya❤️ makasih buat yang sudah mau menunggu di sini ya:) selamat membaca:*

🌼🌼

Ardhani bangga bisa memulangkan Javas kepada Ibunya dalam keadaan tertidur. Karena dengan itu Javas tidak akan mengganggu istirahat Karina yang sudah pasti lelah bekerja seharian. Karina juga tidak protes, perempuan itu membiarkan Ardhani masuk ke dalam kontrakannya untuk menaruh Javas di dalam box bayi.

"Bagaimana pekerjaan kamu hari ini?" tanya Ardhani. Mereka sudah berada di luar rumah sekarang. Karina sangat menjaga jarak dan tidak ingin terlalu dekat dengan Ardhani dan Ardhani juga tahu soal itu.

"Lancar."

Ardhani membuang napas lega. "Syukurlah. Sepertinya semuanya akan baik-baik saja."

"Tidak."

Ardhani langsung mendongak menatap Karina bingung. "Ya?"

Karina sebenarnya tidak ingin membicarakan ini, tapi masalah ini harus di beritahu. "Tadi kekasih kamu datang ke tempat kerja ku."

Ardhani membelalak. "Apa yang dia lakukan?"

Karina mengedikkan bahunya. "Tentu saja beli roti. Aku dengar Jesica juga kenalan pemilik toko roti."

"Ah." Ardhani baru tersadar kalau Karina bekerja di toko roti milik temannya. Meski pemilik toko itu mantan kekasih Jesica, mereka semua tidak ada masalah dan justru berteman baik. "Aku baru ingat tentang itu."

Karina mendesah. "Kamu tidak menceritakan soal kedatanganku kemari kepadanya?"

Ardhani menggeleng cepat. "Tentu saja tidak."

Karina mengangguk. Memang seharusnya Ardhani tidak perlu memberitahunya karena Karina juga tidak mau memikirkannya. Tapi sekarang situasinya berbeda, Jesica sudah tahu tentang keberadaannya. Dan tidak lama lagi juga perempuan itu akan tahu soal Javas yang dia perbolehkan bertemu dengan Ayahnya yang juga kekasih Jesica.

"Kamu tahu kalau kan aku tidak mau punya masalah dengan kamu dan kekasih kamu atau keluarga kamu?"

Ardhani mengangguk. "Ya."

Karina membuang napasnya perlahan. "Sekarang Jesica sudah tahu kalau aku ada di sini. Tidak lama lagi dia juga pasti akan tahu kalau kamu sudah bertemu denganku dan ikut mengurus Javas."

"Aku akan merahasiakannya," sahut Ardhani cepat.

Karina menggeleng. "Aku tidak menginginkan itu."

"Lalu?"

"Aku mau kamu menceritakan yang sebenarnya kepada kekasih kamu."

Dahi Ardhani mengerut. "Maksudnya?"

Karina menatap Ardhani serius. "Aku tidak mau membuat kesalah pahaman lagi. kamu harus terus terang kepada Jesica kalau kamu ikut mengurus Javas. Dan hanya tentang Javas, tidak denganku. Aku tidak mau Jesica menganggap ku sebagai perempuan peganggu hubungan kalian lagi. karena itu sendiri mau kamu untuk ikut mengurus Javas."

"Tapi─"

"Kalau kamu tidak mau, kamu tidak usah bertemu dengan Javas lagi. aku tidak mau anakku yang menjadi korban nanti. Cukup aku saja yang menanggung segala dosaku. Aku tidak mau melibatkan putraku. Aku tidak mau kalau nanti Javas sampai mendengar kalau Ibunya seorang perusak hubungan pasangan lain."

Ardhani terdiam beberapa detik. Sebelum akhirnya napas berat laki-laki itu keluar. "Aku akan mencoba memberitahunya."

"Kamu harus. Bicara saja dengan jujur kamu hanya mengurus Javas saat aku bekerja. Ini tidak ada hubungannya denganku. Itu hanya bentuk tanggung jawab kamu kepada Javas. Buat kekasih kamu itu mengerti dan berhenti berpikir kalau aku akan menghancurkan atau merebut kamu darinya," jelas Karina. Dia mendadak emosi saat mengingat kembali tuduhan Jesica padanya di toko roti tadi.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang