0.4

58 9 1
                                    

Brakk!!-

Suara dobrakan pintu di sebuah club yang digunakan untuk melakukan transaksi narkoba, dimana mereka sekarang terkejut karena keberadaan polisi yang mengetahui mereka, dan menodongkan beberapa senjata pada mereka.

Perkelahian pun terjadi dengan suara tembakan dimana-mana, sementara para bosnya kini melarikan diri lewat pintu rahasia dengan mobil yang sudah menunggunya disana, memperlihatkan seorang gadis cantik mengendarainya.

Entah kelalaian seperti apa yang dilakukan para polisi itu, hingga bos gengster tersebut berhasil lolos dengan membawa semua barang buktinya.

Tepat di pinggir sungai han, mobil dengan gadis cantik itu pun berhenti, dan terlihat sedang berkomunikasi dengan bos gangster tersebut.

"Jadi apa saja yang ada di dalam tas itu?" tanya gadis cantik tersebut.

"2 kg LSD, 1 kg morfin dan 30 suntik heroin"

"Baiklah, letakkan saja itu di jok belakang"

Ketika pria itu hendak berbalik setelah meletakan tas tersebut, ternyata Ha-Yeon telah mengarahkan pistolnya tepat di pelipis pria itu.

Yap, Ha-Yeon lah yang melakukan transaksi palsu tersebut, ini adalah rencananya untuk menangkap kasus penyebaran narkoba di club malam Hongdae.

Seketika beberapa mobil polisi pun datang, membawa Kim Jung-Il pergi ke kantor untuk mengintrogasinya secara detail.

Di ruang introgasi, kini hanya ada Ha-Yeon dan Jung-Il, sementara yang lainnya mereka melihat dari balik kaca besar termasuk Ha-Joon.

"Jadi dari mana kalian bisa mendapatkan narkoba itu? Siapa pengedarnya?" tanya Ha-Yeon tegas.

"Apa untungnya bagiku, jika aku memberitahu kalian?" ucap Jung Il mencemooh.

"Katakan saja, apa ini menyangkut kepada blackwolf?"

"Blackwolf? Apa itu? Apa itu judul judul dari sebuah novel?" Jung-Il yang terlihat mempermainkan Ha-Yeon. Membuat gadis itu semkin kesal, Berhenti pura-pura jika kau tidak mengetahui siapa Blackwolf, hah!

"Aku benar-benar tidak tau apa dan siapa blackwolf!! Berhentilah bertanya padaku, aku hanya mendapatkan itu dari beberapa pria yang datang dari luar negeri"

"Apa maksudmu, ini adalah barang import?"

"Iya itu adalah barang import, aku harap kau bisa membebaskanku dari ruangan ini segera, aku tidak peduli berapa lama aku akan dipenjara yang jelas hentikan pembicaraan ini."

Ha-Yeon yang melihatnya hanya bisa menghela nafas, pasalnya dia sudah kehabisan akal untuk mengintrogasinya, jadi dia akan menggunakan hari lain untuk kembali menanyakan hal yang sama padanya.

***

Disisi lain tepat di atas gedung Yosan, terdapat dua orang pemuda yang tengah mengawasi sesuatu, tampaknya mereka sedang menentukan target mereka selanjutnya, yang merupakan salah satu orang penting dari perusahaan DH grup.

"Sasaran dikunci." Ucap seseorang yang sudah mengatur targetnya dalam teropong senapan, siap menembak.

Pemuda di sampingnya kini masih melihat target tersebut, dengan teropongnya untuk memastikan semua aman.

"Pelurunya bakal mencair dalam 3 menit jadi-"

"Tembak!"

"Hah apa?"

"Tembak sekarang!" ucap pemuda itu, dan temannya pun kini menembak dengan senapan sunyi tersebut, dan peluru pun tepat mengenai kepala dari seorang pemegang saham di perusahan DH grup.

Seketika suasana di bawah sana pun menjadi sangat kacau, dan darah pun terus bercucuran dari kepala Oh Jung Woon, selaku pemegang saham tersebut.

"Berapa lama pelurunya mencair?"

"3 menit."

"Bagus! Polisi bakal datang sekitar 5 menit lagi jadi ayo pergi." ucap pemuda itu dan mereka pun pergi dari sana.

Tidak lama para polisi pun datang untuk menyelidiki kasus penembakan tersebut. Ini bukan kali pertama untuk mereka menangani kasus pembunuhan berencana.

Kepolisian seoul memiliki tim khusus untuk mengatasi kasus seperti ini, mereka punya tim andalan yang dipimpin oleh seorang gadis yang cerdas yaitu Lee Ha-Yeon dan rekannya Shin Ha-Joon.

Gadis itu pun kini berdiri tepat di samping jenazah tersebut melihat sekitar, terutama pada bagian atap gedung.

"Ada bekas tembakan di bagian kepala belakang!" ucap salah seorang tim kepolisian.

"Kalo luka tembakannya di kepala, kemungkinan besar dia ditembak dari atap gedung" ucap Ha-Yeon, sambil melihat beberapa atap gedung.

"Bagaimana kau bisa menyimpulkan secepat itu, hah? Kau baru beberapa bulan bekerja di kepolisian." Ujar Ha-Joon yang memang selalu meragukan kemampuan dan kecerdasan gadis itu.

"Berpikirlah dengan logika mu bodoh, seseorang akan dengan mudah untuk menembak di kepala jika dia berada tepat di atasnya!" jelas Ha-Yeon sambil memukul kepala Ha-Joon.

"Yah! Aku adalah senior mu! Bersikap lebih sopan padaku!" tolak Ha-Joon karena gadis itu memukul kepalanya.

"Dan aku adalah ketua tim ini, jadi diamlah!" telak Ha-Yeon membuat yang lainnya menoleh, sekaligus membuat pria itu bungkam.

Ha-Joon hanya memutar bola matanya malas, sebenarnya dia tidak menyukai gadis ini dan berusaha untuk menggeser posisinya sebagai ketua tim.

Namun, kerja kerasnya selama ini masih kalah jauh, dengan kinerja Ha-Yeon yang masih dibilang anggota baru.

Setelah itu pun mereka kembali ke kantor, lalu mereka berkumpul untuk menjelaskan kasus tersebut, dan karena mereka tidak punya bukti-bukti yang cukup kuat, akhirnya mereka menutup secara terpaksa kasus tersebut.

"Aish! Kenapa harus ditutup? Padahal kita tinggal tangkap saja pelakunya, ini pasti masih komplotan blackwolf percayalah." Ujar Ha-Yeon terlihat kesal karena dia tidak berhasil menyelesaikan kasus tersebut.

"Tapi, kita tidak bisa asal memutuskan begitu saja, bahkan kita sama sekali tidak menemukan peluru disana." Ucap Ji-Won.

"Yah, mereka sangat licik dan cerdas, mereka sangat terampil dalam merencanakan sebuah pembunuhan." Lanjut Ha-Yeon.

"Sebaiknya kita menyerah saja untuk geng blackwolf, atau kau akan menjadi gila." Ujar Ha-Joon sambil memincingkan matanya pada Ha-Yeon.

"Tidak, aku tidak akan menyerah, kita pasti bisa menangkap Blackwolf!" gigih gadis itu.

"Teruslah bermimpi, nona!" ucap Ha-Joon telak pada Ha-Yeon yang langsung dihadiahi tatapan tajam darinya.

Ha-Joon yang melihatnya pun langsung pergi keluar dari kantornya, ke tempat yang cukup sepi dan terlihat mengeluarkan ponselnya lalu mencari sebuah kontak seseorang dan menelponnya.

.

.

.

.

tbc?

just vote and comment, thanks~

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang