MY EVELL - BAB Kedelapan

19 3 0
                                    

Aku tersenyum ketika matahari perlahan mulai menghilang, meninggalkan sinar jingga yang masih kuat, pink dan biru gelap di langit luas. Aku mengamati, terus mengamati gadis itu, hingga berkata, "Kapan aku bisa memiliki seutuhnya hati gadis yang sedang bersama ku saat ini?

Baru saja Aku menghiburnya untuk sedikit menutupi kesedihan nya, Kini rasa sedih itu muncul kembali. "Ada apa lagi dengan Gadis itu? "Lirihku dalam hati.

Kelopak mata nya terus menerus tertuju ke Ponsel yang digenggam nya. Sepertinya telah terjadi sesuatu. "Ada apa? Apa yang sedang kamu cemaskan? "Gadis itu lalu meletakan ponsel kedalam saku tas yang dibawa ikut bersama nya.

Raut wajah yang baru saja beberapa menit yang lalu kesal pada makhluk aneh seperti ku, sekejap berubah dengan drastis. "Bi Ida, aku cemas memikirkan Bi Ida. "Kata gadis itu seraya terpatah patah.

Ekspresi ku pun bertahap ikut berubah, kini rasa penasaran itu makin tinggi. "Siapa Bi Ida? "Tidak ada sepatah kata pun yang di ucapkan oleh gadis itu, tiba tiba gadis itu menyeret kedua tanganku untuk ikut berlari bersama nya. "Sudah tidak ada waktu, nanti aku ceritakan.

Lihat! episode Naruto baru saja muncul, Nan! "Nandu menyesap kopi hitamnya seraya melotot. Ucup memberitahu dengan menyodorkan ponsel miliknya tepat di wajah Nandu yang jaraknya hampir kurang dari sepuluh centimeter. ketika mereka berdua berkumpul di kamar Ucup.

Episode kali ini mungkin akan benar benar menjadi berita duka untuk seluruh penggemar Naruto se antero Galaxy. "Ya benar di trailer yang kulihat, di episode ini menceritakan Kurama yang kabarnya akan meninggalkan kita semua, "Tambah Nandu seraya meletakan kopi nya. "Semoga itu semua bohong! tidak terjadi! Aku belum rela Kurama meninggal! Kurama kumohon! "Tambah Ucup yang kembali menarik ponsel nya dari hadapan Nandu.

Hey jaga ucapanmu, Kurama tidak akan meninggoy semudah itu, "Balas Nandu seraya menyarankan Ucup untuk menonton secara khusus episode ini lewat Projector. Lalu Ucup menoleh ke arah Nandu. "Jangan kau bilang pun, Aku sudah paham untuk ini!

Tepat pada saat itu ponsel Donal berbunyi. "Siapa lagi yang menelpon disaat Aku sedang berdesakan di angkutan bus umum yang sedang kunaiki bersama Evell? Aku baru saja menerima panggilan masuk dari Ibu, masa ibu menelpon lagi?, "Gerutu ku di angkutan bus umum.

Evell yang sedang duduk dalam angkutan bus umum seat dua di baris dua dari belakang kiri dekat pintu keluar, masih terlihat cemas memikirkan Bi Ida. mata nya selalu tertuju ke jendela bus dan berkata, "Semoga Bi Ida tidak apa apa." suaranya begitu terdengar di telingaku.

Vell, percayalah aku yakin Bi Ida tidak akan terjadi apa apa. "ucapku seraya berpegangan ke handle bus umum.

Semoga saja, "Kamu tidak memiliki acara penting kan hari ini? "Aku terkesima kembali mendengar ucapan nya sekali lagi. Mataku terfokus seratus delapan puluh derajat pada Evell. "Tidak, memangnya kenapa?,

Permisi, bisa menggeser sebentar? saya mau lewat, mau turun. "Tiba tiba Percakapan kami terpotong oleh wanita berkacamata memakai tas slempang hijau tua yang duduk bersebelahan dengan Evell. "Kemudian Aku berbalik menepikan tubuhku ke sisi seat bus umum yang jaraknya tidak jauh dari Evell.

Lalu, Evell menyesap air mineral yang dibawa nya yang ditempatkan pada Tupperware, meneguk perlahan demi perlahan air mineral yang ada didalam Tupperware yang dibawa nya.

Shin shou fuukei ijigen ni te wo hikarete, Saisei kaerenai sore de ii, arashi no naka tobikonda. "Tidak! Kurama kumohon Kurama! "Ucup Dan Nandu berteriak dengan Keras.

Sepertinya Evell menyadari lirikan tajam dilemparkan olehku mengarah ke arahnya. "Daripada kamu berdiri, lebih baik kamu duduk. lagi pula disebelahku sudah kosong.

Aku meletakan tasku terlebih dahulu, lalu berdeham. "Apa kamu masih cemas memikirkan Bi Ida? "Tanyaku. Evell menundukan kepala seraya mengangguk. "Ya tentu saja, sejak kematian mama beliau sudah aku anggap sebagai mama kandungku sendiri. "Cemasnya. "Ya aku tau tentang itu, semoga beliau tidak apa apa ya. "Kataku.

Mengapa kamu sangat perduli denganku? Setelah apa yang kulakukan padamu?" Aku mengerutkan alis lalu tertawa datar. "Tidak ada alasan untuk pernah membenci My Evell sedikitpun di kamusku.

Satu jam kemudian, kami berdua sudah berada di mobil Jazz RS kuning milik Evell dan mendengarkan Mang Ujang supir pribadi Evell menceritakan tentang apa yang dialami Bi ida.

Jadi apa yang sebenarnya terjadi Mang? pada Bi Ida?" Tanya Evell. "Mang Ujang juga tidak tahu pasti Non keadaan sebenarnya seperti apa, Mang Ujang hanya mendegar suara gelas yang terjatuh di dapur cukup keras. "Sahut Mang Ujang yang sedang mengemudi.

Apa sebelumnya Bi Ida mempunyai riwayat penyakit Mang? "Aku menyela pembicaraan mereka berdua. "Setauku Bi Ida sehat sehat saja. "Balas Evell. "Mang Ujang yang sedang mengemudi hanya terdiam bimbang untuk menceritakan atau tidak hal sebenarnya pada Evell.

"Apa aku harus menceritakan semua nya ya pada Non Evell? tapi Bi Ida melarangku untuk menceritakan hal ini kepada siapapun termasuk Non Evell." Lirihnya dalam hati.

Donal masih berbaring di tempat tidur ketika ponselnya berdering. mengerang pelan, tapi langsung terbatuk batuk. Ia memaksa dirinya bangkit duduk dengan susah payah dan meraih ponsel yang tergeletak di meja di samping tempat tidur.

"Halo? "Gumamnya serak, dan kembali terbatuk-batuk. "Ada apa denganmu?" Walaupun kepalanya terasa berat dan seluruh tubuhnya lemas, Donal masih bisa tersenyum mendengar suara Evellyn yang bernada cemas bercampur curiga.

"Aku tidak tahu, "Gumam Donal pelan. "Badanku panas dan lemas, tenggorokanku sakit, dan kepalaku serasa seperti baling baling yang berputar cepat. mendadak seperti ini ketika Aku pulang dari rumahmu semalam.

"Tapi semalam kamu nampak baik baik saja? "Kata Evellyn lagi. gadis itu terdiam sejenak, lalu bertanya cemas, "Apakah gara-gara kamu mengantar aku pulang semalam? Apa kamu masuk angin setelah mengantarku?

Donal kembali berbaring dan memejamkan mata, berharap rasa pusingnya bisa berkurang. "Tidak. Aku yakin bukan itu, "Sahut Donal. "Kurasa aku sering bergadang mengerjakan tugas sekolah hingga larut malam.

"Kamu sudah ke dokter? Minum obat? "Tanya Evellyn. "Donal menggeleng walaupun ia tahu Evellyn tidak bisa melihatnya. "Nanti saja, Terlalu lemas untuk bangun. Aku mau berbaring sebentar. "Jeda sejenak di ujung sana, lalu Evellyn bertanya, "Kamu mau aku pergi ke sana? ke rumahmu menjengukmu?

"Kamu akan datang kalau kuminta? Apa kamu hanya bergurau? "Donal balas bertanya. "Iya tentu saja. Kalau kamu mengijinkan aku datang kerumahmu." Donal tersenyum tipis.

Evellyn bahkan tidak berhasil menyingkirkan rasa sikap perduli nya dari nada suaranya. Selama Donal mengenal Evellyn, ia sudah berhasil mengetahui beberapa hal tentang diri gadis itu.

Pertama, Evellyn Angeline selalu bersikap tidak pernah peduli kepadanya. Hal ini membuat Donal lega karena sedikit demi sedikit Evellyn Angeline mulai peduli kepadanya.

****

MY EVELL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang