Berbeda ( Kisah Gadis Lemah dengan Senyuman Sejuta Luka)

14.Berbeda

Kasih sayang keluarga itu apa?...
-Risayla Syakila-

Happy reading...

Matahari sudah menampakkan sinarnya pagi ini, sinarnya memasuki celah gorden kamar Risa. Risa berdiri di depan kaca merapikan penampilannya pagi ini, Risa tersenyum bahagia karena hari ini dia kembali kuliah setelah satu Minggu lamanya di rawat di rumah sakit.

Risa berjalan membuka gorden kamarnya, setelahnya dia berjalan menuju nakas untuk mengambil ponsel. Risa membuka roomchat dirinya dengan Rama dan mengetikkan pesan disana, namun hanya tanda centang 1 yang terlihat menandakan bahwa Rama off.

"Mungkin paket data dia habis ya," gumam Risa.

Risa beranjak mengambil tote bag dan sneakers berjalan keluar kamar menuju lantai bawah. Rumahnya masih sepi seperti kemarin karena sang ayah, bunda, Azi, dan Isma belum pulang dari acara.

Saat Risa menuruni tangga, dirinya melihat Refal yang sudah rapi dengan seragam sekolah miliknya. Refal tersenyum menatap sang kakak yang menuruni tangga.

"Cantik banget yang hari ini mau kuliah lagi," celetuk Refal sambil menaik turunkan alisnya menggoda sang kakak.

Risa tersenyum membalas ucapan Refal, dirinya duduk di sofa untuk memakai sneakersnya.

"Kemarin kamu jemput kakak naik mobil, mobil siapa yang kamu pakai? Kata kamu ayah, bunda, kak Isma, sama bang Azi ada acar, mereka naik apa?" Tanya Risa beruntut.

Refal tersenyum menatap sang kakak dan berpindah posisi duduk menjadi di samping kakaknya.

"Itu mobil punya Refal, gak usah nanya itu Refal dapet mobil darimana tapi yang pasti Refal gak curi ya kak, dan mereka pergi ya naik mobil ayah atuh," jawab Refal.

"Oh.." Risa ber oh ria merespon penjelasan Refal.

"Kak Risa masuk kuliah jam berapa?" Tanya Refal.

Risa menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan sebelah kiri menunjukkan pukul 6 tepat, dan jam masuk mata kuliah pertama masih sekitar 2 jam lagi.

"Masih 2 jam lagi sih, kenapa?"

"Refal mau nanya sesuatu ke kakak tapi kakak jawab jujur ya kak,"

"Nanya apa?" Risa memiringkan tubuhnya menghadap sang adik.

"Selama Refal gak disini, kakak diapain aja sama mereka?" Tanya Refal.

Bak disambar petir, Risa terdiam seribu bahasa.  Dia bingung harus menjawab bagaimana pertanyaan Refal, satu sisi dia ingin jujur tapi disisi yang lain dia takut akan ancaman dari Isma dan Azi akan terjadi pada dirinya secara nyata.

"Jawab jujur kak," desak Refal saat menatap air muka sang kakak berubah.

"Oke kakak jawab jujur tapi kakak mohon jangan sampai kamu bilang macam-macam ke mereka ya! Kakak di siksa selama kamu gak ada disini, mulai dari perkataan hingga fisik dan kakak diancam sama kak Isma dan bang Azi jangan ngadu ke kamu kalau ngadu mereka bakal bunuh kakak. Kamu diem aja ya jangan berbuat apapun kalau kamu mau lihat kakak selamat!" Jelas Risa dan Risa memperingatkan sang adik untuk tidak melakukan apapun untuk membela dirinya.