Bagian 22

168 29 5
                                    

Sanzu Haruchiyo x Reader

..

[Name] masuk ke sebuah ruangan kosong dengan bersembunyi di tempat tumpukan barang yang tertumpuk diruangan tersebut.

Perutnya sangat sakit, [name] sampai harus menutup mulutnya, menahan rasa sakitnya agar tak ketahuan oleh orang-orang yang mengejarnya. Bahkan darah yang merembes masih mengalir dari bagian bawahnya membuatnya harus menahan air matanya agar tak terdengar isakan.

"Kumohon bertahan." Batin [name].

Terdengar bunyi tembakan yang menewaskan pengejar [name].

"Sialan! Padahal aku ingin kencan dengan [yn] tapi malah harus membasmi cecunguk seperti kalian lagi." Gerutu Rindou.

"Sabar-sabar. Sekarang periksa tempat itu takut-takut mereka menyembunyikan jebakan."

"Kau berisik aniki. Jangan komen terus. Cih!"

Ran hanya terkekeh ketika adiknya marah-marah dalam alat komunikasinya.

"Huh.. aku juga kesal sih pada cecunguk seperti mereka. Mereka sudah membuat uang-uangku lenyap hari ini."

"Uangkan masih bisa dicari dilain hari, yang terpenting kita anggap saja hari ini pesta. "

"Kau sama sintingnya dengan Sanzu, Ran."

"Terserahlah, yang penting aku ingin segera menyelesaikan misi ini lalu pulang dan tidur."

Koko yang menjadi lawan bicara Ran hanya bisa memutar bola matanya malas.

.
.

[Name] merasa lega, ketika mendengar suara Haitani Rindou yang sedang marah-marah. [Name] sendiri sudah tidak tahan, darah yang keluar membuatnya lemas bahkan kesadarannya mulai menurun.

"Akh.. sakit sekali.."
.

"Eh.. suara apa itu?" Ujar Rindou takut-takut

"Rin ada apa?" Tanya Ran yang mendengar adiknya berkata sesuatu.

"Aniki, aku mendengar suara wanita meringis kesakitan."

"Wanita? cepat periksa, Rin." Kata Ran dibalik alat komunikasinya.

"Haik..."

.

Rindou segera menuju sumber suara dengan mematikan sejenak alat komunikasinya, ketika mendekat ia terkejut melihat [name] meringis kesakitan dengan darah yang mengalir dibawah kakinya.

"[Name], oi.. bertahanlah.." Rindou segera melihat kondisi [name] yang nampak kesakitan.

"Ri.. Rindou." Ucap [name] dengan suara yang parau bahkan wajahnya sangat pucat. Bahkan makin lama kesadaran [name] semakin menurun.

"[Name] bertahan... Tolong jangan pejamkan matamu." Ucap Rindou yang membenarkan posisi terbaringnya [name].

Rindou juga bahkan panik melihat kekasih Sanzu mulai dalam keadaan kritis.
Rindou segera menyalakan alat komunikasinya pada kakaknya.

"Aniki, tolong! Cepat beritahu Sanzu. Ini darurat, aku menemukan [name] dalam keadaan bersimbah darah . Ia mengalami pendarahan bahkan sekarang dia tidak sadarkan diri."

"apa? Baiklah.. aku akan sambungkan pada Sanzu. Kau jaga dulu dia Rin"

"Aku mengerti."

Ran segera menyambungkan komunikasinya pada Sanzu.
.
.

"[Name]!"

Sanzu membuka pintu tempat dimana [name] disekap. Tetapi ia tak menemukan gadisnya didalam ruangan yang dimaksud Rihito.

Tokyo Revengers: LIAR II || Sanzu Haruchiyo x Reader [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang