Hallo teman-teman semua. Salam kenal yaaa.
Semoga kalian suka sama cerita aku. Jangan lupa dukung aku dengan cara vote okee?😡Happy reading!
Angin sore hari ini terasa sangat sejuk. Membawa dedaunan kering bertebangan kesana kemari. Gadis itu terduduk di atas kursi kayu yang terlihat usang. Mata nya memandang betapa indah nya sang mentari saat tenggelam.
Tangan nya terulur untuk mengabadikan momen-momen ini. Setelah dirasa cukup, kaki nya bergerak melangkah ke dalam tempat tinggal nya yaitu, panti asuhan cahya.
"Bunda!"gadis itu memanggil wanita paruh baya yang terlihat sedang membaca koran di kursi rotan nya. "Ada apa Abel?" Tanya nya sambil menurunkan kacamata yang ia pakai.
"Tadi Abel ngeliatin matahari tenggelam bun!"pekiknya senang. Wanita yang dipanggil bunda itu pun tersenyum dan mengelus puncak rambut gadis itu sayang.
"Gimana tadi liat sunset nya? Bagus? Abel senang?"
"Abel liat matahari tenggelam bun, bukan sunset." Abel mendengus kala bunda panti malah menanyakan hal lain menurut nya.
"Emang bunda salah? Engga kan?" Riyanti yang disebut 'bunda' itu pun di buat bingung.
"Tadi Abel bahas matahari tenggelam bun, eh bunda malah nanya sun.. eh, eumm sunset. Nah iyaa ituu."
Mendengar ucapan yang keluar dari Abel, Riyanti menepuk jidat nya sendiri. "Sayang, sunset itu artinya matahari tenggelam. Masa Abel gatau?." Abel mengerutkan kening nya kala mendengar ucapan asing itu. "Abel ga pernah dengar bun, emang itu bahasa apa? Alien?"
"Astagfirullah Abel, kamu emang ga sekolah. Tapi bunda ga percaya kamu sebodoh ini."ujarnya heran.
"Mungkin Abel pernah belajar bun. Cuma Abel nya aja mungkin yang lupa. Hehe"
"Yaudah sana masuk, udah malam. Bentar lagi waktu nya makan malam." Usir Riyanti yang pusing dengan tingkah Abel saat ini.
Abel memang tidak melanjutkan sekolah nya lagi dikarenakan dana panti asuhan tidak mencukupi. Dia rela berhenti sekolah saat kelas 2 SD. Hanya dua tahun dia belajar lalu terpaksa harus berhenti. Dahulu, belum banyak donatur yang bekerja sama dengan panti asuhan cahya. Namun seiring berjalan nya waktu, panti ini sudah berkembang dari sebelum nya.
Tahun lalu, saat umur Abel untuk memasuki sekolah menengah, Riyanti berniat memasukkan nya kembali ke sekolah. Namun Abel tidak mau dan Sampai sakit karena dipaksa terus oleh Riyanti. Hingga akhirnya dia menyerah.
Dan sampai saat ini, Abel hanya menbantu Riyanti dalam menjaga anak-anak panti lain nya.
"Kak Abel, ayo makan!" Gadis itu menarik lengan Abel agar mengikuti nya ke dapur.
Untung dengan sigap Abel menyeimbangkan badan nya agar tidak terjatuh. Kalo tidak, ia tidak bisa membayangkan bagaimana dia mencium lantai."Cindy, kan Abel udah bilang jangan panggil kak. Panggil Abel aja, karena umur kita cuman beda 11 bulan aja."
Cindy pun mendengus. "11 bulan itu sama dengan hampir 12 bulan. Jadi anggap aja kita beda setahun kak."
"Owh gitu yah. Abel kan engga tau."balas nya.
"Ini piring buat kakak."Cindy mengambilkan piring untuk Abel dan setelah itu, ia pun mengambil lauk yang tersedia. Hanya tempe dan sambal terasi saja rasa nya sudah nikmat.
Setelah mengambil nasi, cindy dan Abel pun duduk lesehan di atas tikar sambil sesekali bercengkrama.
"Kak, kakak pengen gak di adopsi?" Tiba -tiba Cindy mengeluarkan suaranya.
"Adopsi itu apa dy?"
Lain kali ingatkan Cindy ya bahwa Abel agak berbeda dari yang lain.
"Inti nya di angkat jdi keluarga gituu kak."
"Owhh. Maaf ya Abel gatau."balas nya sambil tersenyum.
"Gapapa kak. Aku cuman iseng nanya aja sih tadi. Ayo kak tidur!" Selesai makan pun mereka menuju ke kamar dan tidur dengan sangat nyenyak berharap semua mimpi akan jadi nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunning Kruger Family
General FictionAbel adalah seorang gadis polos yang sejak kecil tinggal dan di besarkan di panti asuhan. Hingga pada hari itu, dimana ia di adopsi pada saat berusia 17 tahun. Apakah Abel akan baik-baik saja dengan keluarga baru nya? Yang menurut orang lain 'si pal...