Chapter 56

643 157 30
                                    

Hallo gesshh 🤣🤣 aku tuh suka banget update tengah malam. Kenapa? Ya nggak apa-apa.
Sengaja update pas orang udah tidur. Wkwk 🤣🤣

Oh ya. Sekali lagi, HAYOK DONLOT FIZZO BUAT BACA CERITA KAK RIS JUGA YAAKK

***

“Penawar racun.”

Ercher langsung menoleh begitu mendengar ucapan Terra. Ia berjalan menghampiri Terra yang sedang mencari sesuatu di rak buku. Kemudian menarik lengan wanita itu agar menghadap padanya.

“Akh!” Karena terlalu kencang, punggung Terra jadi membentur rak buku.

“Untuk apa?” tuntut Ercher.

Untuk apa penawar racun? Bukankah malam itu Vanilla bilang kalau racunnya akan diberikan pada Ercher? Kalau memang begitu, racunnya takkan bekerja. Kekuatan regenerasi Ercher bisa menangkal racun itu. Apalagi hanya jenis racun yang dikatakan oleh Terra mungkin tidak mempan bagi orang yang punya elemen sihir sekuat Ercher.

Terra membuang muka.

“Jawab aku.”

Tanpa menoleh Terra mulai menjawab dengan suara pelan. “Igrisa mengubah rencananya. Dia ingin menghilangkan aku.”

Cengkeraman Ercher makin menguat di lengan Terra. “Dia mau mati.”

“Tidak,” Terra nyaris berteriak. Menatap wajah Ercher yang benar-benar terlihat marah kali ini. “Dengar. Kita akan tetap pada rencana awal. Aku akan minum racunnya. Percayalah. Makanya aku butuh penawar agar kinerja racunnya tak terlalu membenaniku.”

Ercher menggeleng. Ia tidak bisa menerima risiko apa pun. Walau Terra bilang bisa menghadapi racun, tetapi Ercher tidak percaya. Bagaimanapun wanita ini bukan orang yang punya element sihir. Nekad bisa membawanya ke sisi Reid. Jika itu terjadi, orang pertama yang akan Ercher bunuh adalah Igrisa.

“Ercher, dengar.” Terra meraih wajah Ercher. “Kau ingin kembali ke ibu kota ‘kan?”

Ya, bukan berarti Ercher akan mengorbankan Terra di Monsecc demi keinginannya untuk segera kembali ke ibu kota dan meninggalkan tanah terkutuk itu. Ercher tidak akan meninggalkan Terra apa pun yang terjadi.

“Vanilla sudah memberitahuku bahwa Igrisa akan meminumkan racun itu padaku. Besok Vanilla akan menaruhnya di minumanku.”

Ercher memegang tangan Terra. “Bagaimana kalau Kakak mati?”

Terra tertawa. “Kau harus kembali ke ibu kota sendirian.”

Itu konyol. Ercher akan ke ibu kota bersama Terra. Ia punya janji pada Raeliana untuk itu. Mana mungkin Ercher meninggalkan Terra mati di Monsecc.

“Tidak mau.”

Terra menghela napas. “Begini saja. Jika terjadi sesuatu yang gawat padaku, segera bawa aku pergi. Bagaimana?”

Ercher tetap menggeleng.

“Rencananya tidak berubah Ercher. Hanya saja aku yang akan meminum racunnya. Percayalah padaku. Kita akan baik-baik saja dan keluar dari Monsecc sebagai pemenangnya pada permainan ini. Philips ... maksudku Ayah takkan membiarkan mereka yang melakukan sesuatu pada putrinya begitu saja. Ayah akan datang.”

Ercher diam.

“Kau percaya padaku ‘kan? Priaku harus percaya padaku. Kau mengerti?”

Ercher menatap Terra. Tidak ada keraguan di mata wanita itu. Jadi, meski berat, mau tidak mau Ercher akhirnya mengangguk dan Terra tersenyum padanya. Setelah melepaskan tangan, Terra kembali berbalik pada rak buku. Menarik salah satu buku dan rak itu bergeser.

The Baron's Heart (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang