Nggak nyampe 7 lagi tamat guys 🥲🥲
Semangat kalian bacanya.Bantuin "Sahara Dell Sandarina" di Fizzo yaa.
***
Rowan dan Carry baru saja sampai di gerbang masuk wilayah Monsecc setelah meninggalkan katedral. Ia melihat pusat wilayah Monsecc yang sejak awal adalah wilayah tenang menjadi agak ....
Beberapa orang berkerumun dan bilang bahwa ada beberapa kuda yang lewat untuk ke kastel Sillabent. Itu pasti rombongan Philips yang dikatakan oleh Kaisar Iberich.
Rowan melihat pada Carry dan rombongannya. Ia tak pernah membawa lebih dari 3 kesatria. Pergi berlima saja sudah sangat aneh bagi wilayah yang tak pernah konflik seperti Monsecc. Entah berapa banyak yang dibawa oleh Philips sampai membuat gaduh.
“Carry,” panggil Rowan sambil dari kejauhan menatap atap tinggi kediaman Sillabent yang sejak dulu tak pernah berubah warnanya. Selalu biru.
“Ya?”
“Kau tinggallah di sini,” kata Rowan saat melihat Carry. “Tenangkan situasi di sini. Penduduk tidak boleh tahu apa yang terjadi pada pemimpin wilayah. Kegaduhan mungkin disebabkan oleh Philips. Aku akan pergi dulu ke Sillabent. Firasatku tidak enak.”
Tentu saja. Kalau begini sudah jelas Philips datang lebih dulu. Entah apa yang terjadi di sana karena Rowan tak tahu apa pun. Ia hanya langsung pergi, bahkan tak sempat melihat pertarungan Tristan dan Pangeran Travis. Tetapi yang jelas, hal buruk sudah terjadi.
“Susul saat kondisi sudah tenang. Mengerti?”
Carry mengangguk. “Baiklah. Hati-hati.”
Rowan langsung menyentak kekang kuda, meninggalkan gerbang masuk Monsecc menuju jalanan utama. Melewati orang-orang yang sudah terlihat bertanya-tanya. Rowan mengabaikan dan terus saja melaju menuju kediaman Sillabent.
Begitu sampai gerbang kediaman, Rowan tak bisa jika tidak mengumpat dalam hati. Ia melihat kuda-kuda berdiri di depan kediaman. Mungkin sekitar 7 ekor termasuk kuda Philips.
Begitu kuda berhenti Rowan langsung melompat turun dan berlari masuk. Tanpa bisa bernapas Rowan menarik pedangnya dan melompat untuk menghalau serangan Philips yang ditujukan untuk Keir.
“Tenanglah, Philips!” Rowan berteriak untuk menyadarkan Philips yang pandangannya sudah gelap penuh hasrat untuk membunuh.
Sambil menahan pedang Philips, Rowan melirik ke sisi kiri. Tak jauh di sana ada Jeni yang bersimpuh sambil memegang pedang perak yang melambangkan Kesatria Saphire. Itu pedang Ercher. Dibanding semuanya, Jeni berdarah dan terluka di beberapa tempat. Wanita itu melawan Keir yang tentu saja tak sebanding.
Pedang Ercher menjawab pertanyaan Rowan saat sampai di gerbang masuk Monsecc. Anak itu sudah tidak ada di sini.
“Beraninya kau melukai putri dan bawahanku,” gumam Philips pada Keir.
“Aku tidak melakukannya,” balas Keir dengan nada dingin. “Harusnya kau belajar mendengarkan orang lain.”
“Philips,” tegur Rowan. “Turunkan senjata.”
Philips melirik Rowan yang ada di bawah pedangnya. Kemudian secara perlahan menarik senjata. “Kau datang tepat waktu. Kalau tidak dia akan mati di tanganku.”
Rowan memasukkan pedangnya ke sarung dan melihat pada Keir. “Kau juga.”
Philips menyarungkan kembali pedang ke pinggangnya. “Di mana anakku?”
“Aku tidak tahu,” balas Keir.
“Kau!”
Rowan menahan dada Philips yang akan menyerang Keir lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baron's Heart (Tamat)
Fantasy(Series 3 Easter) // SUDAH TERBIT Setelah meninggalkan Monsecc sejak usia 8 tahun, Ercher nyaris lupa kampung halaman. Bukan. Ercher ingin melupakan kampung halamannya. Namun, Baginda Iberich dan Pangeran Ein memerintahkannya untuk kembali ke rumah...