Cahaya 1.2

261 21 6
                                    

Awww kepalaku sakit sekali. Aku mencoba membuka mataku yang agak berat. Betapa terkejutnya aku ketika ku toleh sekelilingku. Dimana ini ? arghhh aku tak mengenali tempat ini. Dan yang lebih parah lagi, A-aku bahkan tak tahu siapa diriku, habis apa aku barusan hingga bisa sampai ke tempat seperti ini, dan kenapa tidak ada orang yang mungkin mengenalku di dekatku saat ini.

Dengan kepala yang masih terasa sakit aku mencoba tuk bangkit dari tempat ku tadi terbaring. Sulit memang, secara tubuhku masih sangat rapuh. Dan jika dilihat lebih seksama dimana jari jemariku yang  mungil, wajahku yang mungkin masih manis, dan juga ukuran tubuhku yang bisa dibilang masih kecil, mungkin aku saat ini masih SD kelas 5 atau 6-an.

Tapi kenapa bocah sekecil diriku teregeletak di tengah seperti taman ini tak ada yang menggubris atau bahkan menolongku sama sekali ? Apa aku terlalu hina ? Atau mungkin aku seorang penjahat cilik yang tertangkap basah lalu dihakimi masa dan aku geger otak terus pingsan ?

Arggghhh pikiran-pikiran itu membuat kepalaku semakin sakit saja.

Aku harus bangun, ya harus. Meski aku masih bocah tapi aku adalah bocah lelaki, yang nantinya akan menjadi pemuda gagah lalu menjadi seorang ayah yang tangguh.

Dengan langkah gontai aku mencoba untuk sekadar mencari pertolongan atau bahkan mencari keluarga maupun orang yang kiranya mengenal diriku.

Ku coba berjalan dari sudut ke sudut taman ini. Wah sepertinya disana ada kakak yang sedang pacaran. Mungkin aku bisa coba bertanya pada mereka. Ku hampiri pasangan yang sedang duduk di sebuah kursi taman itu.

"Permisi ka, apa kakak mengenal saya ? Oh atau mungkin kakak tahu dimana Ibu saya ?" tanyaku penuh harap.

Tak ada respon dari mereka berdua. Malah yang aku lihat gelagat aneh dari kakak cowok disana yang lirak lirik ke kanan kemudian ke kiri. Lalu mereka, oh tidak, aku lansung membalikkan badanku. Dasar tidak sopan pada anak kecil, Aku kan masih polos dan belum boleh melihat konten seperti itu.

Aku lalu berjalan meninggalkan dua orang tadi, dengan kesal tentu saja. Kembali ku telusuri sudut taman yang lain.

Syukurlah aku bertemu seseorang yang berpakaian seragam seperti satpam, atau mungkin itu satpam ? Tak tau lah, pikiranku masih error.

"Permisi pak"

" ••• "

Tak ada respon darinya. Mungkin suaraku terlalu lirih, baiklah akan ku keraskan sedikit volumeku.

"Maaf Pak, apakah Bapak mengenal saya ? Oh maksud saya apa disekitar sini ada Ibu yang mencari anaknya ? "

" ••• "                                             

Masih tetap tak ada respon darinya. Aku mulai frustasi. Egoku mulai bangkit. Ini yang kedua kalinya aku diacuhkan begitu saja. Aku mungkin masih anak ingusan, tapi bukan berarti orang dewasa bisa seenak prekedel mengacuhkanku begitu saja kan ? Baiklah, mungkin aku akan sedikit nakal disini. Toh aku ini masih anak-anak. Jadi wajar saja kalau kalau aku ini berbuat sedikit onar.

Aku tendang kaki satpam itu lalu segera ku gunakan jurus seribu langkahku. Biarkan saja dia merasa kesakitan, siapa suruh meremehkan anak kecil sepertiku ?

Dia tak mengejar ku. Selemah itu kah tendanganku ? Ah yang penting aku selamat.

~*~

A-aku tak sanggup lagi seperti ini. Hampir atau bahkan semua orang yang aku temui dan aku tanyai tidak ada satu pun yang meresponku. Hanya muka datar yang mereka tampilkan.

Bagaimana ini ? Suasana juga sudah mulai dingin dan gerimis sudah mendera. Aku.... aku sungguh tak kuat lagi membendung air mata ini sekarang. Mataku sudah terlalu kaku tuk selalu memendamnya.

natsu no HOTARU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang