Part 17

27.4K 516 29
                                    

cover by pipirupiru

Kabar gembira ! bukan kulit manggis kini ada ekstraknya itu sudah lagu lama. Semalam kami mendapat video call dari Ayah dan Bunda, kalian tahu Bunda hamil sudah 3 bulan. Aku turut bergembira, tetapi tidak dengan suamiku yang sedikit malu. bundanya sudah menginjak usia kepala 4 namuh sedang hamil. Ya ampun, gak masalah lagi jika hamil . Beruntung sekali bunda Affa yang seharusnya menginjak masa menoupose namun malah subur. Sedangkan aku yang masih seger , buger gini tidak ada setitik tandapun akan hamil. Dan ku harap disini di negeri sakura ini tuhan sudah memberikan kami momongan.

"Kamu kenapa melamun terus ?" Willy keluar dari kamar mandi dengan rambut yng basah ditambah wajah yang sangat menggairahkan.

"Engg.. nggak kok "

"Jangan bohong , apa yang kamu pikirkan ?"

"Emang kentara banget ya kalau aku bohong ? "

"Banget, Dari cara bicaramu yang begitu saja sudah terlihat. Jujurlah kita kan udah saling berjanji membagi suka cita bersama"

"Jujur ya , bukannya aku tidak suka dengan berita kehamilan bunda. Aku hanya iri saja , mengapa kita belum mendapat momongan"

"Sudahlah sayang , kita hanya bisa berdoa dan berusaha maka tuhan yang memutuskan. Lagian kan kita baru nikah beberapa bulan , belum ada setahun wajarlah . Banyak kok yang sudah nikah bertahun-tahun namun belum memiliki momongan" Ujar willy menghiburku. Aku memeluknya erat tak peduli dengan tubuhnya yang hanya terlilit handuk sebatas pinggang sampai Paha alias shirtless.

"Sekarang kamu doa dulu deh habis itu usaha " Willy memberikan tanda dan aku tak mengerti maksud nya. Dari seringaian mesumnya baru aku sadar maksud tanda tadi.

"tidak sekarang deh wil, aku kan pengen keliling-keliling sini juga. Rugi dong "

"Kok kamu ingkar janji gini sih ?"

“yah wil, aku pengen banget ke pantai” aku memasang wajah semenderita mungkin.

“kan kemarin udah di Bali “ aku memutar bola mataku malas, bukankah kita  juga udah sering begitu. Bahkan lebih sering itu daripada pergi ke pantai. Dan aku masih tak mau kalah, penyakit ngototku yang tiada obatnya ini semakin akut jika mendapat penolakan.

“apa bedanya coba ?”

“jelas beda lah wil, kan aku belum pernah di pantai sub tropis. Sedangkan di bali itu iklimnya tropis jadi ya panas gitu pantainya. Aku jamin sepuluh ribu persen pantai disini beda “ aku memberi jeda sebentar.

“aku dengar beberapa pantai disini bagus. Tropical beach, kadena marina sering dikunjungi loh “ tambahku dengan mata berbinar.

“aku setuju ke pantai, tapi dengan beberapa syarat. Kita ambiil pantai lebih pribadi berada di utara drive dan mengikuti pantai okinawa. Disana sedikit pengunjung dan kita bisa bersantai, tanpa ‘di ganggu’ orang “ willy menekankan kata di ganggu , muncullah seringaian mesum khasnya. Bercinta di pantai ? its not bad. Astaga aku sedang berfantasi liar membayangkan di jamah willy saat berada di pantai.

Tak perlu waktu lama untuk menuju pantai, well suamiku sangat pandai dia membooking kamar hotel 100 meter dari lokasi wisata. Meskipun hotel yang di booking tak semegah apartemenku dulu tapi dekorasi ini klasik. Klasik ala jepang tentunya. Untung saja aku bisa membaca huruf romaji, jadi aku dengan mudah mengetahui keadaan sekitar. Hotel yang kami tempati bernama Akiraba , meskipun lebih pantas disebut rumah penginapan daripada hotel.

Hamparan pasir luas membentang di sepanjang pantai. Kutelanjangkan kakiku dan bermain air. Di samudera sekitar okinawa ini kaya akan olahraga air. Seperti jet sky, wake boarding,surfing, spearfishing, scuba diving boarding, sailling dan masih banyak lagi. Entah mengapa rasanya aku ingin bermain jet sky, tapi apakah willy mengizinkan ?

My beloved cousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang