“Ini sudah hampir larut malam, lebih baik sudahi sampai sini. Besok kalian lanjutkan. ”
“Baik Pangeran! Terimakasih! ”
Seharian ini dirinya sudah sangat disibukan dengan persiapan pernikahannya yang akan di selenggarakan tidak lama lagi dari hari ini tepatnya di Istana Shinsuke.
Meskipun sibuk melanda, Kiyoomi masih bisa untuk membagi waktunya berdua bersama dengan calon istrinya.
Di malam hari, tepat di mana saat rembulan muncul menyinari di atas kanvas hitam dengan taburan bintang ikut menghiasinya. Sakusa berjalan secara perlahan di lorong Istana, suara sepatunya mengetuk beradu dengan keramik lantai yang begitu indah dan mewah.
"Kami akan mengantarmu ke ruang kerja, kebetulan ada beberapa berkas yang harus ku alihkan ke map yang baru. Karena besok dokumen itu akan di ambil oleh mentri. " Shimizu sembari tersenyum. Ia berjalan mengikuti Kiyoomi di belakang, dengan Komori yang menguap karena ini sudah begitu larut malam. Tentu saja rasa kantuk datang lebih cepat.
"Ya. " Sahut Kiyoomi singkat.
Di sepanjang lorong, Kiyoomi menangkap beberapa tempat yang terbuka seperti taman yang menghubungkan dua jalan ke gedung lain. Jadi ingat saat di kediaman Fukurodani, mereka sempat mengobrol di tempat seperti itu dengan kursi panjang berbahan perak dengan beberapa tumbuhan bunga di samping kanan kiri nya.
Kiyoomi mendadak berhenti. Shimizu dan Komori yang berjalan tepat di belakang Kiyoomi pun ikut berhenti dan menengok. "Ada apa? " Tanya Komori bingung bercampur penasaran. Ia melihat Kiyoomi yang tengah menatap Kitashin di balkon lorong Istana.
"Kalian pergilah dulu, aku ada urusan. " Ucap Kiyoomi, matanya tidak menoleh sama sekali dari punggung kakaknya yang berdiri di depan sana.
Komori menengokkan kepalanya. "Hmm.... Baiklah kalau begitu kami pergi dulu. Ayo Shimizu. " Komori membalikan tubuh Shimizu dan mendorongnya pelan untuk kembali berjalan, lalu pada akhirnya mereka meninggalkan Kiyoomi sendiri.
"Aniihue. " Panggil Sakusa, dia berjalan pelan menghampiri Kitashin yang tengah memandang kanvas langit malam yang di penuhi oleh taburan bintang.
"Ya, ada apa Kiyoomi? "
"Apa yang tengah kau lakukan di sini? "
"Hanya menikmati angin malam yang berhembus. Lalu? Apa yang kau lakukan juga di sini? Bukankah sebaiknya kau bersiap untuk tidur? Besok kau harus kembali mengurusi ini semua, kau bilang kau tidak ingin ada yang kurang nanti bukan? " Kitashin lalu kembali fokus melihat langit malam. Kiyoomi terdiam, ia mendekat dan berdiri di samping sang kakak, tangannya bertopang di pembatas balkon.
"Ya, tapi aku percaya kepada semua pekerja yang berusaha membuatnya terlihat bagus, jadi tanpa aku awasi atau atur pun pasti hasilnya akan sangat indah. "
"Kau memang benar, lalu? Apa yang membuatmu datang menghampiri ku sekarang? "
"Kau kan kakak ku, apakah seorang adik tidak boleh datang menghampiri kakaknya sendiri? " Toreh Kiyoomi dengan suara rendah.
Kitashin membulatkan matanya pelan. Ia menoleh kearah Kiyoomi di samping kirinya. Entah sudah berapa lama semenjak hari itu Kitashin mendengar kembali ucapan Kiyoomi yang membuatnya membatu seketika.
Bertepatan di hari ulang tahunnya Kitashin yang ke-11 tahun, umurnya kini sudah bertambah setahun. Saat itu tidak ada satupun yang ingat dengan hari yang sangat special bagi Kitashin hari itu.
Karina dan Aiko sedang pergi bersama Raja Shinsuke kala itu untuk melakukan rapat sekaligus kunjungan rutin seperti biasa yang di lakukan nya setiap sebulan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince SAKUSAATSUMU:
RomanceBerawal dari seorang Omega Atsumu miya yang menjadi pelayan di Kerajaan Seijoh, mendadak di paksa untuk menjadi seorang selir. Merasa jika Pangeran bukanlah pasangan jiwa nya karena tidak bisa mencium aroma Alpha. Atsumu memilih kabur dari Istana Se...