22, Fly to the sky (end)

1.3K 61 2
                                    

Udah siap belum nih? 😗
:D
[Puter lagu sedih ya😇]

Udah siap belum nih? 😗:D[Puter lagu sedih ya😇]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

"Ya Allah.. kakak.."

Jeidan berlari kencang, sangat kencang sampai mungkin melebihi kecepatan manusia pada umumnya. Bahkan Harsa yang mengejarnya pun tidak sanggup.

"Jei pelan-pelan Jei!" Seru Galang yang juga lelah terus mengejar adik bungsu Maselio itu

Sampai pada akhirnya mereka pun dapat melihat Maselio yang sedang bolak-balik di depan pintu ruang ICU dengan mata sembab dan tidak lupa tangan yang ia satukan sembari di letakkan di bibir bagian bawah

"ABANG!" Teriak Jeidan

Maselio menoleh, "Jei.." lirihnya tertahan, entahlah. Dia masih tidak bisa berfikir Jernih, tiba-tiba saja saat dirinya sedang terduduk diam, Suara monitor terdengar nyaring di dalam sana

"A-abang, kakak gimana?" Tanya Jeidan dengan napas terengah-engah, Maselio melirik ruang ICU, "kakak masih di tanganin Jei." Ujar Maselio lemas

Jeidan menunduk, bahunya bergetar, anak itu sedang menangis sekarang, "e-emang kecelakaan yang di alamin kakak separah itu ya bang?" Tanya Jeidan dengan tatapan sayu

"Lebih parah Jei.. hiks, kata dokter kemungkinan nya selamat cuma... Cuma.." Mulut Maselio Kelu hanya untuk mengatakan itu semua, mulutnya bergetar hebat

Jeidan memejamkan matanya, "engga. Kakak pasti selamat!" Gumamnya meyakinkan diri, Jeidan mengusap air matanya, "iya! Kakak pasti selamat! Jei yakin itu!"

Maselio menatap sendu adiknya itu, dia melihat sendiri bagaimana para dokter dan suster berlarian dengan tergesa menuju ruangan adiknya, perasaan Maselio tak karuan.

"Iya, gue juga harus Yakin kalo Nana itu baik-baik aja."

...

Harsa, Galang, Rayhan, Revan, Jeral, Justin, Jaka, Jeidan, dan Maselio kini sedang berada di belakang Rumah sakit, ada satu taman cukup besar di sana.

Jika Harsa dan yang lainnya masih berbincang tentang membuat Seribu burung bangau dari kertas untuk membuat permohonan, maka Jeidan dan Maselio berbeda. Mereka lebih memilih memandangi salah satu bintang yang begitu menonjol di atas sana, Jeidan yakin. Itu adalah Bunda, menurutnya pasti itu adalah Hana, karena Hana selalu lebih menonjol daripada yang lain

"Bunda.. Jei boleh minta sesuatu gak? Bunda pasti denger kan?"

Maselio mengalihkan tatapannya kepada Sang adik, di tatapnya sang adik bungsu yang sepertinya siap menumpahkan air mata kapanpun

[✓]Jeidan Sayang Kakak || Jisung & JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang