Tujuh

31 3 0
                                    

Happy reading

🦋🦋🦋

"Kenapa sih aku harus tinggal serumah sama makhluk satu ini, mana mukanya datar kaya tembok, dingin kaya kulkas 75 pintu," Ucap Nafia dengan kesal.

Tanpa sadar, di belakang Nafia ada suaminya, yang mendengarkan ocehannya.

"Sudah selesai ngomongin saya? Lebih baik kamu bawa barang-barang mu masuk ke dalam sekarang."

"Bantu bawain kopernya dong, kan ini berat," Ucap Nafia dengan wajahnya yang melas, namun tidak dihiraukan oleh suaminya.

Shauqi berjalan masuk ke dalam rumah nya, meninggalkan Nafia yang sedang kesal dan menghentakan kakinya seperti anak kecil.

Nafia memandangi rumah yang didominasi dengan warna putih itu, rumah suaminya ini persis sekali dengan rumah impian yang ingin ia miliki, sepertinya Nafia akan betah tinggal disini.

Nafia memandangi rumah yang didominasi dengan warna putih itu, rumah suaminya ini persis sekali dengan rumah impian yang ingin ia miliki, sepertinya Nafia akan betah tinggal disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan berat hati, Nafia membawa barang-barang nya masuk ke dalam rumah Shauqi.

Sesampainya di dalam rumah, Nafia mencari keberadaan Shauqi untuk menanyakan dimana kamar mereka, dan menemukan Shauqi sedang berbicara di telepon. "Om, kamarnya sebelah mana, gue mau taruh barang-barang gue."

Shauqi berbalik menghadap ke arah Nafia, "Om?", Tanya Shauqi dengan menautkan kedua alisnya. "Saya tidak setua yang kamu kira, jadi jangan panggil saya om, Ucap Shauqi dengan nada ketusnya.

"Y-ya maaf om, kan lo lebih tua dari gue, ya gue panggil om lah" Ucap Nafia dengan sedikit gugup karena melihat wajah suaminya yang menakutkan.

Perlahan Shauqi berjalan mendekati Nafia, sedangkan Nafia bingung, mengapa suaminya berjalan mendekatinya, Nafia berjalan mundur berusaha menghindari suaminya tetapi ia terjatuh karena menabrak sofa di belakangnya dan menarik baju Shauqi, sehingga mereka berdua terjatuh ke sofa. Dengan posisi Shauqi yang berada di atas Nafia, mereka saling menatap dan bergeming. "Kenapa dia kalo dilihat dari dekat ganteng banget, seriusan ini suami gue", Ucap Nafia dalam hati sambil tersenyum memandangi wajah suaminya, sedangkan Shauqi terdiam menatap mata indah berwarna coklat milik istrinya itu, Shauqi tersadar dari lamunannya dan beranjak bangun dari atas Nafia.

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Kagum lihat ketampanan saya?" Shauqi berusaha terlihat biasa saja karena detak jantungnya masih berdegup kencang.

"Ya terserah gue lah, siapa juga yang kagum sama lo, yang ada gue muak lihat wajah jelek lo, oh iya satu lagi gausah modus deketin gue kaya tadi deh, jijik gue".

"Saya tidak berniat modus ke kamu, jangan terlalu percaya diri, saya ingin mengambil kunci didekat sofa, kenapa kamu malah berjalan mundur, kamu duluan yang menarik baju saya, jadi disini siapa yang modus, kamu atau saya hm?"

"Dimana kamar gue, gue gamau ya satu kamar sama om-om mesum kaya Lo, buruan kasih kuncinya gue capek mau istirahat nih", Nafia berusaha mengalihkan pembicaraan, karena ia malu mengingat kejadian barusan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang