"Jika mencintaimu saja sesulit ini, bagaimana bisa aku melupakanmu
semudah yang kau katakan"- zada fadila -
Kejadian 6 tahun silam merupakan mimpi buruk bagi Darez. Kecelakaan yang bahkan hampir merenggut nyawanya.
Seorang anak laki-laki yang teramat sedih, karna dia harus meninggalkan sahabat perempuan nya untuk jarak yang sangat jauh. Dia kesepian sekarang. Dia hanya ingin bermain bersama sahabatnya itu bukan orang lain. Tanpa sadar kedua orang tuanya tengah meratapi dirinya sambil merasakan kesedihan putranya.
"Harusnya kita tetap tinggal disana yah, aku tidak tega melihat darez kesayangan kita seperti itu" ucap wanita dengan nada rendah.
"Aku juga tidak ingin melihat darez terus menerus bersedih seperti ini. Tapi ini untuk kebaikan putra kita, aku tidak ingin zada mencintai darez lebih dalam"
Ya, Riko tau akan hal ini, zada perlahan telah menjatuhkan hati untuk putranya, darez. Karna zada yang mengatakannya sendiri kepada riko.
"Ayahh, apakah boleh aku suka kak darez?" tanya gadis itu dengan wajah yang polos sambil tersenyum lebar yang memperlihatnya lesung pipinya.
"Kalian masih terlalu kecil nak, lebih baik kalian bersahabat saja. Kalaupun nantinya takdirnya darez adalah kamu, dia akan datang untukmu" jawab Riko dengan penuh pengertian.
Zada yang tidak mengerti itupun, akhirnya hanya mengangguk dan tersenyum.
Tanpa sadar mereka kehilangan jejak putranya, darez. Mereka akhirnya terfokus pada mobil yang melaju kencang dari arah barat. Dan darez berada di tengah jalan sambil melamun. Ia tidak memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang ke arahnya.
"DAAREZ AWASSS NAK!" pekik ibunya dengan suara lantang dengan raut wajah khawatir.
Darez yang mendengar ibunya berteriak, lansung tersadar dari lamunan nya itu, namun naas mobil putih itu terlalu kencang hingga menabrak darez yang langsung terpental jauh ke ujung jalan.
Ibunya menangis sejadi jadinya melihat putranya yang tengah berlumuran darah.
-
"Tolong selamatkan anak kami dok, berapa pun akan kami beri , asal anak kami bisa selamat" tutur riko dengan wajah yang sangat amat berharap.Sedangkan ibu darez, tengah pingsan sampai sekarang belum sadarkan diri. Ia sangat shock melihat kejadian naas yang menimpa putranya itu.
"Kami tidak bisa berjanji lebih pak, terus berdoa untuk keselamatan putra bapak" ucap pria dewasa itu.
setelah beberapa jam berlalu akhirnya suster menemui kedua orang tua darez.
"Maaf pak bu, putra kalian dalam keadaan koma" ucap suster itu dengan raut wajah sedih, ya dia paham sekali rasanya harus berada di situasi seperti ini.
Kedua orang itu tengah saling menguatkan satu sama lain, tak lupa berdoa untuk kesadaran putranya.
Kini, darez tak tau Ia sedang berada dimana sekarang. Ruangan putih yang sangat menyilaukan matanya membuat darez menyipitkan kedua matanya. Namun Ia mendengar suara seseorang anak perempuan. Darez juga tak tau siapa dia.
"Kakak kenapa tinggalin aku?"
"Kakak sudah terlalu jauh pergi, apa masih kurang jauh kak?"
"Aku gamau kakak ninggalin aku disini sendirian, hikkss"
"Ayo pulang kak belum waktunya untuk kakak pergi kesini"
"Kakak harus penuhi janji yang sudah kakak janjikan untukku"
Tiba-tiba saja suara itu menghilang dari pendengaran darez. Darez memegang kepalanya yang dirasa sangat amat sakit.
"Arghh aku dimana, siapa dia kenapa kepalaku terasa ingin pecah sekarang" ucap nya.
Tanpa sadar darez terbangun dari komanya, dan masih mengerang kesakitan di kepala nya.
"Alhamdulillah, sangat berterima kasih kepada-Mu" bersyukur karna putranya kini bisa melewati masa masa kritisnya.
Namun tanpa darez ketahui, ia telah kehilangan ingatannya karna kepalanya terkena benturan batu saat dia terpental keras. Ayah ibunya sudah tau mengenai ini, dan tidak ingin memberitau kepada darez, putranya. Karena itu yang terbaik untuk darez, mereka tak ingin jika putranya terus menerus memikirkan sahabat kecilnya itu.
Sejak kejadiaan itu Darez Samudera tak lagi mengingat zada, sahabat kecilnya.
Jika kalian menyukai bab ini, silakan pertimbangkan untuk memberikan vote.
terima kasih🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREZA
Genç Kurgu[𝘿𝙖𝙧𝙚𝙯 𝙯𝙖𝙙𝙖] 𝟶𝟾 𝙰𝚐𝚞𝚜𝚝𝚞𝚜 𝟸𝟶𝟸𝟸 Kejadian malang yang menimpa kedua orang tuanya membuat zada terpaksa harus mengubur sikap kekanak-kanakannya. Namun, dibalik peristiwa menggenaskan itu, rupanya ada sekelompok orang yang harus bert...