02

22 8 28
                                    

SALAM JUMPA DARI MBAK BOS 👽

SEBELUM MEMBACA, FOLLOW AKUN MBAK BOS DULU❗❗❗

JANGAN LUPA TEKAN BINTANG POJOK KIRI★

BAGAIMANA KABAR KALIAN?

TAU CERITA INI DARI MANA?

🦢HAPPY READING🦢

Sebuah kamar dengan lampu yang belum ia nyalakan, beberapa kaca pigura pecah karena terhampas, pecahan kaca gelas dan vas di mana-mana, ia mengambil satu figura, kaca figura yang ada di tangannya itu hancur, seperti figura yang lain.

Di figura itu ada foto seorang perempuan tengah tersenyum bahagia menghadap kamera, “aghhhh” erangnya emosi, gigi-giginya saling mengerat rapat, ia berusaha menormalkan emosinya, terbukti dengan urat-urat leher dan lengannya yang kelihatan, ia berusaha menahan diri, mencoba menguasai luapan emosi dalam dirinya.

Sudah tiga hari semenjak ia mendengar orang yang dia cintai menjalin hubungan dengan sahabatnya yang lain, dari situlah ia merasa dunianya hancur, ia mengingat bagaimana ekspresi Annabelle menceritakan padanya betapa senangnya dia ketika Alandrik mengungkapkan perasaannya, betapa bahagianya dirinya saat mengetahui ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Beberapa kali pria itu mengerang marah, ia duduk di lantai, menyandarkan tubuhnya pada pinggiran tempat tidur, Ia melempar kembali figura yang ada di tangannya dengan kuat pada dinding, membuat figura yang sudah pecah itu semakin tidak berbentuk karena telah menjadi beberapa bagian kecil.

Netranya menatap satu figura lain yang ada disebelah kiri, terlihat tiga anak berbeda gander yang mesih berusia tujuh tahun, dua anak laki-laki dan satu anak perempuan yang berdiri di tengah antara dua anak laki-laki lainnya, foto itu di ambil tiga puluh tahun silam, dimana saat itu mereka belum mengerti apa itu cinta, sehingga tidak menyebabkan terjadinya cinta segitiga seperti saat ini.

Xavier Lewis Hamilton, mata  yang berkilat tajam, alis tebal  dan hidung bak perosokan anak TK, bisa deskripsikan sendiri betapa tampannya pria itu.

pria berusia tiga puluh tujuh tahun ini adalah pengusaha paling berpengaruh di dunia bisinis, daripada bersaing dengannya, semua orang lebih memilih untuk berdamai dan melakukan kerja sama, karena berurusan dengan seorang Xavier adalah sama saja dengan mencari kehancuran.

Pikirannya mengingat saran dari mama nya tadi siang, mencari kenyamanan tanpa mengingat tentang Annabelle dan Alandrik , tapi itu tidak mudah, saat ini tugas kantor Sangat menumpuk.

“aghhhhh” Xavier mengerang frustasi “Sialan! apa yang harus saya lakukan.” umpatnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar

Setelah itu hening beberapa menit, hanya terdengar nafas yang memburu saat pria itu menyalakan rokok, menghisapnya dengan tenang,  saat ingin menyalakan rokok yang kedua, ia urungkan saat terdengar ketukan pintu kamar nya.

“tuan Xavier, ini Sean.”

Lelaki perawakan tinggi itu menatap pintu, beberapa menit melamun, setelahnya Xavier tersenyum saat mendapatkan jawaban dari masalahnya,  setelah itu ia beranjak dari duduknya, berjalan menuju pintu dan membukanya.

Terlihat pria yang umurnya berjarak sepuluh tahun di atasnya menatap ke arahnya, menatap ke arah nya dengan tatapan seolah ia merasakan apa yang dia rasakan saat ini, dia Sean Brown, sekertaris kepercayaan nya semenjak dia menjadi Ceo, sebelum ia menjadi Ceo, Sean adalah sekertaris kepercayaan ayahnya.

Karena terlalu sulit mendapatkan orang yang bisa di percaya di dunia ini, Xavier memilih untuk menjadikan Sean saja sebagai sekretaris nya.

“tuan and–”

VEINTIOCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang