39 - Lebih Kecewa

24.5K 2.3K 186
                                    

Reyvan berkali-kali menghela nafasnya. Elvio benar-benar marah kepadanya. Sedari tadi dia ajak bicara tidak mau menjawab dan malah memilih pergi. Tidak juga menatapnya.

Apa yang harus dia lakukan? Dia juga sudah meminta maaf tapi Elvio juga tidak menjawabnya.

Hah..ini menyebalkan. Dia tidak suka dengan situasi ini. Tidak suka ketika Elvio mengacuhkannya, tapi ini juga salahnya karena mengabaikannya tadi siang.

Dia jadi mengingat Eliz lagi, cewe itu. Ah kita lupakan dia dulu, mending fokus ke Elvio yang sekarang mungkin sudah tertidur nyenyak di dalam kamar Havin. Sudah pukul setengah duabelas malam, Elvio pasti sudah tidur.

" Aku akan mencoba bicara dengannya besok "

Reyvan akhirnya memilih untuk melupakan masalah itu sejenak. Dia juga butuh istirahat, besok adalah hari yang panjang lagi. Selain mengurus Elvio yang sedang marah dengannya, masalah Eliz juga harus segera di selesaikan.

Gadis itu harus secepatnya pergi dari kehidupan mereka. Pergi jauh dan tidak akan kembali lagi.

Reyvan berbaring memyamping, matanya sudah tertutup rapat, hampir memasuki alam mimpi sebelum suara pintu yang terbuka lalu tertutup terdengar di telinganya. Ia mencoba mengabaikannya, mungkin saja Mommy yang memeriksanya sudah tidur atau belum. Karena itu kebiasaan Mommy, selalu mengecek apakah anak-anaknya sudah tidur atau belum.

Lalu ia merasakan kasur di sebelahnya bergerak. Biasanya Mommy akan keluar jika sudah mengecek, tapi ini kenapa malah ikut tidur di kasurnya.

" Selamat malam Rey, aku sayang Rey ".

Suara itu...astaga hahaha.

Rupanya itu kekasihnya, pasti tidak nyaman rasanya tidur di kamar orang lain dan tidak ada dirinya. Karena Elvio itu sudah terbiasa tidur sambil di peluk Reyvan, atau di puk-puk.

Reyvan tersenyum menahan gemas. Ia lalu memejamkan matanya, lalu berbalik menghadap Elvio dan segera merengkuh badan kecil itu.

Membuat Elvio terlonjak kaget karena pergerakannya yang tiba-tiba. Reyvan melirik sebentar melihat wajah Elvio yang kaget, lalu tersenyum dan kembali berpura-pura tidur.

" Jantung gue rasanya mau copot ". Gumamnya yang terdengar oleh Reyvan.

Elvio ikut memejamkan matanya, kepalanya bergerak memposisikan di dada Reyvan yang lebar. Rasanya nyaman, di sini dia jadi mengantuk. Di kamar Havin dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya, jadi dia diam-diam keluar kamar Havin dan masuk ke dalam kamar Reyvan.

Mereka berdua tertidur dengan sangat lelap sambil berpelukan. Hangat, nyaman dan merasa sangat aman. Itulah yang membuat Elvio mudah sekali mengantuk bila di peluk seperti ini oleh Reyvan.

Reyvan membuka matanya ketika Elvio sudah tidur nyenyak. Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman tulus, tangannya mengelus kepala Elvio.

" Sekali lagi maaf, semua akan baik-baik saja. Kamu cukup percaya sama Rey ". Reyvan mengecup lama kening Elvio lalu ikut tertidur.

***

Pagi-pagi sekali Reyvan terbangun, ia melihat Elvio yang masih tidur di dekapannya. Terlihat sangat nyaman.

" Selamat pagi baby Vi ". Bisiknya membuat Elvio langsung menggeliat. Mata indahnya perlahan terbuka, Reyvan tersenyum lalu mengecup bibir Elvio.

Merasa bibirnya mendapatkan ciuman, mata Elvio langsung membola kaget. Aduh gawat, dia kan rencananya bakal bangun lebih dulu biar ngga ketauan pindah tidur di kamar Reyvan.

BL Lokal | Awalnya Tantangan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang