Yang nanya di bagian sebelumnya, kenapa belum up udah 19.30? Bahkan ngingetin sekarang malam minggu, makanya follow akun ig @amimomile, info mundur update udah aku story-in dari sore, kadang foto-foto atau video ATHA aku share di sana juga. Notif wp munculnya suka lama, nggak secepet ig :( Bisa unfollow habis cerita ini selesai.
Happy reading.
_________
WEEKEND kali ini kerasa hampa, teman-teman gue sedang ada kegiatan masing-masing. Vian lagi di US dari seminggu yang lalu, Gema lagi menghadiri resepsi teman SMA-nya di Bandung. Dipta lagi kencan dengan perempuan yang... dia sih bilangnya pacar. Karena hal tersebut gue jadi nggak mood buat jalan. Meskipun sebenarnya teman gue nggak cuma tiga manusia tengil itu doang. Akhirnya hari minggu gue habiskan dengan berdiam diri di apartemen seharian. Keluar sebentar tadi pagi buat nge-gym sama nyari sarapan. Agak siangan gue nonton film yang belum sempat gue selesaikan, habis itu gue ketiduran. Hal tersebut gue lakukan dua hari berturut-turut.
What a bore! Kayaknya gue memang kebanyakan tidur di hari libur. Sampai-sampai baru bangun, udah ngantuk lagi bawaannya. Menjelang sore gue kabangun gara-gara ponsel gue berdering. Gue mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat lebih dulu nama yang tercantum di layar. Yang pasti suaranya perempuan.
"Tha, lagi nyantai nggak? Jalan, yuk." Gue mengernyitkan kening, mengingat-ingat nama si pemilik suara. Rasanya agak asing di telinga. Oh, bahkan gue belum menyimpan nomernya.
Baru dua kali bertemu, menurut gue Shanna ini sering bertindak impulsif. Mungkin karena pekerjaanya sebagai model membuat dia bertemu banyak orang yang mengharuskan dia bertindak seimpulsif itu. Minta nomer gue duluan, ngajak makan siang duluan, sekarang tiba-tiba telepon dan ngajak jalan duluan. Ya, sebenarnya bebas-bebas aja sih. Cuma dalam kurun waktu dua kali pertemuan, bagi gue hal-hal tersebut terlalu cepat untuk dilakukan.
"Sekarang banget, well... let me sleep on it."
"Can you pick me up?" tanyanya, padahal gue belum jawab iya sama sekali.
"Pick you up? What for? I never answer." Gue menjawab agak sarkas, untuk menunjukan bahwa gue tidak mempiliki intensi lebih atas ajakannya. Ya kali gue baru bangun tiba-tiba di ajak jalan, tiba-tiba ditanya bisa jemput enggak. Nyawa gue aja belum sepenuhnya ngumpul.
"Eh... sorry, gue ganggu lo ya? Aduh, maaf... gue kira lo lagi free weekend gini." Dia menjawabnya dengan nada memelas dan menyesal, sebenarnya sebagian besar salahnya memang di gue. Mana mungkin dia tahu gue baru bangun. Tapi harusnya dia juga tahu, kalau gue nggak membalas chat-nya, tandanya gue memang lagi nggak pegang handphone. Jangan asal main telepon orang aja.
"Nggak ganggu sih, cuma gue baru banget bangun nih. Lain kali ya?"
"Okay, whenever you have time. Sekali lagi sorry ya... Rest well, have a good time off, Tha..." Shanna memutus panggilannya setelah mengatakan hal manis tersebut, namun rasanya hambar di gue karena keseringan dapet ucapan yang sama.
Gue merutuki keputusan gue untuk banyak tidur di hari minggu, sebab malam seninnya gue nggak bisa tidur sama sekali sampai jam empat subuh. Tidur cuma empat jam, habis itu bangun lagi buat ke kantor. Gue menikmati kerjaan gue, tapi pas harus bekerja dalam kondisi mengantuk parah, gue sering merutuki waktu yang berjalan nggak konsisten. Kenapa senin ke jumat itu kerasa lama, tapi jumat ke senin rasanya sebentar banget.
Saat gue tengah berusaha membuka mata selebar mungkin sambil berjalan menuju wing kanan lantai dua puluh. Gue mendapati sosok hitam yang berdiri di depan pintu ruangan gue. Kontan gue mengumpat saking kagetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHA ✔
SpiritualTakdir tuh nggak kayak bisnis yang perencanaannya selalu lurus dan runut. Akan ada hambatan-hambatan, masalah, atau bahkan kegagalan. Oleh sebab itu perlu ada yang berperan sebagai problem solver. Wujudnya bisa berbentuk pemikiran, ide baru, prinsip...