The Jerk 13: Salah Paham

1.8K 217 27
                                    

The next day..
Kim's Corp. 10.15 Siang

Hari Senin adalah hari yang paling menjengkelkan. Jauh dari weekend dan aku harus kembali bekerja seperti biasanya menghadapi berkas-berkas sialan yang sudah bertumpukan.

Didepanku seorang wanita berdiri meratapi kenaasannya seolah ada benda berharga dibawahnya memainkan jari dibalik tautan tangannya. Aku melangkah mendekat ingin sekali menampar wajahnya dan membunuh sekaligus memutilasinya agar aku merasa puas. Berani sekali dia menggerogoti hartaku tanpa rasa malu. Bekerja keras pun hanya seberapa.

*yang mau flashback ada di chapter enam bagian Jennie POV

Nampaknya tubuhnya bergetar entah merasa takut atau memiliki perasaan bersalah padaku. Saat aku berdiri berhadapan dengannya dengan penuh keterpaksaan dia mendongak dan berusaha menguatkan diri untuk membuka mulut mengawali topik kami yang akan memanas sebentar lagi.

“Aku meminta ma—”

PLAK

“Siapa yang menyuruhmu untuk berbicara?” 

Aku bertanya menyaksikan bagaimana dia menahan air mata dengan menutupi bekas telapak tanganku yang sedikit memerah di kulit pipinya. Dia membungkuk padaku mengisyaratkan kata maafnya seolah dia tidak sanggup berbicara.

“Kau tau apa imbas dari perbuatanmu, hah?!” teriakku menarik wajahnya untuk mendekat padaku.

“Aku ingin meminta maaf, Mrs.” jawabnya.

“Maaf? Asal kau tahu, kau sudah menghancurkan proyek perusahaan! Memangnya kau mampu mengembalikan semuanya seperti semula hanya dengan kata maaf?!” 

Wanita tidak tahu malu itu, Ho Yeon Jung. Bahkan rasanya menjijikkan sekali jika menyebutkan namanya secara langsung. Jika aku mengetahui semua pekerjaan busuknya sejak awal mungkin aku sudah menendangnya dari perusahaan sejak dulu.

“Kau sudah tidak punya rasa malu sekarang? Akan kupastikan kau tidak akan bisa bekerja di manapun! Aku benar-benar akan membuat namamu di blacklist dan tidak akan ada perusahaan yang segan menerimamu!” jelasku penuh amarah.

H-hajima! Aku melakukannya karena terpaksa Mrs. Demi Tuhan, aku melakukannya karena harus membayar biaya operasi ibuku. Kumohon jangan lakukan itu atau aku tidak akan bisa menghasilkan uang lagi untuk membayar pengobatan ibuku. Tolong ampuni aku, Mrs, kumohon maafkan aku,” 

Jujur aku tertegun dan bungkam ketika tiba-tiba dia berlutut dibawah kakiku dan memohon dengan sangat membiarkan air matanya turun ditambah suara seraknya yang terdengar begitu putus asa.

Aku bukan iblis yang tidak memiliki perasaan. Aku masih memiliki hati untuk mengkasihani orang lain apalagi jika sudah berbicara soal keluarga apalagi orang tuanya.

Tapi dipikir-pikir dia tidak berhak melakukan tindakan bodoh seperti ini jika masih ada jalan keluar untuk memintanya secara baik-baik. Lagipula pasti responnya akan sedikit berbeda dibandingkan melakukan hal yang sudah mulai berbau seperti tindak kejahatan yang bisa mengotori nama perusahaan.

Tubuhku membeku diam tak berarti merasa sedikit iba menatapnya yang tak kunjung beranjak. Pikiranku berputar memikirkan jalan keluar mana yang akan aku gunakan. Tidak mungkin juga jika aku memilih untuk melanjutkannya ke jalur hukum membiarkan setelahnya dia merasakan sakitnya kehilangan seseorang.

“Berdiri!” 

Dia terkejut mendongak menatapku yang masih menatap lurus ke depan tak ingin ikut merasakan sakit yang dia rasakan. Aku cukup memahami bagaimana perasaannya saat ini. Dia masih diam dibawah kakiku mungkin bingung akan menuruti perintahku atau tidak.

THE JERK of HYPER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang