Pagi ini aku terbangun karena perutku yang keroncongan. Salahku sendiri karena semalam tidak mengisi perutku sebelum berangkat ke alam mimpi. Aku masih lelah karena perjalanan dari Seoul ke Inje. Ditambah lagi si kembar memintaku untuk bermain puzzle dengan mereka.
Dengan langkah sempoyongan dan wajah mengantuk, aku berjalan keluar dari Guest House menuju ke Dining Hall. Aku mengernyit saat melihat pemandangan yang untungnya tidak membuat rasa laparku hilang.
Taeyong Oppa dan Faith Eonni saling memeluk dan saling mengecup.
"Oucchhh.... My eyes...." ucapku sambil menutup kedua mataku dengan telapak tangan. Meski tertutup, aku menyisakan sedikit ruang supaya mataku bisa melihat jalan yang harus aku lewati.
Suara tawa Taeyong Oppa yang selalu terdengar renyah di telingaku mengisi Dining Hall. Dia masih sempat-sempatnya mengecup bibir Faith Eonni sekali lagi sebelum dia datang menghampiriku yang sudah duduk di kursi kayu paling ujung.
"Happy birthday Melody !!! Faith bilang, kemarin kau ke perusahaan. Kenapa tidak datang menemuiku? Kau sepertinya lebih sayang dengan Chenle dan Jisung...."
"Please, Oppa.... Jangan mulai...."
Taeyong Oppa kembali tertawa. Dia melipat kedua tangannya di atas meja dan sedikit memajukan posisi tubuhnya ke arahku.
"Karena Oppa sedang senang, Oppa akan membuatkanmu sarapan. Kau sedang ingin makan apa ?"
"Bimbim guksu !!!" jawabku cepat. Bimbim guksu buatan Taeyong Oppa paling enak menurutku. Lebih enah dari buatan Sora gomo atau Mommy Hani.
"Ini masih pagi, Melody.... Apa kau tidak kasihan dengan perutmu..."
Aku segera menoleh saat mendengar suara Appa. Aku langsung tergelak saat melihat Appa berdiri di pintu Dining Hall yang terbuka. Bukan apa-apa, tapi wajah Appa penuh dengan coreng-coreng. Sepertinya si kembar tiga menjadikan Appa sebagai pelanggan salon pribadi mereka.
Faith Eonni mengambilkan beberapa lembar tissue basah dan memberikannya pada Appa supaya Appa bisa membersihkan wajahnya. Setelah mengucapkan terima kasih saat menerima beberapa lembar tissue basah dari Faith Eonni tersebut, Appa berjalan ke arahku sambil mengusap wajahnya.
"Appa kapan datang ?" tanyaku begitu Appa duduk di sebelahku.
"Tadi pagi. Appa belum sempat beristirahat, sudah diajak bermain oleh si kembar...." jawab Appa. Beliau kemudian menoleh ke arah Taeyong Oppa.
"Buatkan Melody sarapan yang lain, Taeyong-ah...."
"Nde, Aboenim...."
Aku mencebik. Gagal sudah kesempatanku menikmati Bimbim guksu buatan Taeyong Oppa.
"Ahhh.... Appa..... Aku kan ingin makan Bimbim guksu buatan Taeyong Oppa....." rengekku sambil mengerucutkan bibirku.
"Ini masih pagi, Melody...."
Aku menangkupkan kedua tanganku dan memasang puppy eyes di depan Appa.
"Pleasee.... Ne ? Ne ? Boleh ya.... Kan ini ulang tahunku...."
"Ulang tahunmu sudah lewat dua hari...."
"Ahhh Appaaaaa....."
"Aisshhh..... Baiklah.... Baiklah.... Terserah kamu saja...."
"YESSSS !!!!" Aku berseru gembira. Aku langsung menoleh ke arah Taeyong Oppa yang berdiri menghadapku dan Appa di depan lemari es. Satu tangannya berada di pinggang. Dia menggelengkan kepalanya beberapa kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei no Akai Ito
FanfictionUnmei no Akai Ito, selanjutnya disebut sebagai Benang Merah Takdir, merupakan kepercayaan Jepang yang sebetulnya berasal dari Cina. Konon, di jari kelingking setiap orang ada benang merah yang tak kasat mata, yang akan terhubung dengan jodohnya. Han...