4 | Gangguan Parasit

11 2 1
                                    

"Mulai saat ini nama mu sudah tertulis sebagai tujuanku selanjutnya. Oleh karena itu, aku akan berusaha untuk mendapatkannya. Pada nyatanya aku memang seegois yang kau lihat."
-Gibran Rahardian K-

🌼🌼🌼

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit lalu. Dan Naura pun langsung beranjak dari kursinya saat guru yang mengajar dikelasnya itu telah meninggalkan kelas.

"Ehh! Lo mau kemana Ra?!" Pertanyaan Alissa itu berhasil memberhentikan langkah Naura sejenak.

"Mau ada urusan bentar. Ntar habis itu gue susul kalian di kantin!" Seru Naura dan sedetik kemudian ia langsung berlari meninggalkan kelas.

Sesampainya Naura di lapangan basket kemarin, ia segera mencari benda berwarna silver itu. Dapat Naura lihat diatas kursi tak ada benda yang ia cari. Dan saat Naura mengecek dibawah kursi ia juga tidak menemukan benda silver itu tergeletak.

Naura mulai panik akan hal itu. Ia mondar-mandir di sekitar kursi yang ia duduki kemarin sembari menggigit ujung ibu jarinya.

Ayo berfikir Naura!! Kira-kira dimana lo jatuhin buku diary itu?! ujar Naura dalam batinnya.

Saat ini ia benar bernar berfikir keras. Banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Dan kemungkinan terburuknya ialah buku nya tidak sengaja disapu oleh petugas pembersih sekolah, dan kemudian dibakar. Tidak-tidak, Naura harus menghapus kemungkinan terburuk itu. Bisa gila ia jika hal itu benar-benar terjadi.

Tapi dimana buku itu? Ah sial, kenapa otak Naura sekarang rasanya buntu? Ia pun melempar tatapan ke sepenjuru lapangan. Namun nihil, Naura tak menemukan apa yang ia cari.

"Lo cari ini?!" Suara itu sontak membuat Naura membalikkan tubuhnya.

Saat itu juga Naura terkejut akan apa yang ia lihat. Buku yang ia cari berada di tangan cowok yang tak ia kenal.

Dengan kecepatan kilat Naura hendak menyahut buku yang berada pada genggaman tangan lelaki itu. Namun lelaki itu dengan cepat pula menjauhkan buku itu dari jangkauan Naura.

"Balikin!"

"Emang ini punya lo?!"

Naura berdecak keras. Ia menatap tajam cowok yang berdiri di depannya itu. Tunggu. Sepertinya ia pernah bertemu dengan cowok menyebalkan ini. Tapi dimana?

"Woi?! Gue tanya tuh dijawab bukan malah diem!"

Oh My God! terkejut Naura dalam hatinya. Sial. Ia baru ingat jika cowok itu adalah cowok yang kemarin! Kenapa bumi se sempit sih?!

Naura menghela nafasnya kasar. "Emang punya gue! Makanya sini balikin!! Lo ga punya hak atas buku itu!" Ujar Naura dengan masih memasang tatapan menghunus itu.

Sesekali ia menjijit agar buku itu bisa masuk dalam jangkauan tangannya. Namun lagi-lagi cowok itu semakin mempersulit Naura.

"Lo itu manusia bukan sih?! Udah gue bilang lo itu nggak punya hak atas buku itu!!" Seru Naura.

Lelaki itu tersenyum miring. "Ternyata lo bisa ngomong panjang juga ya?! Menarik."

"Gue nggak punya urusan sama lo ya. Jadi gue mohon gausah nyari gara-gara sama gue!" Kata Naura dengan suara yang terkesan judes itu.

"Gue punya tawaran buat lo. Kalo lo mau ngasih nomer wa atau id line lo, gue bakal langsung balikin buku kesayangan lo ini!" Cowok itu mengakhiri ucapannya dengan membentuk senyum miring diwajahnya. "Gimana? Setuju?"

"Gue bukan cewek yang sembarangan ngasih nomer ataupun id line ke orang yang belum gue kenal. Apalagi cowok kayak lo!" Tegas Naura.

Akhirnya Naura memilih opsi paling gila yang berada di kepalanya. Ia memilih menginjak kaki cowok itu dengan sekuat tenaga disusul dengan tendangan keras ke arah betis.

EVANESCENT : Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang