1.0

30 8 0
                                    

"Aku ingin bertemu dengan mu sekarang, aku sudah memberi lokasi dimana kita akan bertemu, datang sendiri karena aku hanya membutuhkanmu." ucap Jang-Su dalam telpon tersebut, lalu menutupnya dan pergi menyiapkan mobil untuk pergi ke lokasi yang dia maksud.

Di tempat lain dimana terlihat para pemuda sedang bersantai di ruang tv, sambil melakukan aktivitas nya masing-masing, seperti Hyun-Ki dan Ye-Seung sedang bermain game, Do-Yun yang membantu Min-Jun belajar sedangkan Joo-Won yang sedang membaca bukunya.

Tak lama Kang-Dae pun muncul dari kamarnya, turun ke dapur untuk sekedar minum dan kemudian berjalan keluar dengan melawati ruang tv. Joo-Won yang melihatnya sedikit penasaran, karena pakaian yang Kang-Dae pakai sedikit lebih rapih dari biasanya.

"Mau kemana lo?" tanya Joo-Won tak mengalihkan padangan dari bukunya.

"Penting buat lo?" jawab Kang-Dae tak kalah dingin, sambil memakai sepatunya.

"Seenggaknya, gue tau dimana lo mati nanti."

Kang-Dae yang mendengar hanya mengabaikannya, sambil terus memakai sepatunya dengan benar.

"Gue bukan bocah! Urus aja buku bokep lo itu, ga usah mikirin gue mati dimana. Yang jelas, pas lo mati nanti, gue yang bakalan nguburin mayat lo." ucap Kang-Dae semakin dingin, dengan meninggalkan sebuah suara yang keras saat dia menutup pintu, membuat semua orang disana sedikit tersentak.

Mereka pun tak heran jika Joo-Won dan Kang-Dae bertengkar, mereka selalu seperti itu karena sifat keras kepala yang mereka miliki.

Joo-Won hanya berdecak mendengarnya, dia memang sudah muak dengan Kang-Dae tapi apa yang bisa dia perbuat, Kang-Dae adalah ketua dari geng tersebut, dan dia juga sudah banyak membantunya selama ini, jadi mau tidak mau Joo-Won harus terus mengalah padanya, walaupun dia tidak mau.

Kembali pada Kang-Dae, yang sedang berkendara dengan motornya menuju lokasi yang telah dikirimkan padanya, dan sampailah dia di sebuah kafe yang dimana telah ada seseorang yang tengah menunggu kehadirannya disana. Kang-Dae pun kemudian menghampiri pria itu dan duduk di depannya.

"Jadi, apa yang kau inginkan sekarang?" tanya Kang-Dae pada pria itu, yang tak lain adalah Cyan, tangan kanan dari Collin yaitu sang pemilik geng blackwolf.

"Collin sedang pergi keluar negeri. Jadi, kini anaknya yang akan mengambil alih semua keputusan Collin disini, kedatangan aku kesini hanya ingin menyampaikan pesan Collin padamu, untuk menghadiri pesta penyambutan putranya yaitu Atlas. Kau harus datang selaku ketua dari geng Blackwolf." jelas Cyan pada Kang-Dae.

"Jika itu perintah dari Collin, aku akan melakukannya." ucap Kang-Dae padanya, kemudian Cyan pun menjelaskan, dimana, dan jam berapa dia harus datang ke pesta itu.

Setelah perbincangan mereka, Cyan pun pergi begitu juga dengan Kang-Dae yang langsung beranjak menuju rumah sakit, untuk menemui saudarinya.

Sesampainya di rumah sakit, Kang-Dae pun langsung duduk di samping bangsal milik Na-Ra. Sembari menunggu adiknya tersadar dari tidurnya, Kang-Dae pun memutuskan untuk bermain game.

Beberapa saat setelah itu, Na-Ra pun terbangun dan melihat Kang-Dae sudah berada di sampingnya sambil bermain game, dia memang sudah mengetahui jika kakaknyalah yang berada di dekatnya selama dia tertidur.

"Why are you here? Are you not working?" tanya gadis itu yang melihat saudara kembarnya tengah asik bermain game.

Mendengar itu pun Kang-Dae langsung menyimpan ponselnya, lalu memegang tangan adiknya yang dingin bak sebuah es.

"Are you getting better? The doctor said you sleep a lot now," ucap Kang-Dae dengan lembut pada adiknya.

"I'm fine, it's just that I get tired easily now. But, I'm sure I'm better, so you don't worry." Na-Ra yang selalu meyakinkan kakaknya, agar tidak terlalu khawatir padanya.

"I know, you will be stubborn. But please, follow what the doctor says, you have to eat a lot and take medicine regularly. You know, I can't always be there for you, so get used to it okay. You're all I have now." Jelas Kang-Dae yang mencoba untuk menasehatinya agar selalu menuruti apa yang dikatakan oleh dokter demi kesehatannya.

"Fine. I'll follow what you say, but you have to promise me, that you will take me home from here. I'm so fed up here, so take me home. I beg you,"

"I'll take you home, when the doctor has allowed you to go home. So don't worry, oh- I brought your favorite bread, now you eat and take medicine. I can't longer here,"

"Why so fast hm? I even just woke up from my sleep,"

"Then, let's take the medicine. I'll be here, until you finish taking medicine."

Akhirnya Kang-Dae pun menemani adiknya seharian, setelah dia bertemu dengan Cyan untuk membahas pesta penyambutan bos barunya yaitu Atlas.

Di tempat lain kini Ha-Yeon pun sedang memikirkan tentang ajakan Ha-Neul, untuk menghadiri pesta tersebut, dia tau betul jika adiknya akan bosan berada di sebuah pesta, apalagi pesta yang tidak dia inginkan, dan Ha-Yeon pun akhirnya setuju dan berfikir untuk pergi kesana untuk adiknya, Ha-Neul.

***

Keesokan harinya, dimana Kang-Dae telah bersiap-siap untuk pergi, tiba-tiba dia mendengar suara seseorang yang memaksa membuka pintunya dengan sedikit mendobraknya.

Kang-Dae yang melihatnya langsung membuka pintu, lalu secara langsung Ye-Seung yang berusaha mendobrak pun kini terjatuh tepat di depan Kang-Dae.

"Lo punya tangan kenapa ga dipake buat ngetuk pintu?" ucap Kang-Dae dingin, melihat Ye-Seung yang berusaha bangun sambil meringis kesakitan

"Gue pikir lo bundir anjir, karna semalem lo pulang sambil mabok." ucap Hyun-Ki yang memang berada disana, dan menyuruh Ye-Seung untuk mendobrak pintu.

"Lo gapapa kan, hyung? Lo baik-baik aja, kan?" ucap Min-Jun yang khawatir dengan Kang-Dae, sementara Do-Yun terus memperhatikan setelan yang dipakai oleh ketuannya itu, tuksedo rapi dan elegan yang menempel pada tubuh Dae, membuatnya lebih gagah dan berwibawa.

"Lo mau kemana, Dae? Rapi bener setelan lo, mau ngelamar cewe?" ucap Do-Yun yang membuat Ye-Seung dan yang lainnya terkekeh menyadari penampilan Kang-Dae.

"Gue kira ga bakalan ada cewe yang mau sama si kulkas ini, ternyata dia gercep anjir!"

"Takut keburu kabur lagi mungkin Shim, haha!"

"Gue mau pergi ke pestanya Collin, dia nyuruh gue buat datang. Jadi kalian siaga aja disini, siapa tau nanti Cyan ngasih kerjain lain dari Collin." ucap Kang-Dae yang langsung meninggalkan mereka dengan Joo-Won yang memainkan ponselnya di sofa, Kang-Dae pun menoleh padanya, kemudian pergi menuju tempat dimana pesta itu berlangsung.

.

.

.

.

tbc?
just vote and comment, thanks~

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang