Happy Reading! 🌮🌮🌮🌮🌮
Another World: Another Antagonist Figure
Bagian Dua Puluh Sembilan - Figuran Tidak Bisa Mengendalikan DiriKoridor di Airlangga High School terasa sangat lenggang daripada saat Syakira berjalan bersama dengan Karrel. Mungkin karena Karrel salah satu tokoh utama laki-laki di dalam novel sehingga keberadaannya menarik banyak perhatian. Padahal tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, sekarang pun Syakira tengah berjalan bersama dengan second lead. Tokoh laki-laki kedua yang seharusnya mendapat lebih banyak perhatian dari orang-orang. Namun tidak masalah, Syakira malah suka dengan suasana seperti ini. Dia tidak perlu merasa tidak nyaman karena menjadi pusat perhatian.
"Lo udah tahu mau kerja kelompok dimana?" ucap Raka membuka pembicaraan di tengah perjalanan mereka menuju kedai kudapan.
"Kelompok?"
"Tugas sejarah." ujar Raka lalu melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. Sebenarnya Rizky dan Gilang sudah menunggunya di parkiran.
"Ah sejarah." kata Syakira baru mengingatnya. Bahkan sebelumnya Syakira tidak merasa pernah memiliki tugas kelompok yang dikerjakan di luar lingkungan sekolah. Seperti, tiba-tiba tugas itu selesai dengan sendirinya.
"Nggak tahu."
Syakira benar tidak tahu, apa dan bagaimana sejarah di dunia ini. Entah karena dia yang tidak belajar ataupun karena penulis yang tidak menceritakan history dari tempat tinggalnya. Tetapi, rasanya sudah cukup Syakira terus-menerus menyalahkan penulis atas apa yang dia alami. Sepertinya ini tidak murni kesalahan dari penulis, namun karena Syakira sendiri yang tidak survive terhadap kehidupannya sendiri. Terlalu sibuk dengan perasaannya untuk Arsenio, dan berpikir bahwa dia adalah sosok introvert.
"Lo agak ansos ya?" ucap Raka pelan, takut menyingung.
"Huum." aku Syakira sambil menganggukkan kepalanya.
Raka menghentikan langkahnya, kepalanya menoleh pada Syakira yang juga menatapnya. "Why?" tanya Syakira.
"Nothing."
"Kalau lo sama Karrel mau, gue ada rekomendasi tempat bersejarah." ucap Raka dengan nada meyakinkan.
"Gue tanya Karrel dulu."
"RAKA!" teriakan melengking yang disusul hentakan kaki rusuh dari ujung lorong.
Rizky dan Gilang datang entah dari mana kemudian memeluk leher Raka hingga cowok itu nyaris tercekik. Raka terbatuk sejenak sebelum mendorong dua temannya menjauh. Rizky dan Gilang sendiri hampir terjungkal saat mendapat dorongan kuat dari Raka.
"Brutal banget." ujar Rizky ditunjukkan pada Raka, tapi lebih cocok untuk dirinya sendiri. Melihat kebrutalannya dan Gilang saat berhasil menemukan eksistensi Raka.
"Eh...Syakira." ucap Gilang setelah menyadari sosok perempuan yang berdiri tidak jauh dari mereka. Ada jeda sejenak yang Gilang ambil, entah untuk berpikir ataupun untuk mengingat nama perempuan tersebut.
"Kita ganggu ya?" tanya Gilang yang merasakan aura gelap dari Raka.
Syakira tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. Mengganggu apa? Dia dan Raka hanya berniat ke kedai kudapan.
"Kalau nggak ganggu, kita mau pinjem Raka." izin Rizky dengan senyum lebar yang ditunjukkan pada satu-satunya perempuan di sana.
"Lo kira Raka barang."
"Loh bukan?" tanya Rizky dengan raut sok terkejutnya.
"Dia kan...ATM berjalan." ucap Gilang yang disahuti Rizky, dua cowok itu kemudian melakukan high five seolah memenangkan sesuatu. Sementara yang menjadi topik pembicaraan memasang wajah yang semakin masam. Raka sendiri sadar bahwa dia yang selalu menjadi bagian administrasi seorang Rizky dan Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Another Antagonist Figure
Fiksi Remaja[Harap follow sebelum membaca] Welcome to my new story guys. Kamu bisa membaca cerita ini selagi On-Going. Enjoy guys! I'll do my best. Setelah menemukan novel yang ada di bawah tempat tidurnya, Syakira sadar bahwa takdirnya sudah ditentukan. Dia a...