(10) 𝙘𝙡𝙖𝙨𝙨𝙢𝙚𝙚𝙩

39 28 0
                                    


"Jika bahagiamu bila bersamanya,
bahagiaku tak perlu kau fikirkan"

- zada fadila -









- 𝙘𝙡𝙖𝙨𝙨 𝙢𝙚𝙚𝙩𝙞𝙣𝙜 -

"Zaaa, hey kenapa bengong mulu sih?, daripada ntar kesambet gimana kalau kamu ikut kita ke lapangan liat pertandingan basket. Daripada sendirian di kelas ntar diculik loh" gurau gadis bernama bila kepada sahabat nya itu yang cuek itu.

Pemikiran bila ini memang ngga logis, sejak kapan duduk diam dikelas bisa diculik? Bila memang random ya pikirannya.

"Ada ada saja" tersenyum sambil menggeleng kan kepala nya, namun zada kali ini mengiyakan ajakan sahabatnya itu. Tumben sekali, bukan?

"Asikk, yuk gaes otw lapangan, ngga sabar nih liat cogann" Bila mendorong punggung keempat sahabatnya itu agar segera keluar dari kelas.

- 𝙡𝙖𝙥𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙨𝙠𝙚𝙩 -

"Duduk disini aja, lumayan lah ada pohon jadi ngga panas panas amat" ucap nata sambil mendaratkan bokongnya di kursi panjang, yang mendapat anggukan oleh ketiga sahabatnya.

"Ehhh itu bukan nya kak darez ya?" ucap rischa seraya menyenggol bahu ketiga sahabatnya.

"Ckck lah iyaa baru keliatan, kemana aja tuh orang baru keliatan" kini salsa yang menanggapi pertanyaan rischa.

Zada pun membuka suaranya. "Memang nya dia udah berapa lama ngga masuk sekolah?" ucapnya ingin tau.

"Ya, sekitar 3 mingguan sih. Ngga ada kabar ngga ada apa tibatiba ngilang, kayak doi ckck" jawab bila dengan cengiran khasnya.

Kini zada terfokus pada darez sahabat kecilnya, yang mencetak bola untuk kesekian kalinya. Ia tau benar bahwa darez sangat menyukai basket sejak dia masih kecil. Basket itu termasuk sebagian penting dalam hidupnya, sampai sampai zada dipaksa untuk menyukai basket juga. Tapi bagi zada itu bukan paksaan, karna diam diam zada suka dengan hal hal berbaur bola, sebab ayahnya mantan pemain bola.

"Aduhh kak darez idaman bgt"

"Ngga kuat aku liat ketampanan nyaa"

"Semangat mas pacarr"

"Kak alvin jangan terlalu ganteng, ngga kuat adek tuh ngelihatnya"

Teriakan para kaum hawa yang menghiasi lapangan, ya karna pertandingan kali ini diwarnai dengan ketampanan.

Skor yang dicetak oleh kelas XII MIPA 1 lebih unggul dibandingkan kelas XII MIPS 2. Dan kini waktunya istirahat sebelum final untuk menentukan pemenangnya.

Namun di pojok lapangan sudah ada keysa yang membawa minuman dan handuk kecil. Tapi untuk siapa dari sekian banyaknya yang bertanding?

"Darezz, siniii" teriak keysa karna jarak keduanya yang cenderung jauh.

Darez pun melangkahkan kakinya untuk mendatangi keysa. "kenapa?"

Zada kini mengikuti kemana arah darez melangkah, dan ya dia melihat sahabat lamanya keysa yang tengah menatap kearah darez.

"Kamu pasti capek bgt kan, minum dulu" sambil mengangkat tangannya untuk mengelap keringat lelaki di hadapannya.

"Hm" ucapnya singkat, padat, dan jelas ckck.

"Ayuk ke kantin sayang aku laper bgt" ucap keysa lantang agar zada mendengar nya dan tak lupa memeluk tangan kekar milik darez.

Darez hanya bisa menghela nafas kasar dan mengikuti kemana keysa membawanya.

Gadis yang sejak dari tadi menatap pergerakan mereka berdua kini bermonolog dalam hati. "Sayang? Jadi selama ini firasatku benar mereka berdua sudah memiliki hubungan. Tapi mengapa keysa merebut kak darez dariku? Padahal dia tau bahwa aku menyukainya"

"Sepertinya sudah seharusnya ku lepaskan kak darez, dia sudah mendapatkan kebahagiaanya sendiri dan seharusnya aku juga begitu" sambungnya.

"Hei cantik, mikiran apa sih? Mikirin aku kan yaa ckck" Entah dari mana asalnya alvin datang dan membuyarkan lamunan nya.

"Jangan kepedean, buat apa gue mikirin lo yang sama sekali ngga penting buat gue" mencoba berdiri namun segera dicekal tangan nya oleh alvin.

"Tapi bagi aku kamu penting zada fadila" jawab alvin dengan menekan dibagian namanya.

"Bukan urusan gue!" ketus gadis itu.

Gadis itu baru sadar ketiga sahabatnya itu sudah tidak ada, tibatiba saja menghilang dari pandangannya. Kemana perginya.

"Sudah aku suruh balik, habisnya kalau ada mereka ganggu kita berduaan" ucap alvin dengan mimik wajah cemberut seakan dia tau apa yang zada risaukan.

"Sinting" melepas cekalan tangannya dan langsung menjauh dari hadapan alvin.

"Sinting sinting gini juga kamu bakalan sayang" teriak alvin dengan nada menggoda.

Zada yang mendengar nya kesal setengah mati, Ia ingin sekali membungkam mulut lelaki itu sekarang. Tapi lebih baik zada melanjutkan langkah nya menuju kelasnya daripada harus bercocok mulut dengan manusia sinting itu lagi.

"Gue bakalan bikin lo suka sama gue, secepatnya lo bakalan jadi milik gue, alvin altar" ucap alvin dalam hatinya sambil menatap kepergian gadisnya, zada.










Jika kalian menyukai bab ini, silakan pertimbangkan untuk memberikan vote.

terima kasih🙌

DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang