001 || Wind Guide Me ➜ Taufan

2.7K 207 27
                                    

✧ ✧ ☯ ✧ ✧

Anemo, elemental angin.

Dahulu, pemilik elemental Anemo pertama muncul pada perang pemberontakan membela kebebasan masyarakat yang terisolasi dalam pimpinan Persephone. Hakikatnya, Anemo muncul pada sosok yang memiliki jiwa kebebasan. Rasa ingin mencoba segala hal, terbebas dari jeratan tapi terikat di saat yang sama. Apa artinya terikat, jika terikatnya pada prinsip kebebasan itu sendiri?

Kuputeri-salah satu sosok yang terlahir dari darah sama seperti pemilik Anemo pertama. Satu darah, tapi tidak satu nasib. Perbedaan mencoloknya dengan pemilik elemental Anemo lain adalah ... ia telah kehilangan elementalnya. Retak'ka dengan kejam mencuri Anemo Kuputeri membiarkan daerah yang dahulu leluhurnya bela dengan prinsip kebebasan kembali dijajah.

"Tanpa kuasa Anemoku, aku tak bisa apa-apa."

✧ ✧ ☯ ✧ ✧

"Taufan!"

"E-eh?!" Refleks Taufan menghindari keris petir yang dilempar ke arahnya. Hampir saja, bisa gosong tuh kalau kena. Lelaki bermata biru safir itu tertawa, ia semakin mempercepat skateboard yang dipakai demi menghindari monster merah kejam yang bisa disebut sebagai Halilintar, si kakak pertama. Topi sang kakak masih ada dalam kuasanya, pantas saja masih dikejar padahal mereka sudah lari-larian dari istana kerajaan Elektro ke kerajaan Anemo.

Mengapa Taufan mengambil topi kakaknya? Ya, tak bisa dipungkiri alasan terbesarnya adalah Taufan sedang mood jahil. Siapa yang asik dijahili selain si kakak pertama yang kerjaannya mingkem di istana Elektronya sendiri? Menjahili Gempa gak asik, yang ada malah Taufan diberi nasihat padahal ia yang jadi kakak. Blaze? Nope, dia itu partner jahil. Ice? Halah kacau! Malah Taufan terganggu oleh suara tidurnya. Thorn? Sama, dia partner troublemaker. Solar? Yah, dia orang kedua yang asik dijahili selain Halilintar. Kalau selamat dari amukan Halilintar, setelah ini Taufan menjahili si bungsu, deh.

BZZT!

'Mati, mati aku!' Taufan mengumpat dalam hati, ia dalam fase mempertanyakan seluruh hidupnya kala berbelok ke gang dan mendapati jalan buntu. Mana keris petir Halilintar yang tak kena sudah menancap di tembok yang menghalangi lagi. Bahkan sebelum Taufan berbalik, ia tahu Halilintar di belakang sudah menatap tajam dan menjanjikan penyiksaan.

"Mau lari ke mana lagi kau, Taufan?"

"Ke hatimu~!" Meskipun panik, tapi lidah Taufan punya refleks menyeletuk. 'Fix, aku mati.' Taufan tertawa miris dalam hati melihat kakaknya, Halilintar, sudah beralih ke listrik merah daripada kuning yang kekuatannya jauh lebih kejam. Duh, Taufan sedang di tahap satu, mana sempat jika ia mengakses tahap dua apalagi di kondisi serba panik seperti ini. "Kak Hali, sabar! Sabar! Kalau nekat tebas aku, nanti aku bawain balon-"

BZZTT!

✧ ✧ ☯ ✧ ✧

"Berhentilah mengganggu pangeran Halilintar."

Bohong kalau bilang Halilintar saja yang emosian, toh memang Taufan suka memancing emosinya. Taufan tertawa ringan saat Gempa sampai di kamar Anemonya, baru saja ditinggal tabib yang memberi terapi karena ada bagian tubuh Taufan yang sedikit kejang akibat listrik Halilintar. Hanya terapi singkat dan Taufan kembali seperti biasa. "Tapi aku gabut, Gem! Lagian kak Halilintar galak amat sampe pake tahap dua segala! Lihat saja, aku bawakan balon nanti-"

"Ekhem!"

Ternyata sosok yang dibicarakan selama ini diam di belakang Gempa, ia menyandar pada dinding dan postur tegap Gempa berhasil menutup tubuhnya.

WIND GUIDE ME ➜ TAUFAN [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang