he's

919 92 0
                                    

Gangster ini di ketuai oleh gabriel alexander malvien, yang tak lain adalah anak dari male lead sequel pertama sekaligus kembaran ku.

Wakilnya bernama nathaniel elbarack xaviero, jika di gangster posisinya sebagai wakil tapi jika di organisasi mafianya, dia lah sang leader yang paling mematikan. Sekaligus si Tokoh misterius di novel sequel ke 2 ini.

Dalam cerita, dua orang ini satu satunya orang yang tak pernah ikut campur dalam drama. Saat inti dangerous devil begitu memuja female lead. Dua orang ini justru paling acuh.

Anggota lain dia adalah alden lucius fallen, sang male lead dalam sequel ke 2. Sekaligus seorang hacker. Juga psikopat berdarah dingin.

Kemudian davian wiratama atmaja. Dalam cerita keberadaannya hanyalah sebagai pelengkap agar cerita lebih seru. Ciri khas nya yang cerewet dan playboy ini lah yang membuat inti dangerous devil tak begitu sepi, tapi siapa yang menyangka jika pria ini adalah pembunuh berdarah dingin yang sedang di incar hampir seluruh polisi di dunia.

Dan terakhir daniel exfetious eglard. Si kutu buku yang hanya tersenyum kalem saat bertemu siapapun dan dalam kondisi apapun. Dia, yang paling sulit di tebak emosi dan jalan pikirannya. Tapi siapa sangka jika pria ini salah satu anggota mossad,intelegent asal israel yang tak ada seorang pun tau tentang identitas nya.

Bisa di bilang seluruh anggota inti dangerous devil bukanlah orang sembarangan. Jika saja aku tidak tau tentang mereka dari novel, mungkin sekarang aku akan mengira mereka hanyalah siswa biasa yang nakal.

"...la"

"...lla"

"ella!"

" apa??"

" di panggil bu tiwi noh.."

Aku segera menatap kedepan dengan senyum kaku yang terpasang di bibirku.

" gabriella alexandra!, kenapa gak jawab panggilan ibu!"

Aku tersenyum kaku. Tangan ku secara tak sengaja menggaruk tengkuk yang tak gatal. Ku lirik lisa di sampingku yang tampak cekikikan.

" kenapa gak manggil gue sih.."

bisik ku kesal pada lisa. Gadis itu justru balas melotot padaku tak kalah kesal.

" eh monyet! Gue udah manggil manggil elo dari tadi ya.. Kuping lo aja yang congek!"

bisiknya tak kalah kesal. Aku meliriknya sinis kemudian segera ku alihkan pandangan ku kedepan dan mengucapkan permintaan maaf pada bu tiwi.

" bisa gitu ya, nama nya mirip banget sama loe bos, jangan jangan jodoh lo kali...."

tukas davian yang di balas lirikan sekilas gabriel. Entah apa yang pria itu pikirkan, tapi yang jelas pria itu tak mengalihkan pandangannya dari ella sedari tadi sejak nama yang begitu mirip dengannya di sebutkan.

Setelah hari itu, kehidupan ku berjalan seperti biasanya. Tak ada yang spesial. Monoton dan tenang. Aku tak banyak berbicara dengan inti dangerous devil. Begitupun teman sekelasku yang lain. Kebanyakan dari mereka justru segan atau pun takut untuk sekedar bertegur sapa dengan inti dangerous devil. Begitupun dengan ku yang tak ingin terlibat apapun dengan mereka.

Hari hari ku lalui dengan di sertai drama novel entah itu di lorong, kantin, parkiran ataupun di lapangan yang tak sengaja ku lihat. Semuanya tetap berjalan selayaknya alur novel.

Dan sekarang, aku menghela nafas lelah menatap bola berwarna orange di tangan ku. Hari ini, pelajaran olah raga. Dan materi yang di bawakan hari ini tentang bola basket. Kau tau entah di kehidupan ku yang dulu atau pun sekarang aku selalu lemah dalam pelajaran ini.

Dan yang membuat ku malas kali ini adalah. Pelajaran ini di lakukan dengam cara berpasangan. Guru sudah menentukan pasangan olahraga berdasarkan urutan absen. Itu artinya kau bisa menebak siapa patner ku.

Yups, gabriel. Ini karna urutan absennya tepat di atas ku. Gabriel and gabriella. Begitulah absennya.

" gue kagak bisa gunain benda ini"

ujarku dengan menyodorkan bola orange itu ke gabriel.

" lo main sendiri aja ya.."

" gue ajarin"

Aku melongo dalam sepersekian detik. Setauku, seorang gabriel selalu anti berdekatan dengan perempuan apalagi untuk hal remeh seperti ini. Aku segera menormalkan ekspresi konyolku itu saat ku sadari gabriel merebut bola di tangan ku. Kemudian pria itu memberitau ku cara cara yang benar mendribel bola dengan segala tetek bengek lainnya sekaligus mempraktekannya di depanku. Dan karna itu, aku baru sadar jika gabriel ternyata bisa berbicara pajang lebar juga ya..

" Lo.. Kagak penasaran?? Nama loe kenapa mirip banget sama gue??"

tanya gabriel sembari memperhatikan ku mendribel bola. Yah... Setelah melewati benyak usaha aku mulai berhasil menggerakkan benda ini dengan beberapa gaya yang gabriel ajarkan.

" ngak"

" kenapa??"

" ngak pengen aja"

" kenapa ngak?? Lo udah tau sesuatu??"

Gerakan tangan ku yang mendribel bola terhenti begitu saja. Ku tegak kan tubuhku, ku tatap gabriel sejenak. Aku sadar antara aku dan gabriel ada banyak kemiripan. Mungkin, jika aku laki laki aku akan mirip dengan nya kali ya..

" gue gak ngerti apa yang lo maksud? Pertanyaan loe seolah olah elo tau sesuatu dan ingin memastikannya sama gue."

Sudut bibir gabriel terangkat. Tangannya terulur dan mengacak rambut gue sekilas.

" kalo lo pulang nanti, titip salam buat nyokap lo dari gue. Gue yakin nyokap lo kenal gue."

Dan setelah mengatakan itu, gabriel pergi gitu aja. Tanpa berniat menjelaskan apa maksud dari ucapannya.

Hidden characterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang